CHAPTER 3- SCREEN SPOT

160 11 0
                                    


Minggu, 11 Agustus 2024

Berbeda dari hari sebelumnya, hari ini Meen datang ke pertandingan final bersama Krating dengan diiringi beberapa pengawal.

Seperti biasa, hal ini mengundang perhatian dan menghiasi feed sosial media. Bahkan sempat menjadi bahan lelucon singkat. 

Betapa tidak, para pengawal berbadan tegap itu nampak mungil di sisi Meen Nichakoon Khajornborirak yang bertubuh menjulang.

Ketika tim Hi-Tech melakukan pemanasan, tiba-tiba dari arah tribun penonton tampak 3 orang datang beriringan dimana 2 diantaranya mengenakan masker yang samasekali tak mampu menyembunyikan identitas keduanya.

Ping yang tinggi semampai mengenakan kaos Pemmo berwarna hitam datang menyaksikan pertandingan final ditemani phi Gong yang mengenakan topi beserta adik Meen dengan rambut pirangnya.

Disaat Ping sedang asyik berbicara dengan phi Gong, tiba-tiba mereka menjadi highlight kamera dan muncul di screen spot.

Ping yang tak sadar kamera tetap melanjutkan diskusinya dengan phi Gong hingga sang komentator bersuara lantang menggodanya yang didengar oleh seluruh hadirin lapangan basket tersebut,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ping yang tak sadar kamera tetap melanjutkan diskusinya dengan phi Gong hingga sang komentator bersuara lantang menggodanya yang didengar oleh seluruh hadirin lapangan basket tersebut,

"dan inilah nong Ping. Ping Krittanun pasangan dari nong Meen Khajornborirak".

Ping yang tanpa sengaja menatap keatas terkejut melihat dirinya menjadi sorotan dan melambaikan tangan ke arah screen spot sambil menyenggol phi Gong supaya sadar.

Ping yang tanpa sengaja menatap keatas terkejut melihat dirinya menjadi sorotan dan melambaikan tangan ke arah screen spot sambil menyenggol phi Gong supaya sadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar perkataan komentator dan sorak sorai para penonton membuat Ping salah tingkah dan malu sendiri. 

Ia tertawa dibalik masker hingga matanya menghilang dan menutup wajahnya dengan kedua tangan saking malunya.

"untung Ping tidak melepas masker seperti phi Gong. Wajah Ping pasti sudah merah padam", batin Ping tersipu menahan rasa malu bercampur senang.

Sementara itu di lapangan, Meen tak mampu menyembunyikan rasa bahagianya mengetahui Ping datang untuk memberikan semangat sekaligus dukungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu di lapangan, Meen tak mampu menyembunyikan rasa bahagianya mengetahui Ping datang untuk memberikan semangat sekaligus dukungan.

Jujur ia terkejut ketika mendengar ucapan komentator dan tak menyangka Ping benar-benar ada disana karena sebelumnya Ping berkata jika ia tak bisa datang.

Meen mendongak menatap screen spot dan nampaklah sosok Ping yang tersorot malu-malu.

Ia yang terkenal dengan julukan pria kulkas 12 pintu saking dinginnya ia bersikap sebelum kehadiran nong Ping, kali ini selalu tersenyum lebar sejak melakukan pemanasan.

Berkali-kali ia mendongak keatas ke arah tribun penonton tempat Ping berada. Untuk memastikan bahwa Ping tetap disana dan bukan khayalannya semata.

Ia tak lagi merasakan gugup ataupun cemas akibat kejadian kemarin.

"sepertinya aku harus berterimakasih sekali lagi pada phi Rain", batinnya.

Semangatnya begitu menggebu ketika turun bermain di lapangan. Baru turun sebentar, ia langsung mencetak 3 poin dari sudut kanan lapangan. 

Nong Ping yang serius menyaksikan jalannya pertandingan sontak bertepuk tangan meriah dan tersenyum bahagia melihatnya.

Nong Ping yang serius menyaksikan jalannya pertandingan sontak bertepuk tangan meriah dan tersenyum bahagia melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

Usai pertandingan yang dimenangkan Hi-Tech, seperti biasa Meen berkeliling menyapa penggemar sambil membawa megaphone di tangan kirinya. Namun kali ini tentu saja ada yang berbeda.

Ia menaiki tribun penonton dan menuju safe zone-nya yang telah setia menunggunya bersama phi Gong. 

Dengan tersenyum lebar, ia meraih dan menggenggam erat tangan Ping, membenturkan dada mereka berdua dan memeluknya singkat. Tangan kanannya pun tak pernah absen parkir di pinggang ramping Ping meski hanya sejenak.

Phi Gong yang menyaksikan itu di belakang Ping hanya tersenyum menyaksikan dua bocah kesayangannya.

Setelah menyerahkan megaphone-nya kepada salah satu staf, Meen hendak melanjutkan keliling sementara Ping juga mendadak asyik disibukkan oleh sapaan penggemar yang merindukannya.

Merasa tak rela, Meen kembali menghampiri Ping untuk melakukan salam olahraga sekali lagi. 

Ping yang menyadari perubahan samar mood Nichakoon, menuruti kelakuannya namun kali ini tangan kanannya mengelus lembut belakang kepala dan leher Meen, sementara tangan kirinya memeluk Meen.

Seolah menenangkan sekaligus memuji sang kekasih atas kerja kerasnya hari ini.

Seolah menenangkan sekaligus memuji sang kekasih atas kerja kerasnya hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan Ping namanya jika tak pernah usil. Merasa bahwa perasaan Meen sudah membaik, keisengannya muncul untuk menjahili Meen.

Setelah adegan pelukan Teletubbies, Ping melambaikan tangan dadah-dadah ke arah Meen yang membuat Meen tersentak kaget dan sontak menepis sayang tangan Ping sambil tertawa riang. Sementara yang ditepis, hanya terbahak dibalik maskernya.

"Thī̀rạk ku satu ini, nanti kan kita bisa bareng. Untung sayang", batin Meen geli.

The Best PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang