Bab 01; WANITA PENUH KELICIKAN

3.5K 110 1
                                    

.
.
.

Bab 01; WANITA PENUH KELICIKAN.

Menurut sebagian orang ada yang menganggap nikah muda itu menyenangkan ada juga yang tidak merasa apapun. Seperti laki-laki hoodie hijau daunnya saat ini menatap malas pada keberadaan dadakan dari orang di hadapannya saat ini.

Status memang istri dari seorang Fano tetapi status tersebut seakan tidak berguna. Jika, kekasih Fano datang untuk mengganggu waktu santai dirinya dan juga Fano.

"Fan, bisa kan anterin aku pulang? Kepala aku sakit banget."

Drama.

Ingin saja tangannya menjambak rambut panjang itu dengan kuat. "Sal, kan kita udah buat perjanjiannya. Waktu itukan kamu udah sepakat." Balas Fano mencoba memberikan pehaman pada kekasihnya. Ia juga merasa khawatir, namun ia kasihan dengan laki-laki di belakangnya. "Aku pesanin taksi buat kamu."

"Kamu lupa aku punya trauma sama gocar?"

"Tapikan aku gak bisa boncengin kamu. Kan, aku berangkat ke sini barengan sama Atha. Gak, mungkin juga aku ninggalin dia."

"Tapi kamu rela ninggalin aku sendiri?" Salsa itu pintar mencari sebuah kesempatan membuat Fano berjauhan dengan Atha. "Fan, please. Anterin aku pulang."

Fano membalikkan badannya berhadapan dengan Atha sudah berjalan menjauhi keduanya. Entah, kapan laki-laki itu pergi sampai Fano tidak sadar sama sekali. "Liat kan? Bisalah, Fan kamu antarin aku pulang." Tck! Fano bukan laki-laki brengsek yang sengaja lepas dari tanggung jawab.

Atha memang memperbolehkan dia menjalin hubungan dengan kekasihnya. Tetapi Fano seharusnya sadar sedikit untuk lebih mengutamakan Atha. Sekarang apa yang harus ia lakukan?!

Tidak mungkin membiarkan Salsa pulang dengan Go-car tetapi Fano tidak tega membiarkan Atha menghabiskan akhir pekan seorang diri. Hari-hari padat Fano sudah di habiskan dengan sekolah, nongkrong dan berkencan dengan Salsa. Tidak ada waktu sama sekali untuk pemuda bertubuh pendek itu.

Atha tidak peduli dengan apa yang di lakukan Fano dan Salsa. Yang ia lakukan sekarang adalah memilih beberapa kaos oversize untuknya dan juga beberapa pakaian untuk anak kecil yang ada di gendongan depannya saat ini. Selesai dari toko baju satu maka Atha akan ke sebelah lalu ke sebelahnya lagi.

Laki-laki ini tidak memperdulikan suaminya yang sekarang sedang mengantarkan gadis lain. Resiko yang ia buat, kenapa mau menikah dengan laki-laki seperti Fano. Tidak bisa di katakan hanya salah Fano, saat itu keadaan keduanya sama-sama dalam keadaan mabuk. Tidak sadar akan kelakuan keduanya yang ternyata menghasilkan seseorang.

Anak kecil berusia satu tahun itu menatap sekelilingnya dengan diam. Keduanya sekarang berada di dalam satu restoran khas negara Jepang. "Mam dulu ya, sayang." Atha tidak sembarangan memberikan makanan. Jika, keduanya berada di luar, Atha akan memberikan biskuit bayi dan susu. Di dalam tas miliknya ada juga bubur yang sudah ia hancur tetapi Atha yakin pasti itu sudah basi.

Selesai makan, niat Atha langsung pulang saja pasti anaknya juga lelah di bawa berkeliling setengah hari seperti sekarang. Keduanya langsung saja beranjak dari sana, pulangnya nanti seperti apa itu urusan nanti.

"Atha? Kok sendirian, Fano mana?"

"Bang Fata." Keduanya saling menunjuk satu sama lainnya. "Bang Fata sama kak Marisa mau kemana??"

Kedua pasangan baru itu malah tertawa geli. "Mau pacaran lah, dek. Masa kamu sama Fano aja yang bisa, kakak sama bang Fata juga mau pacaran." Ucap Marisa tanpa beban membuat Atha ikut tersipu. Romantis.

"Oh. Kalau gitu aku sama dedek deluan."

"Iya, hati-hati dek."

"Oke."

Fata menatap kepergian Atha dan keponakan dengan bingung. "Sayang, tadi Atha berangkat ke mall sama Fano kan? Sekarang Fano-nya mana?"

"Eh, iya bang. Mungkin udah deluan di parkiran. Udah ah, ayok kita masuk."

"Hm."

Marisa sebenarnya agak khawatir dengan Atha dan keponakannya. Namun, ia ingin yakin pada adik iparnya bahwa ada Fano sudah di parkiran seperti yang di katakan barusan. Marisa dan Fata niatnya makan terlebih dahulu barulah menonton seperti agenda mereka saat pacaran dahulu.

"Bang Fata!"

Laki-laki berusia 29 tahun itu menatap adiknya bingung. Jika, ini Fano lalu dengan siapa Atha pulang? Pandangan Fata dan Marisa saling beradu kebingungan menatap satu sama lainnya.

"Fan?"

"Liat Atha, gak bang? Please, jangan banyak tanya dulu sekarang kasih tau aja kalau abang benar-benar liat."

"Parkiran ak-

"Makasih, kak."

Belum sempat Marisa menyelesaikan perkataannya sudah di potong oleh Fano sekarang sudah berlari. Keadaan Fano sekarang tidak baik-baik saja, ia takut terjadi sesuatu kepada anak dan istrinya. Fano sadar jika ia salah, kenapa tidak mengejar Atha saat pergi meningggalkan ia bersama dengan Salsa.

Tetapi, Fano takut juga Salsa kenapa-napa.

Tha, sorry. Batin Fano masih berlarian sekuat mungkin untuk cepat sampai ke parkiran.

tbc...

DEDEK BAYI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang