Happy reading
.
.
.
.Di lorong asrama yang sepi dan sedikit minim pencahayaan jiandra berjalan sendirian tanpa mengkhawatirkan apapun,memang untuk bisa mengarah ke gudang asrama orang-orang harus berjalan cukup jauh,karena letak gudang yang berada di ujung kamar asrama lantai satu,jalan mengarah ke sana pun cukup sepi, pasalnya jarang ada Siswa maupun pekerja yang lewat, itulah yang membuat orang-orang enggan untuk ke sana.
Ia memutar kenop pintu tersebut,suara decitan dari pintu tua itu membuat siapapun yang mendengarnya akan bergidik ngeri
Saat masuk Jiandra sontak dibuat kaget,karena ini tidak pantas jika harus disebut gudang.pasalnya gudang itu begitu luas serta terdapat banyak pintu yang ia sendiri tak tau apa yang ada di baliknya
"Ini tangganya di taro dimana sih,"gumam Jian, Karena ia sudah mencari namun belum juga ketemu"apa di ujung pintu itu ya,"lalu berjalan mengarah ke salah satu pintu yang ada di gudang,saat hendak sampai tiba-tiba ia merasakan tangan seseorang memegang bahunya, matanya melebar pikirannya sudah mengarah kemana-mana karena mengingat kejadian yang ia alami beberapa Minggu yang lalu
"Nak Kamu ngapain sendirian disini?" Mendengar suara yang tak asing di telinganya,Jian yang awalnya memejamkan mata perlahan membukanya lalu membalik badan mengarah ke seseorang tersebut,ia menghembuskan nafas lega kala tau siapa yang berada di hadapannya
"Hah...pak Agus saya kira siapa"
"Haha maaf,kalau bapak bikin kamu kaget,kamu ngapain disini sendirian dimana yang lain?"
"Saya mau cari tangga pak,tapi bingung ada di mana soalnya banyak banget ruangan,udah kayak istana aja"keluhnya
Pak Agus terkekeh
"Ooh mau cari tangga,ayo bapak tau dimana tempatnya"Matanya berbinar mendengar tawaran tersebut
"Woahh beneran,terimakasih pak"akhirnya jiandra berjalan di samping yang lebih tua sesekali mereka akan berbincang-bincang,namun sedari tadi Jian samar-samar mencium bau bunga melati yang memenuhi ruangan,awalnya ia merasa sedikit takut namun berusaha menepis pikiran buruk tersebut,mungkin itu hanya perasaannya saja.
"Nak Jia nggak takut"ucap pak Agus tiba-tiba
Jian menoleh,"Takut kenapa?"tanyanya dengan raut wajah kebingungan
"Gimana kalau ada hantu
gitu,"tutur pak Agus terkekeh kecil"Nggak kan ada bapak"jawabnya santai
Tiba-tiba saja pak Agus menghentikan langkah kakinya di depan salah satu pintu yang nampaknya masih terkunci,ah mungkin ini tempatnya,pikir jian
"Kenapa nggak dibuka pak?"tanya jian,yang ditanya menatapnya lalu tersenyum"Bapak lupa bawa kunci"
"yah...terus gimana dong pak"
"Kamu tunggu disini,bapak ambil kuncinya dulu gimana?"
"Yaudah deh...tapi bapak jangan lama-lama"
"Kenapa nggak boleh lama, katanya nggak takut"ucapnya sedikit mengejek yang lebih muda
"Hishh...Jia bilang kan kalau lagi sama bapak,"rengeknya
"Iya-iya bapak nggak akan lama kok"ucapnya lalu mengusap Surai hitam Jian, sebelum akhirnya melangkah pergi
"Anak manis,aku tidak akan melepaskan mu."
------------(๑•﹏•)------------
Kini jiandra hanya sendirian,ia menatap ruangan di sekelilingnya.sunyi itulah yang dapat dirinya rasakan saat ini,hingga suara pintu yang terbuka mengalihkan pandangannya.
