bab 1

557 36 1
                                    

Happy reading
_______________

Ibu jari dan jari telunjuk nya aktif memijat kepalanya yang pusing. Sedangkan satu tangannya lagi memegang selimut agar tidak melorot yang akan menampakkan bagian sensitifnya.

Rasa mual dan pusing tak kunjung hilang, hingga terdengar suara dengkuran halus dan gerakkan kecil disampingnya.

"ugh, kau sudah bangun?"

"apa yang kau lakukan? hah?" tanya wanita itu tak santai pada pria yang tertidur disampingnya dalam keadaan telanjang dada.

"—ini terlihat menjijikan" wanita itu berdecih sebelum dia menurunkan kedua kakinya.

Belum mantap kedua kakinya itu menapak dia sempoyongan hendak terjatuh. Untung saja dua tangan kekar yang menghangatkan dirinya malam tadi dengan cepat merengkuh.

Matanya terpejam, pusing kembali terasa. "kau bisa meminta bantuanku jika tidak bisa"

"lepaskan!" dia menghempas tangan yang memeluknya itu kemudian berjalan dengan pelan menuju kamar mandi.

Agranio berdecak pinggang menghembuskan nafasnya berat, memori kemarin malam teringat kembali olehnya. Bagaimana Ia dengan ganasnya bergerak diatas wanita cantik yang Ia temui. Lenguhan dan desahan nikmat dikeluarkan oleh gadis itu terdengar dalam pikiran.

ahh, sungguh nikmat.

Dalam kamar mandi Brina menyiram wajahnya berulang kali, tubuhnya yang telanjang dibiarkannya terpantul oleh cermin.

"apa yang sudah aku perbuat?"

"sekarang adalah..."

"bagaimana jika aku..."

Brina menangkup wajahnya dan menangis, memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini sungguh membuatnya takut.

***

Setelah memakai baju yang diberikan Agra, Brina duduk dimeja makan kecil yang terdapat pada apartemen yang pasti milik pria didepannya ini.

Berhadapan langsung dengan orang yang semalam meniduri nya. Brina rasanya ingin pergi dari tempat ini.

"bagaimana kau bisa membawaku kesini?"

"bisa saja aku melakukan itu, kau mabuk dan aku tidak mengetahui alamat rumahmu"

"tapi kau bisa saja membiarkanku tetap di mobil"

"itu tidak mencerminkan perilaku seorang pria, membiarkan seorang wanita se—"

"dan kau pikir meniduri seorang wanita itu perlakuan terpuji seorang pria?!!" memotong perkataan Agra dengan cepat dan marah.

"tidak" ucapnya santai

"heh! sepertinya dimasa lalu aku berbuat dosa besar sehingga aku bertemu pria seperti mu"

Agra tersenyum miring, "akan ku pastikan kau merubah kata-kata mu itu dengan rasa syukur karena bertemu denganku"

"tidak akan!"

"jadi apa yang akan kau lakukan jika aku,—jika aku"

"jika kau mengandung anakku?"

"sudah pasti aku akan menikahimu, jika kau mau tanpa menunggu kau mengandung ayo kita menikah sekarang"

***

Brina menjatuhkan tubuhnya ke kasur dan menatap langit-langit kamar. Pikirannya melambung jauh, sedikit ketakutan jika benar ia mengandung anak dari pria itu.

"apa katanya aku juga menikmati?—ahh tidak mungkin! itu tidak mungkin" 

"bagaimana mungkin aku menikmati nya, aaaaa tidak!!" Brina memukul-mukul kepalanya agar perkataan Agra itu menghilang dari sana.

OUR BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang