Chapter 14. Kembali ke Banyuwangi

73 44 46
                                    

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka berdua pun telah menyelesaikan sarapan mereka, dan kembali melanjutkan perjalanan menuju ke Banyuwangi. Di dalam perjalanan, Pijar menyetir mobil dengan kecepatan sedang, karena jalanan kota saat itu sudah ramai namun tetap lancar.

"Untung saja tidak macet, kalau macet kita bisa sampai Banyuwangi malam hari, Jar," celetuk Mala.

"Iya, kau benar, Mal." Sahut Pijar, yang masih fokus menyetir.

Setelah beberapa jam dalam perjalanan menuju ke Banyuwangi, akhirnya mereka berdua pun sampai di rumah Mala pada pukul lima sore. Sebelum pulang ke rumah, Pijar mengantarkan Mala pulang terlebih dahulu.

Setelah selesai mengantarkan Mala, Pijar pun langsung berpamitan untuk pulang ke rumah, karena hari pun sudah mulai gelap. Tak lama waktu berselang, Pijar pun sampai di rumah dan langsung disambut oleh kedua orang tuanya. Pijar pun turun dari mobil, dan menghampiri kedua orang tuanya yang sudah berada di ambang pintu.

"Bagaimana, apa kau sudah mendapatkan kos-kosan yang cocok untukmu?" tanya Janitra.

"Sudah, Ayah. Tenang saja, ayah tidak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja, aku janji," Jawab Pijar dengan santai, karena dia tahu bahwa ayahnya saat ini sedang mengkhawatirkannya.

"Syukurlah, kalau begitu," Ucap Janitra pelan sembari menghela napas lega.

"Ini kunci mobilnya ayah," ucapnya sembari memberikan kunci mobil tersebut pada Janitra, "Ya sudah aku masuk dulu, ya, Ayah. Aku ingin mandi dan istirahat." Tambahnya lagi, lalu berjalan masuk ke dalam rumah. Sementara Janitra, hanya tersenyum saja.

Pijar pun langsung memasuki kamarnya, yang di mana di sana sudah ada Lucas yang hanya duduk di bangku belajar milik Pijar sembari memandang ke arah luar jendela.

"Kau sedang apa, Lucas?" tanya Pijar.

"Tidak, aku hanya merindukan mom and dad saja." jawab Lucas, tanpa menoleh sedikit pun.

"Aku akan mencoba menemukan kedua orang tuamu, Lucas," Jawab Pijar.

"Baiklah, terima kasih, Pijar." Ucap Lucas. Sementara Pijar, hanya mengangguk saja.

Setelah perbincangan itu selesai, Pijar langsung melanjutkan untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu. Beberapa menit kemudian, Pijar pun telah selesai mandi, kemudian dia akan melanjutkan untuk makan malam.

Sementara di sisi lain, di rumah Mala. Dia masih saja merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Dia pun mulai bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya telah terjadi padanya.

"Arrgggh, kenapa rasanya sakit sekali?"

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Kenapa tubuhku seperti habis lari maraton rasanya?"

"Pijar juga kenapa tidak menjelaskan apapun padaku?"

"Aku harus tanyakan padanya besok." Gumam Mala di dalam kamarnya.

Sepulang dari Surabaya, tubuh Mala semakin terasa sakit, akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat saja.

Keesokan harinya, Mala terbangun dari tidurnya karena mendengar suara alarm yang nyaring memenuhi isi gendang telinganya. Pagi itu, cuaca lumayan cerah. Rencananya hari ini, Mala akan datang ke rumah Pijar untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi padanya.

Mala pun bergegas untuk mandi dan sarapan, setelah itu baru dia menghubungi Pijar melalui pesan pribadi.

Chat Mode On

"Pijar apa kau di rumah, hari ini?" tanya Mala.

"Iya, aku di rumah, kenapa Mal?" balas Pijar.

Astral Projection [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang