After 5 Years - 5 (end)

534 50 14
                                    

•••
First terbangun dari tidurnya karena alarm yang menganggu pendengarannya. Dia melihat jam yang menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. First memaksakan tubuhnya terlalu keras tanpa mempedulikan kesehatannya, tapi yang penting pekerjaan telah selesai dan siap dia presentasikan sore ini.

First baru sadar sebuah selimut terbalut di tubuhnya, ini pasti ulah Khaotung. First tersenyum lega setidaknya Khaotung masih peduli padanya.

Dengan segera First membereskan meja kerjanya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sempat dia tunda semalam. Untung saja sekolah Keena libur, First bisa beristirahat sebentar di rumah.

•••

Suara tangisan terdengar dari kamar Keena, itu tangisan Claire yang baru terbangun dari tidurnya. Sekedar informasi saja, First menambah satu ranjang kecil untuk Claire di ruangan Keena, dan pemilik ruangan tidak keberatan untuk itu. First bergegas membawa Claire keluar dan menenangkannya.

"Ayah di sini, Claire."

First pergi ke dapur untuk membuatkan Claire sarapan, dia tidak bisa menyuruh Khaotung yang sedang marah padanya sekaligus sedang mengurusi Keena.

Melihat Claire di gendongan ayahnya, Keena berlari dan menghampirinya. Rupanya Keena merindukan ayahnya setelah seharian tidak bertemu.

"Sebentar ya, Ayah mau buatin Claire sarapan dulu."

Sebelum pergi membuat sarapan Claire, Khaotung sudah berdiri di hadapannya sambil memberikan satu mangkuk kecil berisikan bubur untuk Claire.

"Makasih."

"Keena, ayo sarapan," ajak Khaotung.

Keena mengangguk dan menuruti apa yang Khaotung katakan. Suasana masih sedikit canggung, baik First maupun Khaotung belum ada yang memberi sapaan terlebih dahulu, keduanya sama-sama menyibukkan diri dengan anak-anak.

•••
Sesuai dengan rencananya kemarin, First akan membawa anak-anak ke dokter untuk diperiksa kesehatannya. Keena mengeluh sakit kepala lagi tadi, jadi First semakin khawatir dengan keadaan putranya.

First sudah selesai dengan Claire, putri kecilnya itu terlihat cantik dan menggemaskan dengan balutan gaun berwarna putih di tubuhnya. First berpikir secantik apa ibunya sampai kecantikannya turun pada putrinya.

Dengan penuh keberanian, First menghampiri Khaotung untuk berbicara padanya. "Saya boleh titip Claire sebentar? Saya mau ganti baju dulu."

Khaotung tidak mengatakan apa-apa, tapi dia mengambil Claire dari gendongan First, itu artinya Khaotung tidak masalah dititipi Claire.

"Khaotung, kamu masih marah sama saya?"

Masih tidak ada jawaban. Sebenarnya Khaotung sangat ingin menyapanya, dia kasihan melihat First yang kelelahan dan bekerja tanpa henti, dia ingin memeluk First dan menghilangkan rasa lelahnya.

"Kamu belum mau ngomong sama saya ya? Saya ngerti kok kamu masih marah."

First akan pergi untuk berganti baju sesuai dengan rencana sebelumnya, tapi langkahnya terhenti karena dia di kejutkan dengan Khaotung yang memanggil namanya.

"Biar gue yang anter anak-anak ke dokter, lo istirahat aja di rumah," Khaotung masih peduli padanya.

Bukannya menjawab, First malah memberi Khaotung senyuman leganya. First tidak pernah menyangka jika Khaotung akan kembali berbicara kepadanya secepat ini, biasanya Khaotung akan mendiamkannya paling sebentar tiga hari.

"Lo belum istirahat dari kemaren, peduliin diri lo sendiri sebelum orang lain." Hati Khaotung iba saat melihat First tadi, pria itu akan jatuh sakit jika tubuhnya terus menerus dibiarkan bekerja.

Mr. Kanaphan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang