˖𐦍˖˚ֶָ֢ ‧࿔ Typo bertebaran𓍢ִ໋🦢˚
•
•
•Happy readingᯓ ✈︎
Langit memandang suasana yang masih hujan gerimis dari balik jendela,sambil sesekali menghirup kopi baru saja ia beli.sore tadi dimana ia tak sengaja membentak jiandra hingga membuat anak tersebut menangis,hingga sekarang langit berakhir di sebuah minimarket dekat asrama,hujan memang sudah tak deras lagi namun ia enggak untuk pulang, biarlah dia mendinginkan pikiran terlebih dahulu sebelum kembali ke asrama.
Langit sudah gelap bahkan jalan pun sudah sepi tak terlihat lagi pengendara yang berlalu-lalang,tak banyak yang tau tetapi seorang langit Bumantara atau biasa di panggil langit sangat tak menyukai hujan,seakan titik-titik air yang berjatuhan dari cakrawala,membuat rasa sakit di masa lalu kembali menyeruak kepermukaan.
Dirinya kembali teringat,dimana saat ia hanya mampu menggenggam tangan kecil adiknya yang sudah berlumuran darah,saat itu langit masih berusia 8 tahun,namun ia sudah melihat suatu kejadian yang mengerikan,dimana tubuh gembul yang berlari mengejar seseorang terhempas kuat oleh mobil yang melaju kencang.di depan matanya sendiri langit menyaksikan bagaimana adik yang selalu ia jaga harus meregang nyawa.sakit,sesak dan sesal saat itu terus menyelimuti,andai saja....andai saja saat itu ia tak melepaskan genggaman itu,mungkin sekarang adiknya sudah tumbuh dewasa dan mungkin sudah seumuran dengan jiandra.
"Hah~"ia membuang nafas panjang,sesaat kemudian hp ny berbunyi kala ada notifikasi yang masuk,ia mengecek ternyata kevan sudah mengirimkannya banyak pesan.
📳Kevan.
Lang,nanti kalau pulang tolong mampir dulu ke apotek beli obat,badan Jia panas dia demam
Dari tadi dia ngigo gak jelas sambil nangis,gue cuma sendiri yang lain lagi kumpul di mushola
Kalau bisa Lo cepat pulang,gue takut Lang....gue takut sakitnya kambuh
gue pulang sekarangLo tenang,gak akan terjadi apa-apa
Tanpa pikir panjang langit bergegas pergi meninggalkan minimarket tersebut
'Jia,hal kayak gini yang gue takuti,tapi lo gak pernah mau ngerti.'
Langkah kaki menggema di penjuru koridor,langit tergesa-gesa agar sampai di kamar mereka tak peduli bahkan keringat sudah membasahi tubuhnya, padahal hari ini terasa dingin namun karena ia yang sedari tadi berlari membuat keringat bercucuran
Cklek~
Saat pintu terbuka,ia bisa melihat Jian yang masih terlelap di atas kasur dengan kevan di sampingnya,langit dapat melihat raut khawatir dari wajah kevan bahkan ia tak menyadari kehadiran langit."Van"
Kevan menoleh nampak terkejut karena langit sudah sampai,dengan cepat ia mengelap bekas air matanya tak ingin seseorang di depannya ini tau kalau dia baru saja menangis.
Melihat kondisi kevan,langit paham betul apa yang sedang dirasakan oleh lelaki kelahiran Juni itu,kevan sudah bersama Jian sejak mereka masih kecil bahkan saat-saat dimana Jian kecil yang selalu mengadu kepadanya kemudian menangis karena mendapat hukuman dari orangtuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Haunted dormitory✓
Terror"jangan pernah tinggalkan dia sendirian,jika kau tidak ingin dia celaka" "Bapak taukan asal usul asrama ini?" "WOY LIHAT ADA YANG KESURUPAN!!" "Kalian tau nggak,gue denger-denger ternyata asrama ini dulunya bekas tanah kuburan" bercerita tentang keh...