Part 3

247 27 1
                                    

Jam menujukan pukul 22.30 KST, dimana wanita itu belum kunjung pulang sampai saat ini hingga membuat lelaki tersebut terlihat gelisah. Akan tetapi, Soo Hyun mengontrol rasa cemas itu dengan perasaan biasa saja, saat ketika ia mengingat bahwa istrinya pun tidak akan memikirkan keadaannya juga.

"Apa peduliku? Dia saja tidak begitu peduli," tutur Soo Hyun mengedikan bahu.

Sebelum melangkah menuju kamar, suara pintu utama terbuka oleh kedua oknum yang sedaritadi ia pikirkan akan keberadaannya. Tepatnya si wanita, membuat Soo Hyun menghamapiri mereka.

"Darimana saja kau?--"

"Shut up! Mr. Kim, lihatlah istrimu ini begitu kelelahan dan butuh istirahat lebih! Jadi, jangan banyak mengintrograsinya." celetuk asisten Jiwon masih merengkuh tubuh istrinya itu.

Soo Hyun agak tak nyaman dengan prilakuan dia kepada Jiwon, walau lagaknya seperti perempuan tetap saja dia seorang pria.

Batangnya juga terlihat di balik celana ketatnya, Soo Hyun berdecak. "Aku suaminya, berhak bagiku menanyakan keadaan istri sendiri!"

Jiwon langsung menatap asisten yang akan membalas sang suami, "Sudah lah aku lelah. Lebih baik kau pulang, besok aku masih ada jadwal."

Asistennya patuh dengan lagak kesal lalu pergi dari rumah itu sebelum ia memberi lirikan sinis pada Soo Hyun. Entah mengapa, aura dari asisten istrinya terlihat menyeramkan dan sedikit membuat dia jadi geli.

Apalagi terlihat langkahnya yang sedikit slay, kenapa Jiwon mau merekrutnya jadi Asisten pribadinya?

Soo Hyun segera menyusul Jiwon yang akan membuka knop pintu terlebih dulu ia menahan pergerakan tangannya itu, "Kau tidak mengatakan apapun padaku."

Jiwon meliriknya dengan helaan nafas, kemudian melepaskan genggaman suaminya dari tangan. "Apa yang harus aku kabari? Jika dirimu saja tidak lebih dulu menanyakannya, minggirlah!"

Soo Hyun menggeleng, "Tidak! Kita butuh bicara, Kim Jiwon."

Jiwon merasakan pening di area kepalanya, ia menatap suaminya sedikit sayu. "Aku tidak ingin berdebat, aku sangat lelah hari ini."

Soo Hyun melepaskan genggaman itu perlahan saat ia tersihir dengan pandangan teduh istrinya. Ada rasa khawatir dengan keadaan Jiwon ketika wanita itu terlihat sedikit pucat.

Jiwon sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar, meninggalkan Soo Hyun yang menatap pintu itu sendu. Jauh di dalam lubuk hatinya, Jiwon merindukan lelaki itu namun ia merasa jika dirinya sekarang mulai berbeda.

****

Sekarang Soo Hyun sedang berada di sebuah cafe dalam ruangan privasi, disana hanya ada dirinya dan sang manager sekaligus teman terdekat. Keduanya memesan minuman berakohol karena Soo Hyun yang menginginkan hal itu, rasanya ia ingin menenangkan keresahan hatinya selama ini.

Dengan tampak setengah mabuk, Soo Hyun berucap. "Kau tahu? Uhh-- aku merasa hambar dengan pernikahan ini."

"Ya, karena istrimu sudah bosan denganmu." timpal manager meneguk minuman itu.

Soo Hyun menggeleng cepat, "Tidak-- tidak, sepertinya aku semakin tampan. Ahh-- bukan itu, tapi-- kami jarang berkomunikasi dan sering beradu argumen perkara hal lain."

"Contohnya?" menatap minuman botol itu raut masam, sepertinya ia terlalu mabuk.

"Seperti--- aku meminta pendapat tentang projek Drama yang ku ambil, dia-- sangat cuek. Dia bilang, 'Terserah padamu, itu tawaran untukmu, kau akan ambil atau tidak itu bukan urusanku!' Uhh-- dia sangat menyebalkan!" racau Soo Hyun tak jelas dan sedikit pening.

Queen of DramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang