Confess

360 30 26
                                        

"Sudah sampai, kamu turunlah duluan" ucap Danel setelah memarkirkan mobil dihalaman depan rumahnya yang luas.

Jennie menoleh kearahnya lalu mengangguk, namun pandangannya tidak bisa lepas dari laki-laki itu setelah menyadari dia yang terlihat tidak baik-baik saja. Saat ini Danel sedang menunduk dengan kedua tangan yang masih memegangi stir mobilnya.

"Danel, are you okay?" Tanya Jennie.

Danel tersenyum lalu mengangguk, ia mulai membuka pintu dan menurunkan kakinya satu per satu ke jalan, ia mulai memposisikan kedua tangannya untuk mendorongnya berdiri.

"Hey.. apa yang kamu lakukan? Tunggu disana jangan bergerak" ucap Jennie yang langsung berlari kebelakang.

Danel terlihat bingung, ia terus memperhatikan Jennie yang tiba-tiba berlari kebelakang. Sisi bibirnya terangkat setelah melihat gadis itu sedang menurunkan kursi roda miliknya, ia terus menatap Jennie yang sedang mendorong kursi roda kearahnya.

"Kamu cukup peka ya".

"Bersyukurlah kamu memiliki teman sepertiku".

"Teman? Hanya teman?" Goda Danel yang mulai pindah dari kursi pengemudi ke kursi rodanya.

"Memang kalau bukan teman apa lagi?".

"Ayo masuk, anginnya cukup kencang sepertinya akan turun hujan" ucap Danel sambil menggerakan kursi roda kerumahnya.

Dia pandai mengalihkan topik pembicaraan.

Sambil mengikutinya dari belakang, Mata Jennie terus menatap setiap sisi rumah Danel yang terlihat cukup besar dan juga mewah.

"Apa tidak apa-apa aku masuk? Ada siapa dirumah?" Tanya Jennie ragu.

"Tenang saja aku tinggal sendiri".

"Se.. sendiri?!".

"Kamu terlihat terkejut" komentar Danel sambil meliriknya.

Tentu saja aku terkejut, rumah sebesar ini ditinggali sendiri dengan kondisi dia yang seperti itu, dia cukup hebat.. tapi itu cukup membuatku khawatir.

"Tidak, hanya saja rumahmu cukup besar untuk ditinggali sendiri" jawab Jennie tidak ingin terlihat sedang mengkhawatirkannya.

Danel tersenyum "kalau begitu, tinggalah bersamaku".

"Gila ya".

Danel langsung tertawa terbahak-bahak "hey jauhkan pikiran negatif-mu itu. Rumah ini memiliki banyak kamar, siapa tau kamu sedang membutuhkan tempat tinggal" Ucap Danel masih terkekeh.

"hmft" Jennie langsung membuang muka.

"kecuali kamu yang menginginkan sekamar denganku, aku bisa apa?".

"kamu tidak akan berhenti?" tanya Jennie memberi peringatan.

"Maaf. Duduklah akan aku buatkan kamu minuman".

"tidak perlu".

"Mana mungkin aku tidak menjamu tamuku, es kopi bagaimana?".

"Sungguh, kamu sedang sakit aku tidak mau merepotkanmu".

Danel tersenyum "Tenang saja, sekarang sudah jauh lebih baik semenjak kamu ikut denganku". 

"Yang benar saja".

"Jadi duduklah, aku akan membuatkanmu minuman".

"ya, terimakasih" jawab Jennie singkat.

Danel tersenyum kembali dan langsung menggerakan kursi rodanya menuju dapur bersih yang tidak jauh dari ruang keluarga tempat dimana ia duduk saat ini.

Break The Silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang