prolog

4 0 0
                                    

Gadis bercadar itu berlari dengan sekuat tenaga. Hari ini adalah hari pertama nya masuk kampus setelah kemarin dia mengikuti rangkaian Masa orientasi.

Nafas nya memburu , keringatnya pun terlihat bercucuran membasahi jilbab syar'i nya.

" Alhamdulillah aku gak telat " ucapnya setelah berhasil duduk di kursi yang berada di jajaran depan.

" kamu kok lari lari sih Za ? "

Zalina , gadis itu hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya Khadijah yang sudah terlebih dahulu berada di kampus.

" Tadi sehabis murojaah aku malah ketiduran , untung aja aku masih bisa ngejar waktu "

" Tumben sahabat aku ini tidur lagi sehabis subuh "

" Ketiduran Khadijah , aku semalaman ngedit naskah novel ku. Udah di tagih mbak Sinta dari kemarin "

" Ya ampun , penulis kita akhirnya bisa menghasilkan Karya juga ya "

" Alhamdulillah , doakan ya mudah mudahan Allah beri kelancaran "

" Aamiin "

Obrolan itu terhenti ketika dosen masuk ke ruangan. Karena ini baru hari pertama jadi belum masuk ke materi perkuliahan.

Kebanyakan dosen hanya berkenalan dan menjelaskan kontrak perkuliahan selama satu semester ini seperti apa.

Setelah jam selesai , Zalina dan Khadijah memutuskan untuk makan siang di kantin kampus.

Sepanjang menuju kantin , terdapat banyak banner pemilihan presiden BEM yang baru.

Kebetulan untuk Tahun ini kak Hasan kakak kandung Khadijah menjadi salah satu kandidat nya.

" Kak Hasan terlihat keren di situ ya Dijah "

" Iya Za , tau gak kemarin aku liat di akun resmi BEM besok akan ada debat pertama. Aku mau datang untuk ngasih semangat bang Hasan "

" Wah bagus dong , kak Hasan pasti seneng di dukung sama adik nya "

" Iya , nanti kamu juga ikut ya "

" Insyaa Allah ya Dijah , besok soalnya aku udah mulai pindah ke pesantren "

" Wah kamu udah mau ke pesantren . Emang urusan kamu sudah selesai Zalina ? "

" Alhamdulillah Dijah , kamu doakan aku ya supaya bisa lebih Istiqomah ketika aku di pesantren nanti. Bang Althaf dari Mesir sudah memberi tahukan ke pihak pesantren kalau aku mau masuk besok "

" Wah apa kabar bang Althaf Za ?

" Alhamdulillah baik , dia bantu aku banyak banget selama ini. Cuman dia keluarga ku yang bisa aku andalkan Dijah "

Khadijah tau kalau Zalina sekarang begitu merindukan kakak susuan nya itu. Althaf adalah kakak susuan Nara karena saat sudah sejak di lahirkan Althaf harus kehilangan ibu nya.

" Sudah jangan sedih , nanti kalau sudah lulus pasti kak Althaf nemuin kamu Za "

" Makasih Za "

Sesampainya di kantin , mereka memesan makanan dan makan siang dalam diam.

Setelah makan , adzan Dzuhur berkumandang . Mereka berdua pun segera menunaikan ibadah shalat Dzuhur berjamaah di masjid kampus.

" Allahu Akbar "

Deg ,

Suara itu membuat Zalina terkesima tiba tiba. Suara imam shalat hari ini terasa berbeda. Suara merdu itu membuat shalat Zalina semakin khusyuk.

Setelah selesai shalat , seperti biasa Zalina menyempatkan untuk Murojaah sebentar. Hafalan nya belum lah banyak namun Zalina tak ingin lalai dengan tidak secara rutin murojaah.

Begitupun dengan Khadijah yang memang sudah mempunyai hafalan Al Qur'an sejak kecil. Bahkan Khadijah sudah berhasil menghafal sebanyak 30 juz.

" Bimbing aku terus ya Dijah , bantu aku menjadi lebih baik "

Khadijah menatap sahabat nya dengan tulus. Sejak satu tahun yang lalu mereka dekat sudah banyak perubahan yang terlihat dari Zalina.

Zalina yang dulu bukan lah Zalina yang kini ada di hadapan nya. Karena itu Khadijah bersyukur karena bisa membersamai perjalanan Zalina menjemput Cinta Nya.

" Mari berproses bersama sisterlillah ku "

Ucap Khadijah sambil memeluk Zalina. Zalina menangis di pelukan Khadijah.

Ia kembali teringat begitu buruk perangai nya dulu. Yang terkadang membuat dia begitu benci dan marah pada dirinya sendiri.

Karena masa lalu itu membuatnya harus kehilangan banyak orang yang dia sayang.

Karena masa lalu nya , banyak orang yang harus menjadi korban

Allah ampunilah segala dosa ku ~ monolog Zalina dalam hati

permata cinta penjara suci Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang