[19]

999 182 47
                                    

Steven reverie, nyatanya pemuda itu adalah musuh terbesar selano sebelumnya, ia pula yang menjadi penyebab selano celaka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Steven reverie, nyatanya pemuda itu adalah musuh terbesar selano sebelumnya, ia pula yang menjadi penyebab selano celaka.

steven, baru pindah ke sekolah seminggu lebih awal daripada selano, tak ada yang tau jika ia musuh selano nyatanya hanya mereka berdua yang tau akan permusuhan mereka, bahkan nicho sekalipun tak tau akan identitas Steven.

ia pindah sekolah awalnya bukan karena selano ia pun tak tau jika selano pindah ke sekolah yang sama dengannya.

Steven pindah sekolah karena di sekolahnya yang lama ia telah menyebabkan korban bullyan nya bunuh diri, ia mendapatkan hukuman dari sang ayah dan di pindahkan ke sekolah sekarang ini.

Steven tak masalah, dipindahkan sekolah bukanlah masalah baginya, terlebih lagi seminggu setelah ia masuk ia mendapati musuh besarnya menjadi anak baru di sekolah itu.

ia bingung apakah selano mencoba mengabaikannya karena takut sudah di buat celaka, namun perasannya bercampur aduk ketika mata indah itu menatapnya dengan pandangan polos, yang mana biasanya selano akan menatapnya benci.

ia dan selano ada permasalahan yang hanya mereka berdua ketahui dan sekarang masalah itu hanya Steven yang mengetahuinya.

sejak hari itu Steven selalu mengikuti selano, ia merasa sangat kesal karena begitu banyak anjing-anjing di sekitar selano, dan saat ini ialah golden time miliknya saat para bawahannya yang ia pinta untuk mengawasi selano mengatakan jika inilah kesempatannya untuk melakukan apa yang ia inginkan karena anak itu akan sendirian dalam beberapa waktu.

kembali ke saat ini, Steven masih memangku selano tangannya yang satu tak bisa diam, ia meremas pinggang kecil yang ada di pangkuannya itu.

"kecil sekali, mudah sekali menghancurkan mu saat ini" suara lenguhan selano membuat Steven tersenyum bak iblis, ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher pemuda itu, entah mengapa hatinya begitu bahagia saat ini.

hal yang paling Steven sukai ialah melihat selano tak berdaya, sedari dulu ia mencoba mencelakai atau bertengkar dengan anak ini namun selano selalu menunjukkan perlawanan, dan saat ini anak itu bahkan tak dapat melakukan apapun di pangkuannya.

ia memeluk tubuh kecil itu dengan nafas yang tak beraturan, menghirup aroma tubuh selano yang berbau strawberry, begitu manis.

Steven mengelukan kantung permen yang ada di sakunya meletakkannya di atas nakas karena mengganggu dirinya yang memangku selano.

menahan kepala itu dengan telapak tangannya yang besar, menyentuh bibir yang tertutup rapat itu, Steven menatap permen yang ia letakkan di atas nakas, membukanya dengan paksa lalu mengambil beberapa butir, membuka mulut kecil dari pemuda yang tak berdaya di pangkuannya itu.

memasukkan butiran yang ada di tangannya ke dalam mulut selano, mendorongnya dengan jari-jarinya yang besar itu hingga membuat selano terbatuk-batuk di dalam tidurnya.

jika dua saja dapat membuat orang tertidur hingga lima jam, apa jadinya selano yang ia berikan delapan butir, tenang saja selano tak akan overdosis karena obat itu ia dapatkan dari orang kepercayaannya, ya masih tak menutup kemungkinan Steven pun penasaran jadi ia akan menelitinya melalui selano.

setelah butiran permen tadi tertelan dengan paksaan oleh Steven pemuda itu membaringkan selano lalu ia sendiri masuk ke dalam kamar mandi, mencuci wajahnya.

Steven keluar dan melepaskan plester demam selano lalu mengambil yang baru plester pemberian naka tadi sebelum pemuda itu pulang.

selesai dengan plester, Steven mengambil piyama dari lemari, ia menggantikan pakaian selano, menatap setiap inci tubuh pemuda di hadapannya ini, Steven meneguk ludahnya susah payah, remasannya pada pinggang selano tadi berwarna biru.

ah Steven menyukai maha karyanya ia mengusap kebiruan itu setelah puas itu memasangkan atasan selano.

setelah selesai Steven pergi keluar tak lupa mengunci pintu kamar anak itu dan kuncinya ia bawa.

Steven pergi tanpa masalah.

"tak jadi menginap?" salah satu penjaga yang menjaga dekat rumah bertanya pada Steven pasalnya tadi ren mengatakan jika pemuda ini yang akan menjaga selano.

"ingin mengambil pakaian, selano juga sedang tidur jadi saya pergi dulu sebentar" pria itu mengangguk mendengar ucapan Steven dan kembali berjaga.

"ingin mengambil pakaian, selano juga sedang tidur jadi saya pergi dulu sebentar" pria itu mengangguk mendengar ucapan Steven dan kembali berjaga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

apa iniiii 😰
komen dong pengen baca pendapat kalian tentang chapter ini, apakah terlalu gay untuk buku yang cuma brothership 😓

 BABY ANO Where stories live. Discover now