Pijar pun langsung memasukkan motornya ke garasi yang berada di samping rumah, barulah ia kembali ke depan menemui Janitra.
"Kamu dari mana, Pijar?" tanya Janitra, setelah meneguk kopi yang berada di tangannya tadi.
"Habis main sama Mala, Ayah," jawab Pijar, sembari menyalami punggung tangan milik Janitra.
"Ya sudah. Masuk sana, mandi," ucap Janitra.
"Iya, Ayah. Besok aku berangkat ke Surabaya, diantar Ayah, kan?" tanya Pijar.
"Iya, besok Ayah antar," Jawab Janitra.
"Oke, terima kasih, Ayah." Ucap Pijar, sembari memeluk Janitra yang masih berada dalam posisi duduknya. Sementara Janitra, hanya mengelus pucuk kepala anak semata wayangnya itu dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.
Setelah itu, Pijar pun masuk ke dalam rumah, untuk membersihkan tubuhnya, karena hari saat itu juga sudah sore, dan langit pun berganti gelap.
Setelah beberapa waktu berselang, kini waktu sudah menunjukkan untuk makan malam. Pijar yang telah selesai mandi pun sudah berada di ruang makan, bersama dengan Janitra dan Reyna. Mereka bertiga menikmati makan malam bersama dengan penuh kehangatan.
Beberapa menit telah berlalu, Mereka bertiga telah menyelesaikan makan malam mereka, kini Pijar sedang disibukkan dengan mencuci piring kotor, sementara Reyna sedang membereskan meja makan. Sedangkan Janitra, seperti biasa langsung menuju ke ruang keluarga untuk menonton televisi. Setelah semua selesai, barulah Reyna dan Pijar menyusul Janitra untuk berkumpul di ruang keluarga, menikmati waktu bersama sebelum Pijar berangkat ke Surabaya besok pagi.
"Jadi, besok kamu mau berangkat jam berapa?" tanya Reyna.
"Tergantung Ayah mau mengantarku jam berapa, Bu," jawab Pijar sembari melirik sang ayah tercinta.
"Baiklah, kita berangkat dari rumah jam 7 pagi, agar ayah kembali ke sini tidak kemalaman, soalnya tidak mungkin menginap di sana, lusa ayah harus bekerja," jawab Janitra.
"Oke, Ayah. Kalau begitu aku kekamar dulu ya, mau menyiapkan barang-barang yang akan ku bawa besok." Sahut Pijar, langsung berlalu pergi menuju kamarnya.
Di saat Pijar sedang asik menyusun barang-barangnya, Lucas datang menghampirinya dan berkata, "Apa kamu benar-benar pergi besok?" tanya Lucas dengan tatapan sendunya.
"Iya, Lucas. Dan kamu tetaplah di rumah untuk menjaga kedua orang tua ku, aku akan berusaha menemukan keberadaan orang tua mu juga nanti," jawab Pijar dengan santai, namun tetap fokus menata setiap barang bawaannya tanpa menoleh sedikit pun ke arah Lucas.
"Tapi, aku memiliki firasat yang tidak enak, Pijar. Apa kamu yakin, tidak mau ku temani saja?" tanyanya lagi untuk memastikan.
Pijar pun menoleh, "Kamu tenang saja, aku akan baik- baik saja, aku janji." Jawab Pijar sembari memegang pundak Lucas, walaupun menebus karena Lucas adalah hantu.
Lucas tidak lagi menjawab apapun, dia hanya diam. Pijar kembali membereskan semua barang-barangnya, setelah dirasa selesai dan lengkap, barulah Pijar bergegas untuk tidur, agar besok tidak bangun kesiangan.
***
Keesokan harinya, Pijar sudah bersiap untuk berangkat ke Surabaya, sebelum berangkat mereka semua pun sarapan bersama. Dirasa semua selesai, Pijar dan Janitra pun berangkat menggunakan mobil menuju ke Surabaya. Sedangkan, Reyna dan Lucas tidak ikut, mereka tetap berada di rumah.
Di perjalanan Janitra menyetir mobil dengan kecepatan sedang. Dengan membawa mobil, jarak perjalanan antara Banyuwangi sampai Surabaya, kira-kira akan memakan waktu sekitar 6 jam, itu pun jika kondisi jalan ramai lancar, namun jika jalanan sedang macet bisa jadi lebih lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astral Projection [END] ✔
HororGenre : Horor, Thriller, Fantasi Cast: Kim NamJoon as Danu Raksa Wiguna Blurb : Menceritakan tentang seseorang bernama Pijar Renjana yang merupakan anak indigo sejak kecil. Dia bisa melihat mereka yang tak terlihat serta dia juga bisa berkomunikasi...