Mimpi itu lagi?

1.7K 82 1
                                    

Happy Reading!🫶🏻

***

"TOLONG! TOLONG!" Teriak seseorang dari balik pohon besar. Dengan cepat aku berlari menuju balik pohon besar itu. Menolong siapapun yang membutuhkan pertolongan.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Dokter tolong saya!"

"Baik saya akan tolong kamu. Dimana yang sakit?" Tanya ku sambil memeriksa luka yang ditunjuk sakit.

Saat sedang serius seperti ini bisa ku rasakan tangan yang sedang ku periksa menguncang dengan begitu saja. Bukan bukan karna sakit, melainkan karna tertawa. Dengan malas aku menatap lelaki yang mulai tertawa didepan ku ini. "Tuhkan ketawa lagi. Apa yang lucu sih?"

"muka kamu lucu!"

"Memang muka aku muka badut?!" Tanyaku kesal, "Kalo kamu ketawa terus kapan mainnya?"

"Maaf maaf.. ayo kita ulang lagi!"

"Engga mau!" Bantahku dengan kedua tangan yang sudah bersedekap didepan dada. "Kamu kira gak capek lari dari sana ke mari? Kita udah ngulang sampe 5 kali dan kamu minta yang ke 6 kali? Gak mau!"

"Yaudah iya maaf.." Dia terdiam sebentar sebelum akhirnya kembali berbicara, "Gimana kalo kita makan es krim?"

"Es krim?" Tanyaku, menatap binar kearahnya. "Mau!"

"Yaudah ayukk!" Ajaknya tak lupa mengandeng tangan ku.

***

"Woii!!" Teriak Rania sembari memukul meja Restoran. Membuat Guel terbangun dengan terkejut. "Cantik-cantik tidur sembarangan. Gak takut diculik om-om emang?"

Guel menatap kesal kearah sahabatnya itu, untuk beribu-ribu kalinya Rania membangunkan dirinya dengan tidak manis, beruntung dia tidak memiliki penyakit jantung. "Kalo om-om nya ganteng terus tajir sih gapapa.."

"Itu sih maunya lo."

"Iya dong."

Rania mendengus, kemudian memanggil writers, Tanpa menanyakan kepada Guel apa yang ingin perempuan itu pesan terlebih dahulu, Rania dengan lincah menyebutkan makanan apa saja yang seharusnya mereka berdua pesan.

"Widih.. hafal aja!" Decak kagum Guel.

"Gimana gak mau hafal. Setiap kesini aja itu mulu pesenanya." Balas Rania, "Btw, gimana pekerjaan baru lo ini?"

"Mmm, menyenangkan.. Gue disana jadi lebih banyak ngeliatin Dokter-dokter tampan.. ya walaupun ketemunya jarang-jarang."

"Dokter Tobi gimana?"

"Ya nggak gimana-gimana.." Guel melirik pelayan yang baru saja mengantarkan makanan dan menguncapkan terimakasih, lalu kembali menatap Rania serius. "Masih inget kejadian 11 tahun lalu yang pernah gue ceritain?"

Rania memasukan kentang goreng kedalam mulutnya, kemudian mengumam. Menatap kearah Guel dengan tatapan 'kenapa?'

"Semalam sama tadi, gue mimpi kejadian itu lagi."

"Ya, terus kenapa?"

"Gue heran aja, Ran. Udah hampir 8 tahun gue nggak mimpiin itu.. Dan tiba-tiba aja itu mimpi muncul lagi." Kadang Guel mikir, apa maksud mimpinya itu. Bahkan kejadian itu masih teringat jelas. Hanya lupa sedikit potongan kejadian itu. Seperti, lupa nama siapa lelaki itu.

"Udah sih, Guel. Itu kejadian udah lama juga. Mimpi kan hanya bunga tidur. Ya, jangan berharap yang enggak pasti."

***

Goresan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang