Selamat Membaca Bestie💜
***
"Udah dulu, Ran. Nanti gue telpon lagi."
"Emang lo udah sampe ditaman FK, Guel?"
"Ini baru aja sampe." Kata perempuan yang di panggil Guel oleh seseorang perempuan disebrang sana.
Guel mengambil duduk dilingkaran taman Fakultas sembari menggunakan kaca mata hitam yang mengantung dilingkaran kerah bajunya.
"Oh..oke! Take care, Honey. Ewh!"
Guel tertawa, "Ewh!"
Terdengar dengusan dari sebrang sana. "Udah ah. BYE!" Setelah itu panggilan terputus.
Guel menggenggam ponselnya, kemudian melihat kearah pintu Fakultas Kedokteran. Disana terdapat dua lelaki yang sama-sama memakai jas putih. Dengan sedikit menyipitkan mata, bisa Guel lihat salah satu lelaki itu tersenyum. Dengan melihat senyumnya saja Guel sudah bisa menebak bahwa lelaki yang sedang tersenyum itu, Dia. Dia makhluk tuhan yang tercipta dengan pahatan yang begitu sempurna, tanpa ada lecet sedikitpun disetiap lekuk tubuhnya.
Oke ini berlebihan!
Drrrtt.. Drrrtt..
Dilihatnya layar ponsel yang menyala nyala dengan alunan lagu Maroon 5. Saat hendak diangkat, telpon itu sudah terlebih dahulu mati. Dengan cekatan, Guel mensilentkan ponselnya.
Bersamaan dengan kepala Guel yang mendongkak keatas, seseorang memanggil Dia, yang membuat Dia tersenyum dengan sangat manis. Manis semanis gula, membuat siapa saja yang melihat senyum itu mampu terkena Diabetes.
Oke lagi-lagi ini berlebihan!
Guel menatap baik-baik kearah tiga lelaki yang tengah mengobrol itu. Sesekali dirinya ikut tersenyum saat Dia tersenyum. Padahal Guel tidak tahu apa yang membuat Dia tersenyum. Sampai beberapa menit kemudian, salah satu diantara lelaki itu menoleh kearahnya, diikuti dengan dua lelaki lainnya, termasuk Dia.
Walaupun sudah menggunakan kaca mata hitam dan sudah pasti tidak akan ketahuan, tetap saja Guel merasa tidak enak dilihati seperti itu. Seakan akan dirinya itu adalah, Penguntit.
Ya walaupun sedikit benar adanya.
Guel mengambil ponselnya yang terletak begitu saja diatas tas, mencoba mengalihkan diri dengan memainkan ponsel.
Terdapat 30 Notif missed call Saat menyalakan layar, belum sempat melihat siapa yang menelpon hingga banyak seperti itu, layar ponsel sudah terlebih dahulu berganti menjadi layar panggilan, dan disana tertera nama 'Mama'.
Oh ayolah! Jangan bilang mama mau menyuruhku pulang. Lagi?!
"FRAGUELA PUTRI! DIMANA KAMU?!" Teriak Hani di sebrang sana tanpa menyapa putrinya terlebih dahulu, yang mungkin membuat putrinya itu meringis karna kupingnya pengang.
"Angg-anuh Ma.. Di-"
"-JANGAN BILANG KAMU DI-." Potong Hani menggantung. Guel menghela nafas pasrah. Hani pasti tau dimana dirinya sekarang. "PULANG SEKARANG! 20 MENIT BELUM SAMPAI. MAMA AKAN JODOHKAN KAMU DENGAN DONO ANAK TETANGGA!"
Dan dengan mendengar bahwa dirinya akan dijodohkan dengan Dono anak tetangga saja, sukses membuat Guel sedikit melopat dari tempat duduk, kemudian berlari begitu saja dengan arah yang tidak menentu. Membuat tiga lelaki dan orang-orang disekitar taman FK melihat kearah Guel dengan kening yang mengkerut bingung.
Terkadang Hani tak mempunyai hati. Mana bisa Guel balik ke rumah dengan waktu 20 menit? Yang jelas jelas saja seharusnya 1 jam? Itu pun kalau tidak macet.
