Complicated

166 15 14
                                    

Bonus chap 1.

Jennie terus menutupi tubuhnya dengan jaket pemberian Danel, ia masuk kedalam kamar lalu berdiri didepan cermin.

"Jaketnya bagus" ucap Jennie sambil terus memperhatikan model jaket jeans milik Danel lewat cermin, ia lepas jaket itu dan langsung mencium aroma yang menempel pada jaketnya.

"Jadi begini harum tubuh laki-laki itu" tanpa sadar ia tersenyum begitu lebar, dengan cepat ia langsung menepuk keras kedua pipinya.

"Astaga, apa-apaan ini" Jennie langsung melempar jaket jeans milik Danel ke laundry bag lalu berjalan menuju kamar mandi. Diikuti dengan tatapan kosong dari matanya, tiba-tiba langkahnya  terhenti. Jennie menoleh sambil menatap kembali laundry bag yang ada diujung kamarnya.

"Mbak.." panggil Jennie sambil berjalan menuju laundry bag dan mengambil kembali jaket yang tadi ia lempar.

"Iya non?".

"Mbak, tolong cuci yang bersih jaket ini ya.. jangan dicampur dengan baju yang lain, pastikan pewanginya banyak".

Pelayan itu tersenyum "baik nona, ini jaket pacar nona ya?".

"Pa..pacar? mana mungkin".

"Dia pengertian sekali meminjamkan jaketnya pada nona, dia tidak ingin orang - orang melihat kemeja nona yang tembus pandang".

Tembus pandang?

Jennie dengan cepat berlari menuju cermin besar yang menempel pada dindingnya, matanya membulat dengan sempurna setelah menyadari kemejanya yang tembus pandang, ia langsung menunduk merasa sangat malu namun disisi lain ia senang setelah menyadari sosok Danel yang begitu gentle.

Kenapa aku tidak sadar? Pantas saja dia melakukan semua itu.

Chap 2.

"Danel.." Gumam Jennie setelah melihat Danel yang sedang berjalan keluar kantin bersama sahabatnya.

Jennie berdiri diambang pintu kantin dengan harapan Danel akan menyapanya. Jarak diantara mereka semakin dekat, entah kenapa saat ini Jennie jadi begitu bersemangat. Suara hentakan dari kedua tongkat miliknya mulai terdengar, kedua mata mereka mulai beradu pandang, Jennie langsung memberikan senyuman terbaiknya namun dengan cepat senyumannya memudar setelah melihat Danel yang dengan cepat membuang muka tanpa  meninggalkan satu patah katapun.

"Apa?? Apa-apan dia itu" gumam Jennie masih menatap Danel dari belakang.

"Apa aku sudah berbuat salah? Terakhir kali hubungan kita baik-baik saja" gerutunya yang masih berdiam diri ditempat,

"Ah sudahlah, aku tidak peduli".

......

Saat Jennie hendak memasukan uang kedalam vending machine tiba-tiba seseorang datang dan memasukan uangnya terlebih dahulu, Jennie langsung menoleh.

"Aldi?".

"Kamu mengingat namaku" ucap Aldi bersemangat.

"Ingatanku cukup baik".

Aldi tersenyum "mau yang mana?".

"Untuk aku?".

Aldi mengangguk ramah.

"Apa tidak apa-apa?".

"Iyaa Jen..".

Dengan ragu Jennie pun mulai menunjuk minuman yang ia inginkan.

"Ayo ikut aku ke lapangan basket" ajak Aldi sambil memberikan minumannya pada Jennie.

"Sekarang?".

"Ga bisa lagi?" Tanya Aldi terlihat kecewa.

Break The Silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang