CHAPTER 4 - RATU NAGA BERAPI-API

169 11 3
                                    

Van hitam berisikan phi Gong, Meen, dan Ping melaju membelah jalanan Bangkok. Kali ini mereka menuju restoran karena ada yang merengek lapar ingin makan udang dan es krim coklat.

"oh ya, Meen. Bagaimana caramu meloloskan diri dari situasi kemarin?", tanya phi Gong memecah keheningan.

Meen dan Ping saling beradu pandang sejenak sebelum Meen menjawab, "phi Rain yang mengeluarkanku dari sana entah bagaimana caranya. Aku tak ingat".

"Tahu-tahu aku sudah berada dalam van bersama Ping".

Phi Gong menghela nafas berat sambil berkata,

"anak misterius itu, selalu saja sulit ditebak. Aku tak menyangka dia mau menyelamatkanmu. Kupikir kalian tak begitu dekat", ungkap phi Gong heran.

Ingatan phi Gong pun melayang ke satu bulan yang lalu..


~ flashback ~

Rania Ignacio Mangata Gentala, ucapnya memperkenalkan diri. 

Nama yang asing bagi orang Thailand karena sosok yang berdiri di depan phi Gong saat ini bukanlah warga asli sana, meski fitur garis rahang di wajahnya tak jauh berbeda dari orang lokal.

Phi Gong terus mengamati makhluk di depannya. 

Rambut keperakan sebahu yang entah warna asli atau hasil pewarnaan rambut, kulit berwarna beige, bermata light grey yang selalu menyorot tajam, hidung kecil, dan jangan lupakan tinggi badan yang tak genap 150 cm.

"Panggil saja Rain", tegasnya yang menyadari bahwa namanya sulit diucapkan oleh lidah orang Thai, meski harus dipaksa hingga kiamat kurang 2 hari.

Meski namanya memiliki arti "Ratu naga berapi-api yang diiringi bayangan bulan diatas air", bukan berarti dia penggemar salah satu anak kesayangan phi Gong yang bertatokan bulan sabit.

Mereka tengah meeting membahas series baru MeenPing yang sedikit berbeda dari 3 series sebelumnya. 

Karena series kali ini bergenre action dengan banyak adegan laga. Salah satu pemain yang lolos casting adalah Rain.

Ekspresi garang dengan aura gelap yang selalu ditampakkannya di wajah imut dan tubuhnya yang mungil cocok untuk peran yang akan dia ambil. 

Ditambah lagi dia adalah praktisi Parkour dan Capoeira, jadi tak sulit untuknya melakukan beberapa adegan berbahaya.

Meski dia bukan warga negara Thai, tapi samasekali tak menyulitkan berkomunikasi karena dia seorang polyglot (menguasai banyak bahasa).

Sejak awal meeting, Rain sudah memicu kegaduhan karena tiba-tiba saja dia melompat dan bersalto menyebrangi meja yang lebar tersebut. 

Sesampainya di hadapan Ping yang terkejut dan tak sempat bereaksi, seolah tak sanggup menguasai diri ia segera menguyel-uyel pipi Ping dan mendekatkan pipinya ke Ping.

Ia pun tak henti-hentinya meracau dalam berbagai bahasa yang membuat semua orang membeku bingung,

"uwaahh..! kyaaa...!! Ǹā rạk mak..! imut banget kemasan sachet, anaknya ciapa ciiih.. cutie pie..? 

gwi-yeo-wo-yo pengen karungin deh, pengen culik, ikut kakak yuk dek..utututututu... kawaii jang. S̄wy! Frumos drăguţ"

Disaat semua orang menganga menyaksikan tingkah absurd didepan mata mereka, sesosok jangkung nan tegap mendadak memegang kerah belakang Rain dan melepaskannya dari Ping.

"Nani..?", tanya Rain menoleh sebal ke arah orang yang mencengkram kerah leher bajunya dan auranya yang sempat berpelangi cerah dalam waktu singkat kembali menggelap.

The Best PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang