PROLOG

410 8 0
                                    

Kavela percaya akan satu hal 'sesuatu yang memang sudah diperuntukkan untuknya, akan kembali kepadanya' tak peduli bagaimana semesta membawanya kabur, iya yakin bahwa suatu saat hal itu akan kembali kepadanya.

Sagara :"Kav"
Sagara :"apa kabar?"

Kavela tersenyum getir membaca dua pesan diatas, entah harus bahagia atau tidak. Namun pada faktanya hati kecilnya menjerit ngilu.

Kavela :"sagara?"

Tak ada alasan untuknya mengabaikan pesan dari lelaki bernama lengkap Sagara dewangga itu.

Sagara :"Kav, aku rindu"

Sialan, bagaimana bisa lelaki itu dengan mudahnya mengucap demikian setelah meninggalkannya 6 tahun tanpa kabar sedikit pun.

Kavela :"ada apa?"

Kavela tak bisa mengabaikan lelaki itu, tindakan seperti inilah yang membuatnya muak dengan diri sendiri.

Sagara :"boleh bertemu?"
Sagara :"ada yang ingin aku bicarakan"

Kavela menghembuskan nafas kasar, tau bahwa seharusnya ia tak boleh mengiyai itu. Karna ia tau, apapun yang bersangkutan dengan lelaki bernama Sagara hanya akan membawanya pada luka lama. Luka yang dengan susah payah ia pulihkan.

Kavela :"kenapa harus?"

Kenapa harus Kavela mengiyai ajak itu? Dikala enam tahun lalu lelaki itu memilih meninggalkannya tanpa penjelasan apapun.

Sagara :"aku ingin minta maaf"

Lelucon hari ini ada pada pesan yang dikirimkan Sagara.

Kavela :"untuk apa?"

Sagara membalasnya sedikit lebih panjang dari pesan-pesan sebelumnya yang mana inti dari pesan itu hanya prihal Sagara yang memohon pada Kavela untuk menemuinya.

Sagara tau bahwa kembalinya ia sekarang sudah terlambat, ia tau bahwa ajakannya mungkin saja akan membuat Kavela tak nyaman. Namun Sagara memohon agar Kavela membiarkannya egois kali ini.

Kavela kembali tertawa getir, tak habis fikir dengan lelaki disebrang. Bagaimana bisa lelaki itu dengan berani mengucap demikian padahal jauh sebelum ini lelaki itu telah berbuah kejahatan karna keegoisannya.

Kavela :"kali ini, Sa kamu bilang?"
Kavela :"lalu enam tahun lalu itu karna keegoisan siapa, Sa?"

Sagara :"ralat"
Sagara :"izinin aku egois untuk kesekian kalinya, Kav"

Kavela :"ambil egosi semaumu, asal jangan libatkan aku didalamnya. Sa"
Kavela :"jangan membuat rasa sakitku sia-sia, Sa"

Sagara :"aku ingin kamu"

Kavela :"lakukan sesukamu, aku tak ingin peduli"

Sagara :"aku janji ini yang terakhir"
Sagara :"tolong jangan menolak lagi"

Kavela tak bisa selamanya angkuh, tak bisa selamanya bertindak seolah ia tak menginginkan hal itu. Bohong jika hanya Sagara yang mengingkan pertemuan itu terjadi, karna pada faktnya Kavelapun menginginkan hal yang serupa. Bertemu untuk meluapkan rasa rindu yang terpendam selama 6 tahun lamanya.

Kavela :"grejaku setelah misa"

Tanpa perlu dijelaskan lebih rinci, Sagara dapat menyimpulkan bahwa jawaban itu adalah tanda persetujuan perempuan disebrang.

Sagara :"bole misa bersama?"

Kavela :"lakukan sesukamu Sagara"

Sagara :"pukul lima?"

3 0 9 1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang