Bab 13;MEMULAI LEBIH BAIK

1.1K 65 2
                                    

.
.
.
✤MEMULAI LEBIH BAIK.

Suara Atha semakin memburuk di banding waktu itu. Yang ia lakukan hanya menangis dan berteriak sedang orang yang membuat lelaki madu itu sakit hati dan kelelahan malah tertawa terbahak-bahak bersama dedek bayi yang kebingungan.

Atha memandang permusuhan pada suaminya. Selesai pertengkaran semalam dan Atha harus mengakui dirinya yang salah dan salah paham terhadap Bino dan suaminya sendiri. Berakhir Fano menghukum dirinya semalam penuh harus mengimbangi manusia harimau kejam itu.

"Gendong." Pintanya secara tiba-tiba, memberhentikan pergerakan Fano yang sedang bermain dengan Alfino. "Mas Fano mau gendong~~~~"

Apa yang terjadi sekarang? Lelaki manis dan cantik yang sangat jarang merengek tiba-tiba saja melakukan itu dengan mata lucunya. Hal itu membuat Fano merasa gemas. "Terus yang gendong dedek siapa?"

"Mas Fano."

"Huh?

Dua orang?

Walaupun perbedaan badannya tetap ada. Dan Fano mengakui berat badan Atha itu sangatlah ringan. Jadi, bukan masalah besar menggendong keduanya sekaligus ke lantai dasar untuk memulai sarapan ketiganya yang terlampau siang hari.

Atha menaruh kepalanya di bahu lebar Fano sudah menuruni tangga dengan perlahan dan hati-hati agar tidak terjatuh. Padahal waktu sarapan sudah lewat 23 menit yang lalu tetapi orang-orang rumah masih setia berdiam diri di meja makan menunggu kedatangan keluarga tiga orang ini.

"Good morning." Kak Marisa yang baru tadi subuh kembali dari Paris. "Kesayangan tante Risa kok belum sarapan."

"Guu... ma ta."

Lucu banget.

Setelah pormasi lengkap barulah mereka memulai sarapan. Suasana terasa sedikit lebih tenang, keadaan sedikit sepi karena Atha tidak berceloteh karena tenggorokannya sakit bahkan makan saja tidak selera. Harus makan yang berkuah agar tidak semakin sakit.

Selesai makan Atha dan Fano bersantai di dalam kamar melihat bagaimana Alfino bermain di atas ranjang. Sebagian mainannya di hamburkan memenuhi tempat tidur sedangkan si kecil dengan kesenangan berbaring di tengah-tengah mainan dan tertawa bahagia.

"Tck!" Tiba-tiba saja Atha berdecak kesal dan melemparkan handphone Fano yang membuat laki-laki jangkung tersebut kebingungan. "Waktu itu bilang sama aku ga bakal ada hubungan lagi sama mbak Salsa tapi kenapa masih saling chatan, seriusan mas kalau gini terus aku mau cerai aja."

"Atha." Fano ngomongnya lembut banget, sebisa mungkin ia tidak terbawa emosi. "Dia yang deluan chat mas, loh. Mas engga ada respon sama sekali. Benaran cantik." Tangannya terulur untuk memberikan usapan pelan pada kening laki-laki madu itu. "WhatsApp, Instagram, Twitter apapun itu udah mas blok semuanya, sayang."

"Terus itu siapa? Pakai acara bilang sayang aku salah, maafin aku ya tck bilang aja mas masih mau kan sama cewe ga bener itu."

"Engga gitu."

"Engga gitu gimana." Entah kenapa mood Atha begitu sensitif, lihat saja sekarang ia sudah menangis dalam dekapan Fano.

Alfino yang melihat mamanya menangis langsung mendekat memberikan tepukan pelan mencoba menenangkan. Alhasil membuat laki-laki itu semakin menangis kuat, ia juga tida tahu kenapa ia marasa mudah sekali marah dan menangis.

"Udah, dek. Nanti dadanya sesak." Fano malah kebingungan soalnya Atha ga mau berhenti nangis. "Al sini dekat sama mama, papa." Si kecil langsung menuruti sekarang ia berada dalam dekapan sang papa yang menenangkan.

DEDEK BAYI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang