Chapter 2 - Jumpa Sekejap

7 2 0
                                    

Entah dinanti atau menanti, cukupkan aku berserah pada yang kuasa. Sang pemilik cinta sang Maha cinta...
           
        -Ayesha Shakila Zhanita-

Siang  ini Ayseha sedikit di buat panik pasalnya ia hampir saja terlambat ke kampus, karena beberapa kesibukan di butik sang bunda ia sampai lupa  kalau punya jadwal hari ini. Dengan sedikit terburu-buru ia kembali ke rumah untuk  mengambil beberapa barang yang ia perlukan, seperti notebook, laptop dan kawan – kawannya. Keluar dari rumah ia segera memacu mobilnya melaju menuju kampus untungnya jarak kampus dan juga rumahnya tidak terlalu jauh dan juga jalanan di Yogyakarta yang hampir tidak pernah mengalami kemacetan.

Beberapa saat kemudian mobil putih itu memasuki area parkir kampus, kali ini ia sengaja memakir mobilnya di parkiran dalam gedung agar lebih mudah mengambilnya saat pulang nanti.
Keluar dari area parkir ia segera melangkahkan kaki menuju gedung fakultasnya yang berada tepat di sebelah kanan tempat parkir tersebut, ia sedikit berjalan tergesa karena takut terlambat pada kelas ini.

Sampai didepan kelas ia menarik nafas sejenak lalu perlahan mendorong pintu kelas tersebut, dan sepertinya dewi fortuna berpihak padanya hari ini karena dosen yang mengampu mata kuliah di kelasnya belum datang. Ia mengucapkan salam dan juga mengucap hamdalah  (dalam hati) sembari berjalan memasuki kelas dan mencari kursi yang masih kosong. Tepat setelah ia duduk dengan nyaman di kursinya,  dosen yang ditunggu pun datang.  Sang dosen seperti biasa sebelum memulai kegiatan belajar mengajar ia menyapa para mahasiswanya terlebih dahulu.

Aktivitas  belajar mengajar pun sudah berlangsung beberapa saat yang lalu. Ayesha dan mahasiwa lainnya menyimak dengan fokus mata kuliah yang di bawakan oleh dosen pada hari ini. Ia mencatat beberapa hal yang menurutnya penting dari penjelasan dosen di atas. Namun, di tengah kegiatan itu ia tak sengaja berkontak mata dengan dosen yang tengah menjelaskan di depan kelas, menyadari hal itu ia segera menunduk dan memutus kontak mata dengan sang dosen sembari beristigfar, namun ada hal yang dia tidak tau bahwa saat itu sang dosen mengulum senyum tipis yang tak dia sadari.

Kegiatan hari itu berjalan dengan lancar tanpa hambatan, karena hari ini tak ada kegiatan tambahan di kampus maka ia memilih untuk kembali ke butik bundanya yang memang berada tidak jauh dari lokasi kampusnya, Karena besok merupakan acara opening dari butik sang bunda yang sebenarnya dialah yang akan mengelolanya. Sedari remaja Ayesha memang sudah tidak asing lagi dengan dunia fashion, selain mahir berbicara dalam beberapa bahasa asing ia juga cukup pandai dalam merancang busana.

Ayesha memacu mobilnya keluar dari parkiran ia melaju kendaraan tersebut menuju butik yang hanya membutuhkan waktu sekita 20 menit dari kampusnya.
......

Sesampainya di butik  tak membuang – buang waktunya ia segera melakukan beberapa pekerjaan yang memang belum selesai karena harus ia tinggalkan tadi. Ia di bantu beberapa karyawan yang telah di rekrut sang bunda bekerja bahu membahu mempersiapkan opening butik mereka di esok hari.

Hari yang mereka tunggu pun tiba. Tepat hari ini adalah acara opening dari Zhanita butik Collection, sang Bunda sengaja mengambil penggalan akhiran nama Ayesha sebagai nama butik mereka dikarenakan nanti hak milik butik ini akan di pindah namakan atas nama Ayesha
Acara akan di mulai di jam 9 pagi dan kini Ayesha tengah mengecek kembali beberapa hal untuk memastikan segala halnya telah benar-benar siap.

Beberapa saat berlalu tibalah waktu yang di tunggu-tunggu yaitu Opening Zhanita butique collection, butik yang mengangkat tema pakaian muslimah itu kini dipadati oleh tamu undangan dan juga orang – orang yang penasaran dengan koleksi yang ada dibutik tesebut. Acara yang dipandu oleh seorang pembawa acara itu berjalan dengan khidmat dan lancar, mulai dari pengguntingan pita, pemotongan tumpeng sebagai tanda peresmian dan acara lainnya. Semua berjalan sesuai dengan rencana. Melihat hal itu Ayesha sangat bahagia dan juga bersyukur ia tak menyangka hal ia kira hanya mimpi kini menjadi kenyataan dan mungkin karena teramat bahagianya Ayesha tak sengaja meneteskan air mata yang sesaat menyadarinya ia segera mengusap air mata yang jatuh dipipinya itu dan bergegas membantu para karyawan yang sedang di kerumuni oleh banyak pelanggan baru.

Teratai BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang