Saat sarapan tiba, suasana di meja makan terasa tegang. Joong Ki, yang masih merasakan kegundahan hati, memutuskan untuk membuka pembicaraan tentang kejadian kemarin. Ia memulai dengan nada penuh penyesalan.
“Semalam appa sudah mencoba menelepon Lisa beberapa kali, tapi dia tidak mengangkat. Appa benar-benar merasa cemas dan bersalah. Sepertinya dia sangat tertekan dan tidak ingin berbicara dengan kita,” ungkap Joong Ki dengan nada penuh kekhawatiran.
Yeon Ben, yang sedang menuangkan teh ke dalam cangkirnya, berhenti sejenak dan menatap Joong Ki dengan tatapan penuh rasa penasaran. “Jadi, dia belum menjawab sama sekali?”
“Iya,” jawab Joong Ki, menghela napas. “Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Aku merasa kita harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan ini. Tapi aku juga tidak ingin membuatnya semakin tertekan.”
Irene, yang sedang makan dengan malas, melirik Joong Ki dengan tatapan penuh penyesalan. “Aku juga merasa sangat bingung. Aku ingin percaya pada Lisa, tetapi semua bukti dan saksi tampaknya menuntut kita untuk mempercayai hal yang berbeda.”
"Atau mungkin Dia tidak mengangkat telepon karena dia memang merasa bersalah dan tidak ingin menghadapi kenyataan?"tebak Jennie frustasi
"Kenapa kamu mengatakan demikian?"tanya Jisoo
"Aku sedikit setuju dengan Jennie, bisa saja lisa ingin menghindari masalah ini."timpal Joy
"Tapi--
"Unnie eomma appa, sebaiknya kalian lihat sosial media sekarang atau berita di tv mereka sedang membahas Lisa"ujar Rosé
Ia yang sedang asik makan terhenti karena banyaknya suara nitip di hp nya membuat dirinya penasaran dan membukanya namun berapa terkejutnya ia saat melihat itu
Mereka terkejutnya
-
"Sa Lo-- eh kamu besok di suruh keruangan kepala sekolah dulu, katanya sih mau ada beberapa hal yang mau di bahas tentang kepindahan Lo-- kamu"beritahu Niki
"Oke nik, makasih ya.. sebelumnya kalau kamu agak kesulitan ngomong aku-kamu ke aku kamu bisa ngomong kaya biasanya, ga usah sungkan kali, lagian gapapa ko di Korea dulu juga temen-temen ku gitu, santai aja."
"Nanti ga sopan lagi gu-- Akuu"
"Malah jadi keliatan aneh kalau kamu ngomong nya kaya gitu, tabrakan tau. Udah santai aja"
"Lagian nik muka Lo tuh ga mendukung suara lembut, biasanya juga ngomong sambil ngeluarin khodam jangan sok jaim Lo"
"Tai Lo!"sebal Niki ia melemparkan kacang yang ia makan ke wajah Rosalia
Rosalia dan Lisa pun tertawa kecil
"Btw cari makan yuk, laper banget nih"ujar Niki
"Lo masak aja kali nik, males keluar gue"
"Lo mah males terus kerjaannya, heran."
"Lagian jam segini mana boleh keluar sama scurity sih, yang ada kita di hukum ege"
"Iya lagi, masakin dong"
"Idih ogah, mending gue ngepoin ayang-ayang Korea gue"
"Awas Lo gue robek tu PC murahan Lo"
"Murah pala lu peang, MAHAL YA INI!"
"Halah bodoamat! Pokoknya Lo lengah dikit tu PC udah gue bakar semuanya"
"Enak aja! Awas aja Lo sampe berani!"
"Bodo amat!"sebal Niki ia pun berjalan menuju dapur untuk memasak
KAMU SEDANG MEMBACA
BV|Step Family
General Fictionego dan gengsi yang menguasai membuat kita menjadi asing