***
Dengan takut takut Guel melirik kearah Hani yang kini tengah menatap kearahnya. Tarik nafas buang, Tarik nafas buang, dan berulang-ulang. Mungkin itu hobi baru Hani.
"Ngapain kamu ke Fakultas kedokteran?" Tanya Hani, Guel memberanikan menatap Hani. Menatap dengan wajah sedatar mungkin.
Ini pertanyaan yang mungkin sudah kesekian kalinya Hani lontarkan untuk Guel sehabis pulang dari FK.
Hani yang tau apa maksud tatapan dari anak perempuannya, menghela nafas sebelum akhirnya kembali berbicara.
"Ngeliatin Dokter Tobi?" Guel kembali menatap kearah Hani dengan cengiran lalu mengangguk anggukan kepalanya seperti kucing yang ditawarkan seekor ikan asin.
"FRAGUELA! kamu tau tidak Dokter Tobi sudah mempunyai tunangan?!"
Guel menghela nafas, menyenderkan tubuhnya ke sofa. Kenapa Hani harus mengungkit ungkit bahwa kenyataannya Dokter Tobi sudah mempunyai tunangan? Kesannya, Guel dan Dokter Tobi mempunyai hubungan larang yang disembunyikan.
"Selama janur kuning belum melengkung. Dokter Tobi masih milik kita bersama, Ma!"
Terdiam beberapa menit, sebelum akhirnya Hani kembali bertanya. "Kapan kamu magang di Rumah Sakit?"
"Besok."
"Besok?! Dan kamu sesantai ini? Seharusnya kamu menyiapkan keperluan untuk besok Guel! Bukannya diem mantengin wajah Dokter Tobi!" Kata Hani dengan nada suara naik tiga pitam, lagi-lagi, Guel meringis.
"Mama pusing sama kelakuan kamu."
Diam sembari menundukan kepala. Hanya itu yang bisa Guel lakuin sekarang.
"Guel... Dengerin Mama." Guel mengangkat kepalanya menatap kearah Hani, selagi menunggu apa yang akan Hani katakan, Guel melirik kearah lelaki 3 tahun diatasnya yang mengambil duduk tepat disebelah Hani.
"Mama gak ngelarang kamu suka sama Dokter. Tapi gak gini sayang caranya, coba kamu cari Dokter lain. Diluar sana pasti banyak Dokter tampan yang ngalahin Dokter Tobi."
"Mama tau bangget kalo kamu suka sama Dokter Tobi. Tapi, inget. Dokter Tobi itu sudah mempunyai tunangan. Gak baik lho, suka sama orang yang udah punya tunangan."
Selesai Hani mengeluarkan kata kata yang membuat Guel frustasi, disaat itu juga tawa lelaki yang menyandang status sebagai kakaknya tertawa dengan begitu saja. Membuat Guel mendengus kesal.
"Dia masih ngejer ngejer Dokter yang punya danau Toba itu, Ma?" Tanya Juha acuh-tak-acuh, tak menghiraukan tatapan tajam Guel.
Juha selalu saja mengejek Dokter Tobi dengan ejekan 'Dokter yang mempunyai danau Toba' dengan kesamaan nama Dokter Tobi dengan Danau Toba, walaupun beda satu huruf dibelakang, bukan berarti Danau Toba itu punya Dokter Tobi.
Hani mengangguk, membuat Juha menaham tawa. "Udah Ma. Dari pada pusing-pusing, mending jodohin aja Guel sama Dono."
"Ih gak mau!" Teriak Guel reflek saat mendengar bahwa dirinya akan dijodohkan dengan Dono. "Bi Inah aja sana yang dijodohin sama Dono. Kan Bi Inah suka tuh sama Dono."
"Kalo kamu masih ngejer-ngejer Dokter Tobi, biar kamu aja yang mama jodohin sama sih Dono!" Ancam Hani diiringi tawa Juha yang kembali tertawa.
Menyebalkan!
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Takdir
General FictionRe-publish with new version🥳 Jika kamu memang takdir ku, kemana pun kamu melangkah, kamu pasti kembali kepadaku. -Goresan takdir- Hayooo yang penasaran bisa langsung baca dulu ya Bestie!🫶🏻