Hari berjalan semakin sore, gadis berbalut cardigan putih itu terduduk di kursi taman dekat apartmentnya, menikmati semilir angin yang selalu menyambutnya.
“Arum” ia menoleh kebelakang, menangkap sosok perempuan cantik seumuran dengannya lalu ia tersenyum dan memberikan gesture untuk duduk di sebelahnya.
“Kenapa? enggak biasanya kamu disini?” ucap perempuan itu karena ya, seorang Theresia Arum Thalia tidak menyukai kesendirian di tempat yang sangat sepi.
“If Jeremy cheat on you, you'll forgive him or do something?” Theresia menyentak gadis itu.“What the fuck happened?? Sandya cheat on you?? bro?? how can it be?? our couple goals goals...” jawaban gadis itu membuat Theresia berdecak gusar dan menatap gadis itu dengan tatapan datar
“Duhh sorry! if Jeremy cheat on me? i swear to the God, me, Kalea Gisella Pramudya will burn his dick and squeeze his balls!” sontak celetukan itu membuat Theresia tertawa, melihat sahabat karibnya itu berapi-api.
“Bisa begitu memang, Gi?” tanyanya, “Bisa, tapi nangis dulu” Gisella dan kepercayaan dirinya.
“Tapi serius, the man like Althair Sandya cheated on you???” ucap Gisella penasaran “Laut Althair Sandya, Gi” koreksi Theresia
“Persetan, serius!! Like really?? you got cheated?? y'all are like you know the lovebirds!” Gisella menggebu membuat sahabatnya terkekeh.
“Sebenernya masih kurang yakin, enggak bisa disimpulin gitu aja tapi yaudah sih lagi kalut doang gue kayaknya” Gisella yang mendengarnya langsung menoyor kepala gadis umur 24 tahun itu.“Jadi? lo tau darimana?” Gisella mulai menginterogasi
“I found someone call him last night and she call him "Kak Laut" like the way i did! but, Laut just explain that she's just a coworker” Gisella menganga, serius, ia tidak bisa percaya apa yang didengarnya.Tidak ada yang memanggil Laut Althair Sandya itu dengan panggilan Laut! hanya Theresia yang bisa memanggilnya begitu...err dan ibunya lelaki itu.
“HE CHEATED ON YOU, INDEED!” Gisella menjentikkan jarinya sembari berkata hal itu dengan keras.
“Tapi gimana kalau emang ternyata cuman temen kerjanya Laut? berlebihan enggak sih gue?” Gisella menepuk jidat mendengar sahabat bodohnya itu.•••
Kembali lagi ke Laut dan Rinjani, iya, gadis itu masih bersama Laut.
Rinjani berbicara mengenai Theresia disepanjang jalan, entah dari memujinya, bertanya makanan favorit gadis itu atau kenapa Laut bisa bertunangan dengannya.Laut menjawab sesuai apa yang dia tau, namun kepalanya sudah tidak tau kemana, pikirannya melayang kesana kemari. Beberapa kali, Rinjani menarik tangannya karena hampir bertabrakan dengan orang lain.
“Kak Laut, aku serius banget kali ini” lamunan Laut buyar, ia langsung memfokuskan dirinya pada gadis itu.
“You loves her, right? you do love her?” Laut kikuk saat pertanyaan itu masuk ke otaknya, ayolah, semua orang tau betapa saling mencintainya kalian berdua, Laut.“I... do.”
“That's so ridiculous! Kak Laut, lebih baik memang kamu berhenti, Kak. Kamu mau pilih aku atau Theresia?” Laut terdiam lalu “Tapi memangnya kita itu apa, Jan?”Gadis itu mematung, karena, benar kata Laut. Mereka itu apa? bahkan Laut tidak pernah mengutarakan apapun.
“Kamu selalu perhatian, Kak!” seru Rinjani
“Kalau karena perhatian bikin kita jadi sesuatu, berapa orang, Jan? Berapa orang yang punya sesuatu sama kita?” Laut dan kepribadian INTJnya.Rinjani sudah memerah, gadis itu terisak.
“Memang kamu selalu balik ke perempuan itu, Kak Laut.” lantas gadis itu meninggalkan Laut yang mematung.Laut sialan, kenapa begitu banyak masalah di sekitarnya?
•••
Theresia memasuki lift untuk menuju apartmentnya, lalu mendapati sosok Laut yang terburu ingin memasuki lift juga, gadis itu menahan pintunya.
“Re!” Laut memanggilnya, mereka hanya berdua di lift.
“Apaa, Laut?”“I love you, the one that i love is always you. Theresia, im sorry... please forgive me” Lelaki itu dengan spontan menggenggam tangan gadisnya, membuat si lawan bicara tersenyum miris.
“So... you really cheated on me?” lirihnya.“Enggak! semuanya salah paham, Re... Please, forgive me... i beg you, i really beg you” Theresia melepaskan genggaman tangan lelaki itu, lalu mengusak rambut tebalnya
“Bilang ke Tuhan aja, Laut. Cerita dan minta solusinya, aku cuman manusia, jatah memaafkan aku lebih sedikit dari Tuhan” Rasanya hati milik Laut sudah terkena tsunami.
“Re, memang sudah enggak bisa ya?” Laut melirihButuh waktu lama untuk menunggu Theresia membuka suaranya, alih-alih mendapati jawaban gadis itu, justru liftnya sudah sampai di lantai mereka.
Laut berjalan mengekori gadisnya, rasanya ia ingin menggenggam tangan dingin milik gadisnya itu.
•••
Memasuki apartment, gadis itu menduduki dirinya di sofa, membuka handphonenya dan menggulir media sosialnya, semua tidak luput dari pandangan sang lelaki.
“Re...?” panggil lelaki itu, “Iyaaa, Laut”
Laut terdiam bingung, maksudnya iya itu apa?
“Re? iya? iya apa?” gadisnya menaruh handphonenya, menatap ke lelaki itu.“The fairy inside me told me to forgive you, Laut” Laut berjalan cepat kearah gadis itu lalu memeluknya dengan erat, berulang kali kata maaf terucap darinya.
“But the devil told me to stay away from you... Laut” tidak, perkataan itu tidak terucap secara gamblang, Theresia memasukkan kata-kata itu ke dalam hati dan otaknya.
•••
To be continued!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Apartment We Won't Share
Fanfic"Laut, menjadi tempatku berhenti" Inspired by Niki's song, Apartment We Won't Share. copycat please stay away! ©atheanana