Ia menebak-nebak siapakah yang baru saja masuk ke dalam gudang ini,atau mungkinkah itu pak Agus.tapi kalau dipikir-pikir jarak gudang dan pos penjaga cukup jauh,tak mungkin pak Agus bisa secepat itu kembali.
"JIAA"
Okey nampaknya sekarang Jian mulai merasa takut setelah mendengar seseorang yang meneriaki namanya,namun di sisi lain dirinya juga penasaran.
"JIA LO DIMANA"
Suara itu kembali terdengar,Jian yang sudah penasaran akhirnya menghampiri asal suara tersebut.karena tempat yang ia duduki berada di ujung dan sedikit tertutup lemari maka dari itu orang-orang akan sedikit sulit melihatnya"Sia-"
Tiba-tiba ia merasakan tubuhnya ditarik kedalam pelukan seseorang,ternyata itu adalah kevan,Jian yang terkejut dengan apa dilakukan oleh sepupunya itu menjadi bingung.
"Kenapa?"tanyanya pada kevan dan yang lain
"Kamu nggak papa kan?"
Bukanya menjawab pertanyaan Jian,kevan malah balik bertanya,sambil membolak-balik tubuh Jian memastikan tidak ada yang terluka
"y...ya aku nggak papa""Jia Lo masuk kesini lewat mana?"tanya Naufal yang mana mengundang kebingungan bagi Jian
"Lewat pintu lah,massa lewat Diding"jawabnya sewot"masalahnya pintu gudang ini masih dikunci waktu kami mau masuk
Jia,jadi kami harus balik lagi ke pos penjaga buat ngambil tu kunci di pak Agus,"jelas Juna"Ha...maksudnya gimana...,lah gue tadi masuk nggak dikunci kok,terus dari tadi juga gue ditemani sama pak Agus di dalam,belum lama ini dia pergi buat ambil kunci pintu ruangan diujung itu"
Hening......seketika.hingga derap langkah kaki mengalihkan atensi mereka lalu memandangi pintu masuk.
"Gimana udah temu nak Jia nya,"tanya seseorang yang baru datang ternyata adalah pak Agus,yang notabennya penjaga asrama.
"Kok pada bengong"ucapnya,kala enam anak remaja itu masih saja terdiam sambil memandangi dirinya"B-bapak darimana?"tanya jian terbata-bata
"yaa...bapak dari pos,bapak kesini cuma mau memastikan kalian, soalnya tadi nak kevan dan yang lain mau ambil kunci gudang tapi wajah mereka kayak panik gitu,waktu bapak tanya katanya mau cari kamu,"jelasnya
"memangnya nak Jia liat apa?"pak Agus kemudian bertanya, setelah melihat raut wajah jiandra yang berubah pucat dan nampak ketakutan
"Bapak serius baru aja datang kesini"tanya jian memastikan,lalu diangguki oleh pak Agus
Deg.......
"terus yang daritadi sama gue siapa"gumamnya namun masih dapat didengar oleh mereka.
"Udah sekarang kalian kembali saja ke kamar,nggak baik lama-lama disini"ucap pak Agus memberi instruksi,dan di setujui oleh mereka.
Di sepanjang perjalanan pun,kevan masih tetap memegang tangan yang lebih kecil,ia sedikit khawatir pada Jia yang nampak pucat dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun
Dahlah segitu dulu🤸
Menurut kalian gimana?,ini ceritanya ngebosenin nggak sih!!
Get well soon,My baby bunny💚🐰
KAMU SEDANG MEMBACA
Haunted dormitory✓
Horror"jangan pernah tinggalkan dia sendirian,jika kau tidak ingin dia celaka" "Bapak taukan asal usul asrama ini?" "WOY LIHAT ADA YANG KESURUPAN!!" "Kalian tau nggak,gue denger-denger ternyata asrama ini dulunya bekas tanah kuburan" Menceritakan tentang...