Chapter 8: Simulasi Tinggal Berdua

51 8 0
                                    

"Apa? Mama mau menginap di sini dengan Mama Desti?" tanya Kat seraya meraih Eddie dari gendongan Ilana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa? Mama mau menginap di sini dengan Mama Desti?" tanya Kat seraya meraih Eddie dari gendongan Ilana.

Sang mertua mengangguk sebentar. "Benar. Kamu harus mulai membiasakan diri berdua saja dengan Kagan. Mama dan mama kamu akan menginap sesering mungkin di sini. Kan nggak bagus juga kalau rumah ini dikosongin."

"T-tapi, aku ...."

"Anggap saja simulasi tinggal berdua. Biar ke depannya semakin terbiasa." Tiba-tiba Desti datang dari arah ruang tengah sambil membawa paper bag besar. "Ini, bawa buat makan malam."

Kat hendak memprotes, tetapi kedua mamanya tampak seperti tidak mau lagi menerima protes. Alhasil, Kat manut saja jika orang tua sudah berkata. Ia berpamitan membawa Eddie pulang sebelum Kagan tiba di rumah. Tak mau kena marah tentunya. Baru juga beberapa hari menikah, masa harus kena marah duluan?

Maka sore itu Kat bergegas pulang. Sepanjang perjalanan diburu gugup. Tinggal berdua saja dengan Kagan? Kat tidak bisa membayangkan secanggung apa suasana nanti. Karena semalam saja mereka tidur begitu kikuk.

"Eddie, nanti bantu gue mencairkan suasana, ya? Lo harus tetap berada di sisi majikan lo," ujar Kat pada kucing berbulu putih.

Kat tidak peduli pada tatapan sopir taksi yang sesekali terarah padanya. Biarlah, ia tidak peduli dianggap aneh karena berbicara dengan kucing.

Omong-omong tentang kucing, Kat teringat akan Melisa. Karena kasus penipuan yang mereka alami, usaha online shop terpaksa harus istirahat dulu. Melisa berkata mulai sekarang lebuh fokus pada kuliah dan kelulusan lebih dulu. Soal pekerjaan, pikirkan belakangan.

"Tapi kan lo butuh duit juga, Mel." Kat sempat memperingatkannya tadi siang.

"Bapak gue masih suka kirim uang, Kat. Lo kan sekarang udah ada Mas Kagan. Jadi, pakai uang Mas Kagan dulu. Nanti kalau udah lulus, baru kita pikirkan usaha lagi."

Ucapan Melisa menjadi kesepakatan mereka. Mulai sekarang Kat dan sang sahabat akan berfokus pada pendidikan mereka. Memang ada benarnya, lebih baik Kat fokus lulus, lalu mencari pekerjaan.

Memorinya tentang Melisa langsung menghilang begitu taksi berhenti di depan rumah Kagan. Syukurlah, tidak ada tanda-tanda kepulangan sang suami. Kali ini Kat selamat. Ia bisa membawa Eddie pulang dengan selamat dam tentu saja sebelum Kagan tiba di rumah.

"Kayaknya mulai sekarang lo bakal ngerepotin gue," tukas Kat begitu tiba di ruang tengah. Ia menjatuhkan tubuh ke sofa saking lelahnya hari ini. "Gue harap kita bisa akur ya, Eddie."

Kucing itu mengeong lemah dan mengendus-endus kaki Kat, lalu berbaring di dekatnya. Cih! Kagan yang kelihatan begitu tegas, dingin, dan vibes pria sejati banget, siapa sangka hatinya selembut sutra sampai-sampai mau memelihara kucing. Mungkinkah ada cerita di baliknya?

"Astaga! Gue harus panasin makanan dari mama," cetus Kat seraya bergegas menuju dapur. "Tapi, Mas Kagan bakal makan malam di rumah nggak, ya? Ini lauknya kebanyakan.

Her Private Husband (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang