Dua hari, sudah dua hari dirinya dan Ansel tidak masuk sekolah. Jika saja Papa Bima bukan donatur disekolah itu, mungkin mereka telah menerima surat pengembalian murid.
Bagaimana tidak, dia dan Ansel baru masuk sekolah sehari, bahkan mereka berdua pulang lebih dulu dibandingkan murid lainnya. Sekarang mereka bolos sekolah selama dua hari tanpa surat keterangan.
Bibi Julia berkata jika Papa Bima sudah mengatakan bahwa situasi dirinya dan Ansel sangat istimewa, dan kepala sekolah memaklumi nya.
Jika Ansel bolos, atau dia yang bolos, itu bukan masalah besar, semua guru sudah mengetahui masalah keluarga mereka.
"Ansel kita gak bisa bolos mulu, aku juga butuh belajar." Kinara saat ini sedang berada dihalaman rumah.
Ansel menghentikan kegiatannya, "Belajar itu untuk apa? Gak ada manfaatnya."
Kinara tidak bisa berkata-kata lagi.
"Lagian kita udah kaya, buat apa kerja? Mama sama Papa selalu ngirim uang." Ansel kembali berkata.
"Bukan tentang kerja, tapi tentang masa depan, walaupun aku sekarang anak mama sama papa, bukan berarti aku bakalan nganggur seumur hidup."
"Aku bukan anak kandung, yang warisin seluruh harta mama sama papa itu kamu, aku cuma bisa kerja buat diri aku sendiri."
"Aku kakak Nara, harta aku harta Nara juga."
Ansel berjalan menghampiri Kinara, dia menggenggam tangan Kinara, "Nara kenapa mau sekolah?"
"Nara mau ketemu dia?"
"Enggak, aku butuh sekolah, buat masa depan Kinara."
"Oke, kita besok sekolah."
Ansel enggan, tapi dia tidak tega ketika melihat Kinara selalu memohon dan membujuk setiap hari.
Kinara sangat menyukai Sekolah, Ansel tidak ingin menghalangi kesukaannya, asalkan Kinara tidak meninggalkan nya dia akan mendukung dengan senang hati.
Walaupun harus masuk dalam kerumunan manusia yang Ansel benci sekalipun.
...
...
...
Wajah Kinara berubah secerah matahari, bibir gadis itu tertarik keatas.
"Serius?!"
"Em.."
Kinara melepaskan genggaman tangan mereka, melihat tautan tangan nya dan Kinara terlepas. Ansel merasa sedikit kehilangan, hangat tangan Kinara yang tadi menghangatkan dingin tangannya hilang dalam sekali tarikkan.
Ansel enggan, namun dia tidak bisa memaksa Kinara.
...
Pagi telah tiba, ketika Ansel terbangun dia melihat Kinara yang sudah mengenakan seragam sekolah lengkap dan rapih.
"Kakak ayo bangun, hari ini kita gak boleh bolos lagi!"
Ansel mengangguk, dia berdiri dari tidurnya, lalu memasuki kamar mandi. Melihat Ansel yang tidak menolak Kinara menjadi lega.
Dia keluar dan berjalan menuju dapur, rencananya Kinara akan memasak bubur untuk Ansel.
Ansel tidak terbiasa memakan nasi dipagi hari, jika tidak dia akan mengalami diare dan sakit perut.
Kinara terus mengingat, apalagi yang tidak bisa Ansel makan, mungkin tomat dan bihun?
Bagi Ansel tomat terlalu lembek, dan bihun terlihat seperti cacing. Dia lebih menyukai mie berwarna kuning daripada bihun yang berwarna putih.
Dan satu lagi, Ansel tidak menyukai coklat.
Kinara mengambil buku catatan kecil dari tasnya, dia mulai mencatat semua hal yang dia tau mengenai Ansel.
ANSEL?
Gak bisa makan bihun ✓
Gak bisa makan tomat ✓
Gak bisa makan coklat ✓
Gak bisa makan nasi (dipagi hari) ✓
Soreh hari harus makan bubur ✓
Jangan kasih mie ✓
Suka minum teh hijau ✓
Suka makan kentang ✓
Suka pemadam kebakaran ✓
Gak suka keramaian ✓
Introvert ✓
Mudah emosi ✓
Suka overthingking ✓Untuk sementara hanya itu yang ditulis Kinara didalam buku tersebut.
Dia menutup buku dan mulai memasak bubur nasi, dan memasak sambal kentang kesukaan Ansel.
"Nona lagi masak apa?" Bibi Julia yang baru datang menghampiri Kinara.
Kinara menunjuk panci diatas kompor, dan menjawab sambil tersenyum, "Masak bubur."
"Bagus, jangan biarin Aden makan mie lagi, beberapa minggu lalu nyonya marah karna Aden sering makan mie tapi gak makan nasi."
Ansel pencinta mie goreng, pagi, siang, soreh, dan malam dia hanya ingin memakan mie.
Alasannya dia tidak menyukai nasi karena sering membuat nya sakit perut hingga diare.
Padahal dia Diare karena tidak makan tepat waktu, hingga pencernaan nya terganggu.
Sebagai dokter, Kinara sedikit tau tentang ini, ketika manusia tidak mengonsumsi makanan secara cukup, atau bahkan tidak makan sama sekali.
Lalu besoknya dia makan banyak, pencernaannya akan tegang hingga terganggu. Itulah penyebab mengapa Ansel sering sakit perut ketika makan dipagi hari.
Apalagi Ansel tidak sering memakan sayuran, dia membenci sayur yang berwarna hijau, satu-satunya sayuran yang dia suka adalah kentang.
...
Tak lama Ansel turun, "Nara hari ini makan mie apa?"
Baru saja dibicarakan laki-laki itu sudah menanyakan mie, "Gak ada mie hari ini."
Bibir Ansel menggerucut kedepan, "Kenapa?" Lirihnya sedih.
"Aku udah terlanjur buat bubur sama sambel kentang, kakak mau makan mie? Minta buatin bibi aja."
"Bubur aku emang gak enak buat dimakan.."
Melihat Kinara yang berkata dengan lirih, Ansel yang tak tega dengan tegas berkata, "Bubur buatan Nara enak! Aku makan bubur aja."
Setelah bubur disajikan diatas meja, dengan tergesa-gesa Ansel menyendokkan bubur kedalam mulutnya.
"Ummm.. enak!"
Kinara tertawa kecil, dia juga ikut memakan bubur tersebut, memang enak, Ansel tidak berbohong.
Laki-laki itu mengambil sambal kentang diatas piring dan memakannya secara perlahan.
"Nara nanti buatin Ansel lagi ya?"
"Oke!"
"Asalkan kakak jangan makan mie lagi, aku bakalan buatin makanan enak setiap hari."
Alis Ansel menekuk, "Kenapa gak boleh makan mie lagi?" Tanya nya tak terima.
"Bukan gak boleh, tapi jangan terlalu sering, seminggu sekali boleh makan mie."
"Asalkan jangan setiap hari, gak baik buat lambung sama usus."
Baiklah, Ansel mengalah, akhir-akhir ini Kinara suka sekali menjadi dokter dadakan, dia sering mengatakan tentang kesehatan dan cara menjaga pola makan seperti apa yang dikatakan seorang dokter.
Jujur saja, Ansel tidak menyukai dokter, namun jika dokternya seperti Kinara, Ansel tidak keberatan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
GET INTO TO FILM
FantasyTRANSMIGRASI Hari itu kota jakarta sedang mengalami pemadaman listrik karena kebakaran yang melanda salah satu pemukiman warga. Kirana seorang dokter bedah magang di rumah sakit yang tak jauh dari tempat kebakaran bergegas ke rumahnya yang ikut ter...