PROLOG 1.1

29 7 0
                                    

WELCOME TO THE DRAMA

HAPPY READING
-----------------------------------------

The Middle of the Night.
In an Abandoned Barn.

Empat pria gagah; masing-masing dari mereka tengah terduduk di atas sebuah sofa-------menyaksikan dengan santai seorang pria muda yang sedang diberi hukuman oleh para algojo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Empat pria gagah; masing-masing dari mereka tengah terduduk di atas sebuah sofa-------menyaksikan dengan santai seorang pria muda yang sedang diberi hukuman oleh para algojo. Tatapan mereka begitu mengintimidasi; tajam, berkilat, dan berapi, seperti mata Iblis yang melihat Manusia lebih memilih menyembah kepada Tuhan-nya.

Salah satu pria bermata amber mengangkat tangan. Angkatan tangan tersebut bukanlah sebuah hal biasa yang bisa diabaikan, melainkan sebuah perintah mutlak untuk menghentikan segala aksi yang diperintah. Lantas, para algojo langsung berhenti dan dengan cepat mengambil satu langkah untuk mundur dari sang tawanan.

"Do you know where you went wrong to end up here, young fucker?" Sarkasan dengan suara berat itu begitu terdengar menghakimi. "If you don't know, then ignorance is already flowing in your blood!" Kembali, pria itu melayangkan penghinaan.

Sang tawanan terlihat marah disisa tenaganya. Tubuhnya terluka parah. Sementara kedua lengannya yang terikat rantai ke atas saling bertaut keras.

"Jika kau pikir kau bisa melenyapkanku maka kau salah, keparat-------" Sang tawanan berucap dengan nafas terengah bercampur ringisan. Namun diujung perkataannya yang terjeda, dia masih menyempatkan diri untuk mengeluarkan senyuman miring. Berniat mengolok ke-empat pria yang tengah menghakiminya."You kill me, then you will earn her hatred!" Katanya, merasa telak.

Sang pria bermata amber tampak tak terusik oleh ucapan tersebut. Sebaliknya, dia malah memasang senyuman kecut, pertanda jika ucapan sang tawanan adalah sebuah angin hiburan semata.

"Siapa yang bilang jika aku ingin membunuhmu?" Tawa ringan langsung mengudara. Si pria bermata amber begitu menikmati ekspresi geram dari sang tawanan. "I wouldn't do that even if I wanted to. You're very precious in her eyes. I don't want to cause her pain by watching you die. She means too much to me! Biar waktulah yang akan membunuhmu secara perlahan." Katanya, teramat ringan tapi mampu membuat sang tawanan merasakan hawa marabahaya.

"Nolan Alexander Wyatt, Well ... When the going gets tough, the tough get going. Aku yakin kau pernah mendengar peribahasa itu." Kini, Roscoe Constantine bersuara. Pria itu tengah menuangkan wine ke dalam gelas sebelum kemudian menenggaknya.

Nolan Alexander Wyatt, sang tawanan------hanya terdiam sembari menatap was-was ditengah tubuh yang semakin terasa menyakitkan. Tatapannya dengan pria bermata abu itu saling beradu sengit.

When the going gets tough, the tough get going'------Nolan sudah tak asing dengan peribahasa itu. Dia memiliki makna jika; Seseorang yang kuat akan menjadi lebih aktif dan berkomitmen untuk mengatasi permasalahan atau situasi yang sulit. Nolan sadar jika pria itu tengah mempertanyakan kekuatannya atas situasi sulit yang saat ini tengah menimpa.

She's the DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang