Prolog

0 1 0
                                    

Dalam kegelapan malam yang menyelimuti kota futuristik Jakarta, kilauan neon berkilau di antara gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Di bawah langit yang terbungkus awan buatan, dunia ini tidak lagi seperti yang kita kenal. Teknologi canggih telah mengubah cara kita hidup, dan impian menjadi sesuatu yang bisa diukur dalam algoritma dan data. Namun, di balik semua kemajuan itu, mimpi masih berfungsi sebagai mercusuar bagi jiwa manusia.

Di sebuah laboratorium rahasia yang tersembunyi di lantai bawah tanah gedung tinggi, sebuah alat yang belum pernah terlihat sebelumnya berdengung lembut. Alat itu, berbentuk seperti sebuah mesin waktu futuristik, memancarkan cahaya biru yang bergetar. Di belakang meja kontrol, seorang remaja dengan mata penuh tekad dan harapan, Alia, duduk menatap layar holografis yang memproyeksikan data yang tak pernah dia pahami sepenuhnya.

"Ini adalah satu-satunya kesempatan kita, Alia," kata Dr. Adrian, mentor dan ilmuwan brilian yang telah membimbingnya sejak kecil. Suaranya, meskipun lembut, penuh dengan urgensi. "Jika kita berhasil, kita bisa merevolusi cara orang melihat impian mereka—mengubahnya dari sekadar fantasi menjadi kenyataan."

Alia mengangguk, tetapi hatinya berdebar kencang. Dia tahu bahwa apa yang dia lakukan malam ini bisa mengubah seluruh hidupnya dan, mungkin, bahkan dunia. Mesin ini bukan hanya tentang teknologi; ini adalah tentang mengejar impian yang telah lama dia percayai.

Dengan satu tarikan napas dalam-dalam, Alia memulai proses. Cahaya biru dari mesin mulai berkedip lebih cepat, seolah-olah dunia di sekelilingnya sedang mempersiapkan sebuah perubahan besar. Mimpi yang dia miliki selama ini—tentang dunia di luar batasan teknologi dan batasan manusia—akhirnya akan diperjuangkan. Tetapi apa yang akan terjadi ketika batasan tersebut benar-benar dihancurkan? Akankah dia menemukan jawaban yang dia cari, atau justru akan membuka pintu ke dalam kegelapan yang belum pernah dia bayangkan?

Saat alat itu mulai beroperasi, Alia menyadari bahwa malam ini bukan hanya tentang teknologi atau sains—ini tentang keberanian untuk menghadapi ketidakpastian dan menggenggam masa depan dengan tangan yang penuh harapan.

MimpikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang