PROLOG.

34 7 4
                                    

Hari ini,aku harus mengucapkan selamat tinggal pada kakek. Kehadirannya selalu memberikan kehangatan, kebijaksanaan, dan cinta yang tak terhingga.
Kakek adalah sosok yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam setiap langkah perjalanan hidupku Kata-kata bijak dan pelukannya hangat selalu menjadi penyejuk di saat-saat sulit.
Selamat tinggal, kakek. Meskipun perpisahan ini menyisakan kesedihan yang mendalam, namun aku yakin bahwa kenangan indah bersama kakek akan selalu terpatri dalam hati dan menjadi sumber kekuatan di masa depan.Terima kasih atas segala pelajaran berharga yang telah kakek bekan. Pengorbanan, kebijaksanaan, dan kasih sayang yang kakek tanamkan akan terus membimbing langkah-langkah saya dalam menjalani kehidupan..

Setelah kematian kakek, beliau menyisakan surat wasiat terakhir untukku.

Aku membuka lipatan kertas itu,dan membaca-Nya.
>>>

Untuk,cucuku.


Di antara bintang-bintang yang bersinar,
Cucu tersayangku,
maafkan kakek yang pergi jauh.

Keinginan terakhir diucapkan dengan
cinta tulus,
Menikahlah dengan pria yang dipilih hati kakek.
Meski perpisahan
membawa luka dan duka,
Cucu ku, janganlah berduka.
Di setiap langkah hidup yang kau jalani,
Kakek selalu ada dalam doa dan harapan.

Meskipun tak lagi bersama dalam dunia fana,
Kakek akan selalu menjadi pelindung dan penjaga.
Menikahlah dengan pria kakek pilih, dengan keyakinan dan keikhlasan,
Kakek yakin, langkahmu akan dipenuhi berkah dan cinta.
Cucu tersayang, jadilah wanita yang tegar,
Dalam setiap ujian dan cobaan yang datang menghampar.
Kakek akan selalu mengawasi dari surga,
Menyaksikan kebahagiaanmu dalam pernikahan yang tulus dan suci.
Maafkan kakek yang harus meninggalkanmu,
Namun keinginan terakhirnya adalah cinta yang tulus untukmu.
Menikahlah dengan nya, dengan hati yang lapang,
Kakek akan selalu menjadi pelindung dalam doa yang takkan pernah usang.

~Untuk cucu ku.
~Serena Eleanor Roosevelt
Marry
~Athariz Matthew Cristhope

Usai membaca surat wasiat terakhir kakek, Air mata mengalir deras dari mataku,terisak-isak dalam keputusasaan,suara tangisan pecah.
Dengan gemetar, menahan suara tangisan agar tak terdengar oleh siapapun.

***


Usai dua hari lamanya, aku menjalani hari pagi dengan secangkir kopi panas. Yang dulunya bersama kakek, sekarang sendirian di sofa merah ini. Tatapan kosong mengungkapkan semua perasaan yang ada. Sejenak waktu mengingat kenangan terindah bersama-Nya... Tetapi, security datang menuju ku. "Permisi nona,maaf menganggu waktu nona. ada dua lelaki berjas hitam ingin menemui anda" Katanya sambil menunduk kepala, "Hum..apa tujuannya?"Ujar ku Dengan tatapan kosong, "Kata mereka, ingin memberikan surat undangan." jawab security. "Suruh mereka masuk"

'Tlack-tlack-tlack'

Suara sepatu fantofel  mengiringi gema ruangan rumah besar Serena,
Dua pria itu memasuki rumah dan disambut pelayan dengan ramah.
Mereka berdiri di depanku, dan melekungkan kedua tangan dibelakang punggung mereka.
"

Just Marriage (SERENA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang