Plin Plan

154 15 9
                                    

Danel ?

Dari lantai tiga Jennie berlari menyusuri koridor kelas hingga menuruni anak tangga dengan begitu cepat.

"Dia pasti belum jauh dari sini" gumam Jennie sambil terus memperhatikan area dimana terakhir kali ia melihatnya.

Setelah mencarinya diseluruh area gedung fakultas, akhirnya langkahnya terhenti setelah melihat Danel yang sedang duduk di kap mobil sambil menghisap batang rokok yang terselip ditangannya.

Menyadari seseorang sedang menatapnya, Danel pun menoleh sambil menghembuskan asap rokoknya dengan santai. Ujung bibirnya langsung terangkat setelah melihat Jennie yang saat ini sedang menatapnya "lama tidak bertemu" sapanya sambil menghisap kembali rokoknya.

"Kamu merokok?".

Danel mengangkat batang rokok dan memperlihatkan pada Jennie dengan santai "apakah ini tidak terlihat seperti rokok bagimu?".

Jennie hanya terdiam sambil terus menatapnya.

"Kamu terlihat terkejut, apa aku tidak terlihat seperti perokok? rupanya image-ku selalu terlihat baik di depanmu ya" komentar Danel sambil tersenyum.

"Percaya dirimu cukup tinggi ya, bahkan untuk-ku kamu terlihat seperti pemabuk berat".

Mendengar jawaban itu Danel langsung tertawa terbahak-bahak "benarkah? apakah aku harus percaya itu? Bahkan melihatku merokok saja kamu sudah terlihat sangat terkejut".

"Ti..tidak, aku tidak terkejut".

Danel tersenyum dan mengacungkan rokoknya pada Jennie "jujur padaku, apakah ini mengganggumu? Aku dengan senang hati akan segera membuangnya jika rokok ini membuatmu tidak nyaman".

"Aku tidak pernah bilang kalau aku terganggu, itu hak mu" jawab Jennie singkat.

Danel menghembuskan napasnya sambil membuang rokoknya ke jalanan aspal "WoOMmaAn" ejanya dengan jengkel.

"Hmm?".

Danel menggeleng "sudahlah, sekarang bisakah kamu injakan itu untukku?" ucapnya sambil menunjuk rokok yang tergeletak dijalan. Jennie mulai berjalan mendekati Danel dan langsung menginjak puntung rokok itu dengan sepatunya.

"Lihat betapa semangatnya kamu menginjak rokok
Itu".

Jennie hanya terdiam sambil terus memainkan rokok dengan sepatunya.

"Jadi.. Kamu sedang mencariku atau memang kita kebetulan bertemu?" Tanya Danel dengan percaya diri.

Laki-laki ini...

"Tentu saja kebetulan bertemu, untuk apa aku mencarimu" jawab Jennie cepat tidak ingin dirinya  tertangkap basah.

"Hmm benarkah.." Danel memiringkan kepalanya tidak percaya, "baiklah, akan aku anggap seperti itu".

Menyebalkan.

"Sampai kapan kamu akan berdiri disana? Kemarilah dan duduk bersamaku disini" ucap Danel sambil menepuk kap mobil yang ia duduki.

"Itu mobil siapa?".

Danel terdiam sambil menatap Jennie tidak percaya "menurutmu?".

Jennie hanya terdiam tanpa menjawab.

Danel menggeleng sambil tertawa "kamu serius? apa kamu pikir aku sedang menduduki sembarang mobil?".

Jennie lagi-lagi terdiam dan hanya mengedikkan kedua bahunya tanpa merasa bersalah.

Danel pun langsung meghembuskan napasnya dalam-dalam "Ya tentu saja ini mobilku, asal kamu tau ya.. aku masih punya malu".

"Syukurlah kalau kamu masih punya malu".

Break The Silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang