Setelah pulang dari kampus , Zalina kembali ke pesantren. Seperti biasa Zalina langsung menuju ke kamar. Namun di jalan Zalina di tahan oleh seorang santri.
" Maaf ukhti Zalina tadi di panggil oleh ustadzah Faiza ke rumah Buya. "
" Oh baiklah , makasih ukhti "
" Sama sama ukhti "
Zalina langsung berbalik menuju rumah Buya. Sesampainya di sana sudah ada ummi , ustadzah Faiza , ustad hafiz , dan ustad Alif yang berkumpul di ruang tamu.
" Assalamualaikum "
" Waalaikumussalam " jawab semua orang
" Maaf Za menganggu ustadzah , apa ustadzah memanggil Za tadi ? "
" Ah iya Za , masuklah kami memang menunggu kamu "
Zalina pun masuk ke dalam rumah. Zalina di persilahkan duduk di samping ustadzah Faiza.
" Begini Za selama ini kan kamu belajar bersama saya , tapi insyaa Allah Minggu depan saya akan berangkat ke Mekkah untuk umrah sekaligus menghadiri acara reuni di universitas Ummul Quro. Karena itu selama saya di sana kamu akan mendapatkan pembimbing pengganti. "
Zalina mengangguk paham , dia pun tak keberatan jika ustadzah lain yang akan membimbing ia belajar selama ustadzah Faiza di Mekkah
" Insyaa Allah Za tidak keberatan ustadzah kalaupun ada ustadzah lain yang menggantikan ustadzah selama pergi "
" Tapi Za bukan seorang ustadzah yang Buya persiapkan untuk menggantikan saya "
" Lalu siapa ustadzah ? "
" Kamu akan langsung berada dalam bimbingan Alif Za. Jadi selama saya pergi saya tetap bisa mengawasi pelajaran kamu dari Alif. Buya sendiri yang memutuskan nya kemarin. Jika kamu tak percaya silahkan tanya ummi "
Zalina kaget , mengapa ustad Alif ? Zalina merasa akan sangat canggung baginya untuk berinteraksi langsung dengan Alif.
Terlebih dia tak akan tahan dengan omongan omongan santri yang begitu menggemari ustad Alif.
" Tapi ustadzah apa tidak akan menimbulkan fitnah jika Za di bimbing langsung oleh ustad Alif. Posisi Za hanya seorang santri di sini , Za tidak ingin santri Lain merasa Za di istimewakan oleh keluarga Buya karena langsung mendapatkan bimbingan dari kedua anak Buya dan ummi. Selain itu saya dan ustad Alif bukan lah muhrim sedangkan selama ini saya dan ustadzah langsung berinteraksi berdua dalam belajar "
Ustadzah Faiza dan ummi tersenyum dengan apa yang Zalina ucapkan. Mereka sudah menduga Zalina akan mengatakan hal tersebut.
" Kami sudah menduga kamu akan mengatakan itu nak , tapi ini sudah keputusan Buya. Selain itu selama kalian dalam proses belajar ummi akan mendampingi kalian. Jadi kalian tidak akan di tinggalkan berdua. Begitu pula tempat kalian belajar akan di pindah rumah ini. Bagaimana nak ? "
Zalina bingung , satu sisi itu adalah keputusan Buya namun satu sisi lagi dia akan tidak nyaman dengan para santri lain terutama kepada ustadzah Salma yang semakin menunjukan ketidak sukaan nya pada Zalina karena terlalu dekat dengan keluarga pesantren.
" Bagaimana lif kamu setuju kan ? " Kini ustadzah Faiza langsung bertanya dan seperti memberi kode kepada Alif.
" Ah iya , jika itu keputusan Buya Alif setuju. Nanti tinggal kita cocokan jadwal kamu dengan saya saja Za "
" Tuh Za , Alif saja setuju dengan keputusan ini. Kamu setuju kan ? Mbak tidak akan tenang jika kamu di pegang oleh ustadzah atau ustad lain Za "
Meskipun ada rasa ketakutan , Zalina pun mengangguk menyetujui keputusan itu. Ustadzah Faiza dan ummi terlihat lega sedangkan Alif hanya memasang wajah dingin saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
permata cinta penjara suci
RomanceBila Allah sudah berkehendak siapa yang bisa menolak ?