BAB 4

0 1 0
                                    

Bayangan yang Mengintai

Pagi hari Jakarta terlihat penuh energi, tetapi bagi Alia, hari itu dimulai dengan rasa kegembiraan dan kecemasan. Setelah bekerja keras dengan simulasi yang telah diperbaiki, dia merasa siap untuk menghadapi tantangan berikutnya. Namun, dia juga tahu bahwa dengan kemajuan datanglah risiko baru.

Di laboratoriumnya yang dipenuhi dengan peralatan canggih dan catatan proyek, Alia merapikan meja kerjanya dan mempersiapkan presentasi untuk penilaian akhir di Akademi Teknologi Nasional. Proyek simulasi yang telah dia kerjakan dengan cermat akan diperlihatkan kepada panel juri yang terdiri dari para ahli dan ilmuwan terkemuka.

Sementara dia sedang menyiapkan materi presentasinya, pintu laboratorium diketuk dengan lembut. Alia membuka pintu dan menemukan Dr. Adrian berdiri di sana, wajahnya terlihat serius.

“Alia, aku ingin berbicara denganmu sebelum penilaian,” kata Dr. Adrian. “Aku baru saja mendapatkan informasi bahwa ada beberapa perubahan besar yang sedang dilakukan di akademi. Ada kemungkinan bahwa salah satu proyek pesaingmu mungkin mencoba merusak atau menyalin ide-ide yang telah kamu kembangkan.”

Alia terkejut dan cemas. “Bagaimana bisa itu terjadi? Apakah ada cara untuk melindungi proyekku?”

Dr. Adrian mengangguk. “Kami akan melakukan yang terbaik untuk memastikan proyekmu aman, tetapi aku ingin kamu tetap waspada. Ada kemungkinan pesaingmu mengetahui kekuatan proyekmu dan mencoba untuk memanfaatkannya.”

Dengan beban baru di pikirannya, Alia memutuskan untuk fokus pada persiapan terakhir. Ketika hari penilaian tiba, Alia merasakan ketegangan di udara. Panel juri sudah duduk di depan, siap menilai setiap presentasi dengan kritis. Alia memeriksa semua peralatan dan memastikan bahwa simulasi berjalan lancar.

Ketika giliran Alia tiba, dia melangkah dengan percaya diri ke podium dan memulai presentasinya. Dia menjelaskan secara rinci tentang inovasi yang dia terapkan dalam simulasi, bagaimana elemen emosional dan motivasi pengguna telah diintegrasikan untuk memberikan hasil yang lebih akurat. Presentasinya berjalan lancar, dan dia merasakan pujian dan perhatian dari para juri.

Namun, di tengah presentasi, dia melihat salah satu pesaingnya, Arief, yang duduk di barisan belakang dengan senyum sinis. Arief dikenal karena ambisinya yang sangat tinggi dan sering kali menggunakan cara-cara licik untuk mendapatkan keuntungan. Alia tidak bisa mengabaikan perasaan tidak nyaman yang melanda dirinya.

Setelah presentasi selesai, para juri mulai memberikan umpan balik. Meskipun umpan balik mereka umumnya positif, Alia tidak bisa mengabaikan kecemasan yang masih membayangi pikirannya.

Ketika acara penilaian berakhir, Alia menerima ucapan selamat dari beberapa peserta lain dan Dr. Adrian. Namun, dia merasa tidak tenang. Arief mendekatinya dengan senyum yang tampaknya ramah tapi menyinggung.

“Kamu melakukan pekerjaan yang bagus, Alia,” kata Arief, “tetapi dunia ini penuh dengan persaingan. Kemenangan tidak hanya bergantung pada ide, tapi juga bagaimana kamu mempertahankannya.”

Senyum Arief terasa seperti ancaman tersirat, dan Alia merasakan kegelisahan yang mendalam. Dengan cepat, dia mengucapkan terima kasih dan meninggalkan tempat acara, bertekad untuk menjaga proyeknya tetap aman dan siap menghadapi apa pun yang mungkin terjadi.

Di malam hari, Alia duduk di laboratoriumnya, memikirkan ancaman yang mungkin datang. Sementara dia merenungkan kata-kata Arief, dia mulai merencanakan langkah-langkah perlindungan tambahan untuk proyeknya. Dia tahu bahwa meskipun dia telah melakukan yang terbaik, dia harus tetap waspada terhadap segala kemungkinan.

Ketika malam semakin larut, Alia merasa ada sesuatu yang lebih besar yang mengintai di luar sana—sesuatu yang mungkin lebih dari sekadar persaingan akademis. Dengan tekad dan kewaspadaan yang meningkat, dia memutuskan untuk tidak hanya mengandalkan keberuntungan, tetapi juga untuk melindungi dan memajukan impian yang telah dia perjuangkan dengan keras.

Saat Alia menatap ke luar jendela laboratoriumnya yang dikelilingi oleh gemerlap kota, dia menyadari bahwa perjalanannya baru saja dimulai. Dengan keberanian dan tekad yang diperbarui, dia siap menghadapi tantangan yang akan datang dan memastikan bahwa mimpinya tetap hidup di tengah segala rintangan yang mungkin muncul.

---

MimpikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang