Koh mengendarai sepeda motornya ke apartemen Brown. Tidak lama kemudian dia memarkir mobilnya di tempat parkir depan sebelum menekan panggilan ke Brown untuk memberi tahu bahwa dia telah tiba.
(“Kamu boleh masuk,”) Suara Brown kembali terdengar ketika Koh mengatakan bahwa dia sedang menunggu di bawah
"Kenapa aku harus masuk? Siapa yang seharusnya keluar? Itu kamu. Jadi kamu turun dan bicara padaku di bawah," kata Koh ketika dia mulai merasa tidak aman setelah datang ke kondominiumnya seperti ini.
(“Bagaimana kita bisa membicarakan hal seperti itu di sana? Kaulah orangnya. Ayo datang dan beritahu kantor depan bahwa kamu datang kepadaku, kamar 918,”) Brown membalasnya. Koh sedikit ragu-ragu.
(“Bagaimana kalau aku tidak bisa bangun. Kalau kamu tidak naik, pulanglah,”) kata Brown sambil mengusirnya yang membuat Ko mendengus kecil.
"Oh, oke, oke. Itu saja," Koh segera menutup telepon Brown sebelum berjalan ke arah staf yang duduk di kantor depan di dalam kondominium. Setelah menginformasikan nama orang tersebut dan nomor kamarnya, petugas mempersilakan dia masuk karena Brown menelepon dan memberitahukannya. Coco menghampiri Brown. Saat naik lift, dia memikirkan apa yang akan dikatakan Brown kepadanya? Dan ketika dia sampai di kamar Brown, Koh kemudian menekan bel pintu di depan kamar. Di dalam hatinya, dia gemetar dengan aneh.
Retakan!!
Pintu terbuka dan Brown berdiri dengan ekspresi tenang. Koh memandang Brown dengan ekspresi tegas di wajahnya.
"Masuk," kata Brown, lalu membukakan pintu dan Koh masuk ke dalam. Brown kemudian menutup pintu dan menguncinya di belakangnya. Dia berjalan ke dapur untuk menuangkan air dan meletakkannya di atas meja kaca di depan TV.
"Untuk apa kamu berdiri? Apa kamu tidak melihat sofanya?" Brown bertanya saat melihat Koh masih berdiri di tengah ruangan. Koh pergi untuk duduk di samping tepi sofa karena dia tidak ingin terlalu dekat dengan Brown.
"Langsung saja, Kak. Kenapa kamu harus membullyku seperti itu? Apa yang telah aku lakukan hingga membuatmu tidak puas? Sebaiknya kamu beritahu aku," sela Koh langsung to the point.
"Minumlah air terlebih dahulu agar kamu bisa tenang," kata Brown sambil menyerahkan segelas air kepada Koh yang membuatnya mengerutkan kening pada Brow dengan perasaan tidak senang.
"Bisakah kamu tidak menggangguku? Aku serius, Phi Brown," kata Koh dengan nada tertekan.
"Aku juga serius," ucap Brown pelan sambil menatap mata Koh yang membuat jantungnya bergetar tanpa alasan yang jelas. Tenggorokannya terasa kering sehingga dia mengambil segelas air dan meminumnya.
"Seserius apa kamu? Aku lihat kamu selalu menggodaku," tanya Koh lagi. Brown masih tidak menjawab. Namun dia menatap wajah Koh tanpa melihat ke mana pun membuat Coco merasa gugup.
"Apa yang kamu lihat? Aku di sini untuk mengetahui alasannya," teriak Koh tidak sabar.
"Kamu dapat melihat bahwa aku sedang menggodamu. Kamu dapat melihat bahwa aku sudah suka mengganggumu. Selain itu, apakah kamu dapat melihat hal lain?" Brownbertanya balik. Koh memandang Brown dengan bingung.
"Apa lagi yang bisa dilihat?" Koh bertanya dengan ekspresi bingung. Brown menghela napas dalam-dalam sebelum | berdiri dan menarik lengan Koh dengan kuat untuk bangkit dan mengikutinya.
"Hei Phi Brown, kamu mau membawaku ke mana?" Koh berteriak sebelum mencoba membuat rintangan karena dia akan membawanya langsung ke kamar tidurnya.
"Jangan keras kepala padaku Koh. Aku akan membiarkanmu melihat apa lagi yang ada di dalamnya," kata Brown dengan suara yang dalam lalu menyeret Koh ke kamar tidur dan mengayunkannya ke atas tempat tidur. Koh ketakutan. Dia segera bangkit dan duduk di
KAMU SEDANG MEMBACA
LS : Koh & Brown
RomanceBrown "Senior memerintahkanku untuk melakukannya" Koh "Memerintahkanku untuk tidur juga. Apa kamu gila?" ******* Brown "Kenapa kamu bersikap kasar sekali?" Koh "Oh! Aku seorang yang tangguh, jadi mengapa kamu mau macam-macam dengan orang yang tanggu...