Tak ada kalimat indah yang mewakilisaat aku menemukan jejakmu...
-Faizan Zhafran Khairy-
"Ohh itu Dosen kamu Cha, kirain calon suami," Ujar Alina mengangguk anggukkan kepalanya sembari mengaduk - aduk minumannya.
"Hmmm iya Lin, kamu Jan mikir aneh - aneh deh," ucap Ayesha .
Alina tertawa kecil menanggapi ucapan sahabatnya itu, " iya iya Cha," sambungnya
"Habisnya kelihatannya yah kalian tuh cocok apalagi masih single juga kan dia?" sambung Alina.Ayesha menggelengan kepalanya " Udah - udah aku juga nggak tau sih dia single atau enggak"
"Lagian aku nggak mau tau juga," lanjut Ayesha.
Lagi - lagi Alina hanya terkekeh kecil, asik mengobrol hingga tak sadar bahwa mereka tengah di perhatikan oleh sepasang mata. Faiz laki - laki itu mencoba menggali ingatannya melalui tawa dan mata indah salah satu gadis di bawah yang tengah asik berbincang, ia mengenali mata itu hanya saja ia belum yakin sepenuhnya diakah? Sesekali pikiran tentang wanita itu menyusup ke pikirannya tapi ia selalu menepisnya.
Hari yang cukup melelahkan bagi Faiz, bahkan setelah kembali kerumah pun ia masih setia di depan laptop apalagi kalau bukan menyelesaikan risetnya, jari dan matanya menari - nari antara layar dan keyboard laptopnya, hingga diarasa cukup ia menghentikan kegiatannya dimatikannya laptop lantas sejenak bersandar sambil memijit pelan pelipisnya. terdengar adzan isya yang begitu merdu dari masjid komplek, ia segera beranjak mengambil wudhu dan berangkat ke masjid.
"Bang" panggil Aira yang berlari dari dapur.
Faiz berhenti sambil menaikkan alisnya "kenapa" tanya nya."Nanti pulang dari masjid beliin Aira siomay yang pas depan masjid itu yaa"
"Sama ini, tadi Umi sama Papah berangkat ke Magelang ikut papa dinas disana semingguan katanya," lanjut Aira
Faiz mengangguk kemudian berjalan meninggalkan adiknya sendiri, Aira berjalan mengikuti abangnya dan menutup pintu.
Ia kemudian masuk ke kamarnya danmelaksanakan sholat isya, setelah itu ia melanjutkan tugas tugas kuliahnya yang mendekati deadline sambil menunngu abangnya.
"Mang beli siomaynya 2 porsi ya Mang bungkus aja" Pinta Faiz pada Mang Raden
"Siap Den," jawab Mang Raden."Tumben si Eneng udah beberapa hari ini nggak mampir" tanya Mang Raden.
"Lagi sibuk kuliah Airanya Mang" jawab Faiz
"Walah, nih udah den" Balas Mang Raden sambil memberikan pesanan, Faiz mengambil sembari mengulurkan uang."Ini mang uangnya, makasih banyak Wassalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab Mang Raden.
Sampai dirumah ia langsung menuju dapur dan menyajikan siomay yang dibelinya tadi.'Tok...tok..tok.." suara ketukan pintu membuat gadis yang tengah berjibaku dengan laptop dihadapannya itu beranjak sambil berteriak, "Bentar Bang" ucapnya sambil berlari kearah pintu.
"Nihh punyamu pedesnya level 2 aja" ucap Faiz seraya menyodorkan makanan tersebut ke adiknya.
"Iya iya bawel" ucapnya samabil sedikit merungut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teratai Biru
Teen FictionDi kota Yogyakarta yang kaya akan budaya dan sejarah, Faiz, seorang dosen muda yang penuh semangat, menjalani kehidupannya dengan baik. Ia memiliki segudang impian dan passion dalam mengajar, tetapi ada satu hal yang mengganjal di hatinya: sahabatny...