PALACE Of The AXE. Jane's Alexandra Room. 06:10 PM.
Hari sudah berganti sore, menjelang malam. Langit sudah menampakkan sunsetnya yang terlihat begitu cantik. Apalagi, jika dilihat dari posisi Jane berdiri saat ini-------Balkon salah satu Mansion yang terletak di Long Island.
Jane terlihat semakin membaik meski wajah cantiknya masih sedikit pucat. Axeiro Jaegger memperlakukan ia dengan sangat baik. Merawatnya, hingga lelaki itu rela meninggalkan pekerjaan. Jujur, Jane masih belum mengerti-------Kenapa Axeiro melakukan semua ini. Padahal, Jane sama sekali tidak memiliki hubungan apapun dengan lelaki itu.
Jangankan sebuah hubungan, kenal saja tidak!
Ia yakin, pasti ada suatu motif yang melatar-belakangi peristiwa ini. Jane akan berusaha untuk mencari tahu itu!
Semilir angin menerpa wajah Jane dengan lembut. Ia menutup mata-------Merasakan, betapa segarnya udara di sore hari. Cahaya keemasan langit terlihat begitu memeluk wanita bermata biru tersebut. Dan parasnya yang cantik terlihat semakin indah dibuatnya. Namun, ketika membuka mata-------Pandangan Jane langsung menangkap sesosok pria di sisi balkon lain.
Mata mereka bertemu, saling beradu pandang dengan cukup intens. Tidak ada ekspresi apapun di wajah pria itu. Datar dan menatapnya dengan sangat dingin. Jane merasa seperti di intimidasi. Sampai kemudian, pria itu lebih memilih berbalik dan berjalan pergi meninggalkan balkon.
Apakah pria itu saudara dari Axeiro?
Hanya pertanyaan itu yang terlintas di dalam benak Jane.
"Nona,"
Dengan cepat Jane menoleh dan mendapati Elise tengah berdiri di pintu balkon kamar sembari membawa nampan berisi teh hangat yang tadi sempat Jane minta untuk dibuatkan.
"Apa anda baik-baik saja?" Elise menaruh nampan di atas meja, kemudian berjalan menghampiri dengan raut wajah sedikit cemas. "Duduklah, anda masih sakit. Bukankah Tuan Axeiro meminta anda untuk kembali tidur!?" Wanita paruh baya tersebut bergegas memapah Jane menuju sofa kecil.
Jane tersenyum tipis, lalu duduk di sofa yang diarahkan oleh Elise. "Aku sudah baik-baik saja, Bibi. Tidak perlu khawatir. Aku hanya ingin menghirup udara segar."
Elise tersenyum kecil sembari memberikan cangkir berisi teh tersebut pada sang majikan. "Tapi Tuan Axeiro sangat mengkhawatirkan anda. Jangan lupa jika beliau meminta anda untuk cepat sembuh."
Lagi, Jane mengulas senyuman. "Dimana dia sekarang?" Jane bertanya sebelum kemudian menyeruput teh.
"Tuan Axeiro saat ini sedang keluar untuk menuntaskan pekerjaan yang tadi sempat beliau tinggalkan." Papar wanita paruh baya itu secara lembut.
Sejenak, Jane termenung. Merasa bersalah. Berkat dirinya, lelaki itu harus menyelesaikan pekerjaan di sore hari seperti ini. "Kapan dia akan kembali?"
Masih dengan senyuman, Elise menjawab. "Tidak tentu. Kadang larut malam, pagi buta, atau bahkan tidak pulang sama sekali. Beliau adalah orang yang sangat sibuk. Tapi saya merasa bersyukur karena hari ini anda dapat membuatnya diam di rumah dalam waktu yang cukup lama."
Jane mengernyit. "Maksudmu, dia jarang sekali pulang?!"
Elise mengangguk. "Benar. Beliau hanya mendiami rumah ini di malam hari saja. Hanya untuk tidur. Itu pun, beliau hanya tidur selama dua jam saja sebelum kemudian berangkat kembali untuk mengerjakan sesuatu di luar sana."
"Apakah tidak ada yang memperhatikan kesehatannya?!" Jane terus bertanya. Semakin penasaran dengan kehidupan pribadi lelaki itu.
Sejenak, Elise terdiam. Wanita paruh baya itu tampak memancarkan raut semu. "Tidak ada. Beliau lebih sering diabaikan oleh keluarganya, terutama oleh Ayahnya sendiri-------Sir Hudson. Mungkin sebagai bentuk pelampiasan atas kesepiannya, Tuan Axeiro jadi seorang workaholic."
KAMU SEDANG MEMBACA
She's the DESIRE
Romance[Mature Story] Rate Age : 21+ Berawal dari tewasnya sang adik, terkuaklah satu per satu kepingan misteri dari hidupnya. Hidup Jane Alexandra Wyatt. Ia sama sekali tak menyangka jika takdir akan membawanya menuju Dunia tak terbatas. Dunia milik Axe...