one

150 12 1
                                    


Cerita ini murni dari pemikiran author sendiri,jika ada sedikit kesamaan dengan cerita orang lain mungkin itu hanya kebetulan

Walaupun aku tau cerita ini tidak seberapa,tapi dilarang keras untuk mengcopy!!,diharapkan menghargai karya orang lain.

Happy reading
.
.
.
.
.



Di tempat asrama elit namun cukup tua, disanalah terdapat 8 anak remaja laki-laki yang sedang bersantai di Rooftop sambil berbincang-bincang santai,tetapi teriknya sinar matahari mulai menggangu bagi mereka

"panas Cok!"

"Masuk ajalah kita,liat wajahnya Jia udah merah-merah gitu"

Yang di sebut spontan menggeplak kepala sepupunya itu,hingga membuat sang empu mengaduh kesakitan
"Stop sebut gue Jia!!,kayak nama cewe anjir"ucapnya mendengus tidak suka

"Tapi...nama Jia cocok dengan lo, gimana dong"ungkap kevan

"Serah deh,gue mau ke kamar aja."ucapnya lalu beranjak pergi sambil menghentak-hentakkan kakinya

"Nah loh Ngambek dia van"tutur Yuan

Kevan terkekeh
"Gapapa nanti di sogok permen udah luluh dia"jawabnya santai
"kantin yok haus gue"lanjutnya

"Gas lah"

Mereka bertujuan akhirnya pergi ke kantin asrama yang ada di lantai bawah, setibanya disana masing-masing dari mereka memesan makanan,saat sedang khidmat menyantap makanan kevan di kejutkan dengan ponselnya yang terus berdering dan ternyata nama Jia yang tertera di sana,iapun dengan cepat mengangkatnya

"Kenapa ji?"tanyanya

"....."

"Jia hey Lo kenapa"kevan bertanya dengan nada panik, setelah mendengar tangisan dari balik telepon

"Kenapa van"teman-temannya bertanya

"Gak tau jia nelpon tapi sambil nangis"
Ucap Kevan beranjak namun membayar makanan terlebih dahulu sebelum akhirnya ia berlari menuju ke arah kamar diikuti oleh yang lain

___________________________

Pintu kamar dibuka cukup keras,kevan dan yang lain dengan cepat masuk untuk melihat keadaan Jian, kemudian terdengar suara isakan di dalam kamar mandi,saat mereka masuk,terlihat Jian yang memeluk lututnya sambil menangis di dekat wastafel

"Jia?,"panggilnya

"Hueee Abang~"Jian menangis kemudian berhabur ke pelukan kevan

"Lo kenapa?"

"T-Tadi...hiks gue liat setan....huee"

"Gimana-gimana coba cerita"kevan membawa Jian keluar dari kamar mandi

Flashback!!

Setelah pergi dari Rooftop jian hendak kembali ke kamar mereka yang ada di lantai dua, setibanya di kamar ia berbaring di atas kasur sembari bermain game di handphone miliknya

Tidak lama ia merasa ingin buang air kecil, kemudian Jian pergi ke kamar mandi, setelah selesai ia berjalan ke arah wastafel untuk membasuh muka

Jiaa~

Merasa ada yang memanggil namanya Jian keluar dari kamar mandi dan membuka pintu kamar,ia pikir ada yang datang,namun saat di depan pintu ternyata tidak ada orang sama sekali bahkan yang lewat pun tidak ada

"Siapa sih, jangan-jangan kevan nih yang iseng"pikirnya,lalu kembali ke kamar mandi,karena mengingat bahwa handphonenya tinggal di atas wastafel,namun saat hendak keluar ia tidak sengaja menjatuhkan botol sabun ke lantai

"Ckk,pake acara jatoh lagi,"ucapnya dengan nada kesal,kemudian berjongkok untuk mengambil botol tersebut,namun tiba-tiba ia merasa ada yang menepuk pundaknya

Jiaa~

Jian menoleh ke arah belakang,saat itu juga jantungnya berdegup kencang saat melihat seseorang yang memanggil namanya, perempuan dengan rambut panjang dan gaun yang lusuh melotot ke arahnya

Jian menoleh ke arah belakang,saat itu juga jantungnya berdegup kencang saat melihat seseorang yang memanggil namanya, perempuan dengan rambut panjang dan gaun yang lusuh melotot ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ASTAGHFIRULLAH SETAN!!,"Jian berteriak dan hendak berlari,namun badannya tidak bisa digerakkan sama sekali

"Jiaa~ayo bermain denganku" perempuan itu mendekatkan wajahnya pada Jian
"Mengapa kamu menangis?,aku tidak akan menyakitimu, hihihi"ucapnya saat melihat air mata membasahi pipi Jian,namun sedetik kemudian tawanya menggema di seluruh ruangan

Tubuh Jian gemetar hebat dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir di pipinya,dalam hati ia berdoa agar segera pingsan,namun doa itu tidak kunjung terwujud,ia terus bertatap-tatapan dengan perempuan itu hingga lima menit lamanya.

"K-ku mohon pergilah... hikss..,"dengan suara terbata-bata

"Kau ingin aku pergi...baiklah... tapi nanti aku akan menemuimu kembali jiaa~"perempuan itu kembali tertawa sebelum akhirnya menghilang dari hadapan Jian.

Bahunya melonggar,napas yang tertahan akhirnya dilepaskan dalam hembusan panjang,ia terduduk di samping wastafel dengan tatapan kosong,tangan jian yang bergetar hebat kemudian mengambil telepon dan mencari nomor seseorang

Flashback off

"...j..jadi...gitu"ucap jian sesegukan,dengan kevan yang masih setia memeluknya

"Udah-udah, sekarangkan hantunya udah gak ada,"kevan menenangkan adik sepupunya yang masih terus menangis

"Kok siang-siang gini ada setan sih,"ucap Zidan kebingungan

"Lo gak tau zi,kalau setan itu tiap hari juga ada di dekat kita, contohnya kayak orang di samping lo"tutur Naufal,Zidan menoleh ke arah samping dan ia dapat melihat wajah Arjuna yang sedang menatap tajam pada Naufal,Zidan dengan cepat menyingkir dari mereka berdua, sebelum ia ikut terkena amuk oleh si kecil cabe rawit itu.

"Maksud Lo gue setan gitu."hardik Arjuna datar,dan hendak memukul Naufal,namun sang oknum dengan cepat berlari keluar dari kamar asrama tersebut

"NAUFAL BABIK,SINI GAK.BERANI-BERANINYA LO BILANG GUE KAYAK SETAN."Arjuna dengan kekuatan penuh ikut berlari mengejar sahabatnya,hingga lorong tersebut di penuhi oleh suara mereka berdua,tidak masalah penghuni lain sudah terbiasa dengan keributan yang dibuat oleh kamar 9021

"Udah sekarang kamu tidur aja"ujar kevan Kevan lembut

"Tapi jangan tinggalin gue sendirian,nanti hantunya balik lagi"

"Iya Jia,gak akan ada yang ninggalin lo,udah sekarang tidur"

Jian mulai memejamkan matanya,namun ia tidak melepaskan genggaman pada tangan kevan

Haunted dormitory✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang