FIRE IN JAKARTA

423 22 1
                                    

"Api! Api!!"

Semua orang yang berada didalam rumah sakit bergegas keluar rumah sakit, untuk menyaksikan kebakaran yang terjadi tak jauh dari sana.

Termasuk seorang wanita yang menggunakan jas putih ditubuhnya, dia berlari keluar dengan raut wajah yang sangat panik.

"Na, itu kompleks rumah lo kan?" Rekan dan teman Kirana menunjuk asap yang mengepul keatas.

Kirana mengangguk, dia ingin bergegas kesana, namun rekannya lebih dulu memanggil dirinya untuk kembali kedalam.

"Na! Ada operasi darurat!!"

Kepanikan Kirana bertambah dua kali lipat, dengan cepat dia berlari kembali kedalam, dan masuk kedalam ruangan operasi setelah memakai baju operasi.

Setelah beberapa jam di ruangan operasi, Kirana dan beberapa rekannya keluar, "Gue cuci tangan dulu."

Gadis berumur 24 tahun itu masuk kedalam toilet, dan mencuci tangannya. Helaan nafas pelan keluar dari bibir kecilnya, "Rumah gue..."

Hari ini adalah hari ke 15 dirinya magang di rumah sakit, dan malam ini adalah hari dimana rumahnya hangus terbakar.

"Na, rumah lo abis, gue udah dari sana." Finka teman satu divisi Kirana berucap pelan.

Finka menatap wajah Kirana dengan prihatin, "Malam ini gue di tidur di rumah sakit, lo mau ikut?"

"Rumah lo kenapa?" Kirana heran, rumah finka tidak terkena kebakaran, mengapa ingin tidur di rumah sakit?

"Temen sekamar gue tiap malem ribut, gue gak tahan, cuma di rumah sakit yang bisa buat tidur gue nyenyak."

Sebagai seorang dokter, waktu adalah hal yang paling berharga, mereka tidak akan menyia-nyiakan waktu tidur dan waktu makan.

Mendengarnya Kirana mengangguk mengerti, dia memakai kembali jas putihnya, "Iya, gue tidur di rumah sakit malam ini."

"Gue pergi dulu, mau periksa kamar 08."

Setelah berbincang tentang dimana dia akan tidur bersama Finka, Kirana berjalan keluar dari ruang ganti.

Dia menyetopkan langkah nya di kamar nomor 08, pasien yang pernah dirinya operasi dengan tangannya sendiri.

"Dokter Kirana.." Seorang wanita paruh baya menyapa Kirana yang memasuki ruang rawat mereka.

Kirana tersenyum kecil, "Bagaimana, apakah ada keluhan?"

Anak laki-laki yang Kirana operasi menggelengkan kepalanya, "Tidak, cuma sedikit pusing."

"Itu wajar, kamu harus rutin meminum obat, jika kamu rutin, beberapa hari lagi kamu bisa keluar rumah sakit."

"Beneran?!"

"Iya."

Anak itu terkena kanker paru-paru stadium awal, untungnya kanker nya cepat disadari dan diangkat.

Setelah mengecek suhu tubuh dan infusnya, Kinara keluar dari sana, dia berjalan menuju meja resepsionis.

"Ra, gue mau keluar dulu, kalo ada urusan penting langsung kabarin."

Tiara, perawat yang hari ini bertugas menjadi resepsionis mengangguk patuh, dia dengan halus menyerahkan sebuah kotak.

"Oh iya Na, ini ada paket atas nama lo."

"Dari siapa? Perasaan gue gak pesen apa-apa."

"Gak tau, kurirnya cuma bilang buat lo doang, gak ada nama pengirim nya."

Kinara menyambut kotak tersebut dengan hati-hati, "Yaudah gue pergi dulu."

"Hati-hati!" Teriakan Tiara mengantar Kinara menuju pintu utama rumah sakit.

GET INTO TO FILMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang