SCHOOL

256 23 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama Kinara memasuki jenjang Sekolah menengah atas, tadi malam Mama Viola dan Papa Bima memutuskan untuk menyekolahkan Ansel bersamanya.

Tentunya Ansel akan satu kelas bersama nya.

Dia menatap tubuhnya sendiri didalam cermin, "Walaupun nama gue udah beda, muka gue masih sama aja, tetap cantik jelita.."

Dia terkikik geli ketika menyadari wajahnya jauh lebih muda dibandingkan wajahnya diumur 24 tahun.

Tok!tok!tok!

"Nara, ayo pergi sekolah~"

Ansel benar-benar bersemangat untuk pergi ke sekolah, "Iya.."

Ceklek!

Dia tersenyum manis kearah Ansel, dan menggandeng nya ke lantai bawah, tepatnya ruang makan. Disana sudah terdapat Mama Viola dan Papa Bima yang sudah menunggu mereka di meja makan.

"Pagi mama, pagi papa.." Ansel dengan tak sabaran duduk dikursi dan mengambil nasi beserta lauk-pauk yang dia inginkan.

"Ansel, mama sama papa ada urusan, mungkin bulan nanti bisa pulang, kamu jaga diri baik-baik ya di rumah." Mama Viola membuka suara, tangannya membantu Ansel mengambil lauk.

Pergerakan Ansel terhenti, walaupun dia berkata iya, wajahnya tidak dapat berbohong jika pria itu sedang merasa sedih, "Em.."

"Nanti mama beliin Ansel mainan, Ansel mau apa?"

"Ansel mau miniatur damkar!"

Dari kecil memang Ansel sangat menyukai apapun yang berkaitan dengan pemadam kebakaran, dia berkata jika suatu saat dirinya akan menjadi damkar dan memadamkan api untuk membantu rakyat.

"Oke, nanti mama beliin, sekarang Ansel makan dulu, terus pergi ke sekolah."

"Mama, Ansel mau satu kamar bareng Nara.."

Uhukk!

Kinara yang sedang memakan nasinya tersedak pelan, dia memandang Ansel dengan terkejut. Pria itu tampak polos, namun..

Kinara tidak bisa berkata-kata lagi ketika Mama Viola mengiyakan ucapan Ansel.

"Nara, nanti mama suruh bibi Julia buat masukin kasur ke kamar kamu."

"Untung aja beda kasur.."

Pantas saja Kinara yang asli tidak nyaman berada di dekat Ansel. Ansel selalu melakukan apapun yang dia inginkan tanpa memikirkan perasaan nya.

Tapi sekarang dia bukan Kinara, jiwa Kinara sudah pergi, dia Kirana yang berumur 24 tahun. Pikiran nya jauh lebih terbuka daripada pikiran Kinara yang masih remaja.

Setelah beberapa menit melahap makanannya, Kinara dan Ansel pergi ke sekolah baru mereka menggunakan mobil yang dikendarai oleh supir.

Papa Bima tadi ingin mengantar mereka, namun karena ada urusan mendesak dia pergi lebih dahulu.

Didalam mobil Kinara sibuk dengan handphone yang tadi malam dia temukan didalam tas milik Kinara.

Didalam galery milik Kinara, terdapat banyak sekali foto laki-laki yang dipotret diam-diam. Mungkin pria itu adalah orang yang disukai Kinara?

Dia mengamati lagi salah satu foto disana, "Kayak mirip seseorang.."

Kinara mencoba mengingat kembali film yang dia tonton, "Oh iya, dia adiknya si FL kan?"

Arion Werinda Aktor yang Baru saja debut 2 tahun lalu, yang memerankan karakter bernama Vito Saputra, adik dari Famale lead didalam drama
'Last love.

Jujur saja, Arion adalah aktor favoritnya, sejak awal Arion debut, Kirana sudah lebih dulu menyukai aktingnya. Usia Arion masih muda, baru berumur 19 tahun, karena itulah Kirana kagum kepadanya.

"Nara denger aku ngomong gak?" Celetukan Ansel mengejutkan Kinara.

Dia menatap Ansel yang duduk di kursi samping kemudi, "Kenapa?"

"Aku tadi bilang, Nara mau makan apa nanti? Ansel harus beli di luar sekolah atau suruh bibi masakin?"

"Di sekolah gak boleh keluar, terus gak boleh minta masakin sama bibi."

Alis Ansel mengkerut, "Kenapa? Kalo nanti Ansel laper, Ansel harus makan apa?"

Wajar saja Ansel bingung, terakhir kali dia bersekolah, saat umurnya masih 10 tahun.

"Di sana ada kantin, Ansel bisa beli makanan di kantin."

Kinara menjelaskan secara rinci seperti apa itu sekolah, dan apa yang harus dia lakukan dan tidak dilakukan.

"Kalo ada orang jahat, Ansel langsung cari aku aja, nanti aku bantu usir dia."

Ansel mengangguk mengerti, dia kembali menoleh kedepan. Selain masalah keselamatan, Kinara tidak khawatir sama sekali tentang hal lain.

Ansel pintar, mengenai pelajaran, dia akan cepat mengerti. Hanya saja mungkin Ansel akan kesulitan berbaur dengan lingkungan baru.

Beberapa bulan ini, Kinara harus membuat Ansel terbiasa dengan sekolah beserta isinya, lalu dia akan membuat Ansel berteman dengan orang lain.

Mobil mereka berhenti didepan gerbang sekolah yang menjulang tinggi, Ansel dan Kinara keluar dari mobil tersebut.

"Nara, disini ramai.." Tubuh Ansel menciut kebelakang tubuh Kinara.

Dia benar-benar ketakutan jika berada ditempat yang banyak orang.

"Gakpapa, ada aku."

Kinara menggandeng tangan Ansel untuk memasuki gerbang sebelum gerbang itu ditutup.

Setelah mendapatkan kelasnya, dia dan Ansel berjalan menelusuri koridor yang panjang tersebut.

10 A

Kelas unggulan, paling cepat ditemukan.

Dia membuka pintu kelas, ternyata sudah banyak siswa yang hadir lebih dulu mengisi kursi.

Hanya tersisa kursi bagian paling belakang dan depan. Jika dirinya memilih kursi paling depan, Kinara takut Ansel tidak akan nyaman.

Akhirnya dia memutuskan untuk memilih kursi yang berada di bagian paling belakang dan paling ujung.

"Nara, kenapa mereka liatin kita?" Raut wajah Ansel tampak panik dan pucat.

Dia dengan takut-takut menatap keseliling, banyak orang yang menatap mereka berdua.

Kinara mengeluarkan handset didalam tasnya dan memasangkan di telinga Ansel.

Ansel menatap wajah Kinara, tubuh Ansel bahkan sudah menegang tanpa Kinara sadari, "Jangan peduliin mereka."

"Em.."

TBC

GET INTO TO FILMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang