two

160 19 4
                                    


Typo bertebaran!!
.
.
.
.
.




Tok~
Tok~

"Siapa?"ucap arkan menyenggol lengan Arjuna

Juna hanya mengedikkan bahunya
"Fal coba bukain.kan Lo Deket pintu"ujarnya

"Gak mau ah,capek gue gara-gara lo kejar tadi"jawab Naufal,lalu lanjut bermain handphone

"Kok jadi nyalahin gue.padahal Lo yang mulai duluan"ucap Juna tidak terima,hendak mendekati Naufal namun dengan cepat pergelangan tangannya ditarik untuk duduk kembali oleh Arkan

"Udahlah jun,gak capek apa kalian ribut terus"

Langit yang sedari tadi hanya berdiam diri, melihat tidak akan ada yang membukakan pintu,dengan inisiatif ia berdiri lalu membukanya

"Kenapa?"tanya langit pada orang di depannya

Yang datang ternyata salah satu adik tingkatnya

"Emm...kamar 9021 diminta kepala asrama buat bersihin musholla untuk sholat magrib berjamaah nanti kak,"

"Oh yaudah bilang sebentar lagi kami turun"

"Baik,Kalau begitu permisi kak,"Langit mengangguk,lalu anak itu pergi meninggalkan kamar mereka

"Kenapa bang?"tanya yuan

"Kita diminta bersihin musholla"jawabnya

"Oh iya gue lupa....kata pak Agus salah satu dari kita nantinya harus jadi imam buat sholat"celetuk kevan

"Jadi,..siapa yang mau?" Yuan kembali bertanya

"Lo aja gimana Lang"usul Naufal

Langit mengangguk
"Boleh...tapi Minggu nanti, Lo ikut gue kebaktian di gereja,mau?"ia menaik turunkan alisnya

"Hehe gak deh, bercanda gue,"ucapnya tersenyum kikuk.membuat yang lain menggeleng kepala dengan tingkah naufal

"Kalau dengerin solusi dari Naufal emang gak ada gunanya"tutur Arjuna

"Bocil diem ajadeh"

"Bocil-bocil,gue lebih tua dari Lo ya monyet."Juna menendang kaki Naufal

"Ilih cuma beda satu hari doang"

"Nah itu poinnya, satu hari itu gue udah duluan minum asi,sedangkan Lo masih di dalam perut,jadi tetap tuaan gue daripada Lo."hardik juna

"Udah-udah kok kalian malah ribut sih,kapan kita ke musholanya kalau gini"ucap Zidan frustasi, melihat dua sahabatnya yang tak pernah akur

"Suit aja gimana?nanti yang kalah jadi imam,"Arkan memberi solusi

Ketika semua orang setuju,mereka ber enam melakukan gunting batu kertas,dan yang kalah adalah kevan, sesuai perjanjian ialah yang akan menjadi imam nantinya

"Yaudah sekarang yok kebawah,nanti kita di omeli lagi sama pak Agus,"tutur yuan

"langit gue nitip Jia,jangan tinggalin sendirian nanti anaknya nangis"ucap Kevan  pada langit

"Iya tenang aja"









Di mushola ternyata hanya mereka ber enam,tumben sekali karena biasanya akan ada pak Agus yang akan memantau mereka saat sedang membersihkan musholla

Sebenarnya piket musholla itu tidak memerlukan waktu yang lama,karena mereka hanya di tugaskan membersihkan barang dari debu dan menyapu lantai,yang membuat lama itu karena ketika mereka selesai bukanya kembali ke kamar,melainkan nongkrong sambil cerita terlebih dahulu di depan musholla sembari menunggu adzan berkumandang

"Kok tumben ada yang kurang, biasanya kalian kan selalu berdelapan,kalau langit gak ada bapak udah ngerti tapi ini bapak rasa gak ada Jian, memangnya dia kemana,"ucap pak Agus yang baru datang,lalu ikut duduk di dekat mereka

"Jiannya masih tidur pak"jawab Yuan,pak Agus hanya mengangguk paham

"Eh pak saya mau nanya,kita tau Kalau asrama ini katanya angker tapi massa setanya nunjukin diri di siang bolong sih pak"ujar kevan

"Emang siapa yang habis liat setan?"pak Agus bertanya

"Jia pak,tadi siang dia bilang kalau liat mbak.Kun di kamar mandi"ucap Naufal bergidik ngeri, mengingat yang di ceritakan oleh jian

Mendengar penuturan Naufal,pak Agus sontak terkejut
"Mengapa dia kembali menunjukkan wujudnya"

"Pak,kok bengong,atau.. jangan-jangan bapak tau siapa perempuan itu?"terka kevan

"Ehh,E-enggak bapak gak tau,tapi kalau boleh bapak kasih saran,mulai sekarang kalian jangan pernah biarin Jian sendirian kemanapun itu,demi keselamatannya."ucap pak Agus dengan nada serius

Mereka yang ada di sana sontak merasa bingung dengan ucapan pak Agus,mengapa mereka tidak boleh meninggalkan Jian sendirian?, terutama untuk keselamatan jian.memangnya siapa perempuan itu.

"Memangnya siapa perempuan itu pak?"Zidan kembali bertanya

"Bukan siapa-siapa. sekarang udah adzan, yuk masuk yang lain udah di dalam,hari ini bagian ruangan kalian kan yang piket,jadi siapa yang dipilih menjadi imam?"ujar pak Agus, mengalihkan pembicaraan

"Kevan yang nantinya jadi imam pak"jawab Arkan

Pak Agus lalu beranjak masuk meninggalkan mereka yang masih diliputi dengan rasa penasaran.

________________________

Langit yang masih setia duduk di samping tempat tidur Jian,merasa seperti ada yang memperhatikan mereka dari balik jendela,namun saat ia menoleh tidak ada apapun disana.

Kemudian ia berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum sebentar, setelah selesai,ia mendekati ranjang Jian kembali, berniat membangunkannya,namun saat ia memperhatikan nampaknya Jian sedang bermimpi buruk,terlihat keringat yang membasahi dahinya dan ia bergerak Napak gerisah.

"Jia bangun.."ia menggoyangkan tubuh jiandra,sontak membuat sang empu terbangun dengan nafas yang terengah-engah.

"Ji kenapa?"tanya Langit khawatir

Jiandra menoleh dengan mata yang sudah berkaca-kaca
"A-abang....t-t..akut,hiks....dia datang lagi"

Melihat Jian yang menangis,Langit membawa tubuh kecil itu ke dalam pelukannya
"Udah Jia tenang ya,..disini ada Abang...Jia gak usah takut..."ucapnya berusaha menenangkan 


Berapa menit setelahnya,Saat dirasa jiandra sudah lebih tenang, Langit melepaskan pelukan tersebut

"Ini Udah adzan,Jia ambil wudhu terus sholat dulu ya, sholatnya biar di sini aja gak usah ke mushola"ia mengusap pucuk kepala jian

"Temenin,"cicitnya,lalu di setujui oleh sang sahabat, jadilah langit menemani jiandra untuk mengambil wudhu di kamar mandi,hingga jian selesai sholat,tidak lama terdengar pintu kamar terbuka ternyata itu kevan dan yang lainnya

Zidan yang baru masuk mendekati Jian dan memeluknya posesif
"geli zi"ungkap Jian,karena Zidan yang terus mendusal bak anak kucing padanya

"Sebentar aja jia,Abang capek"ucap Zidan memelas,karena merasa tidak tega, Jian membiarkan sahabatnya itu untuk tetap memeluknya

"Jangan percaya ji ,orang Zidan gak ngapa-ngapain tadi,dia cuma duduk mana sambil bicara sama pohon lagi"cibir Yuan

"Iya bener,modus itu biar bisa nempel sama lo"timpal juna

Zidan menatap mereka sengit,lalu berganti menatap Jian
"Jangan dengerin mereka berdua, soalnya mereka itu cuma iri karena gak bisa meluk kamu"tutur Zidan,lalu menjulurkan lidahnya mengejek pada Yuan dan juna

Yang lain hanya menyimak perdebatan mereka bertiga,kerena tidak ingin ambil pusing,kalau mereka itu menimpali yang ada sampai besok debatnya gak akan selesai-selesai.













Haunted dormitory✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang