Bab 12

213 25 4
                                    

Wajib vote sebelum baca
*
*
"Sheila Bindara Kayana"

Berkat kelas Newborn yang diikuti Agra kini tangan nya sudah tidak sekaku awal-awal Sheila lahir.

Hari-hari mereka kini disibukkan dengan mengurus Sheila, anak cantik yang lahir satu bulan yang lalu.

Menikmati peran sebagai orang tua, Agra sebagai Papa dan Brina sebagai Mama, keduanya memiliki tantangan yang berbeda.

Tapi sejauh ini mereka sangat kompak dalam menjaga sang anak. Setiap malam jika Sheila nangis Agra akan dengan cepat menggendongnya.

"anak cantik Papa sekarang sudah 1 bulan"

"cepet banget ya? rasanya baru kemarin kamu lahir"

"Gaa, mandi dulu kamu baru pulang kerja loh, kasian anaknya"

Agra beralih menatap Brina yang baru hadir dari arah dapur membawa secangkir teh.

"kamu sendiri udah mandi?"

"sudah, kenapa? aku kusam ya?"

"engga siapa bilang? kamu cantik"

"aku ga pucat kan?"

"sedikit, kalau kamu capek aku bisa cari orang buat bantu kamu"

Brina menggeleng, "aku masih bisa sendiri" mencoba tersenyum.

Agra membawa Brina kedalam pelukannya, sebenarnya Agra tidak tega melihat Brina yang harus mengurus dirinya dan Sheila berbarengan. Maka dari itu tak jarang Agra diam-diam memasak sendiri sarapan sebelum ke kantor tanpa membangunkan Brina yang begadang semalaman.

Brina melingkarkan tangannya di pinggang Agra dan mendungsel-dungselkan wajahnya di sana.

"kamu jangan terlalu mengurusku fokus saja dengan anak kita"

Brina menggeleng, "tidak, jika bukan aku yang mengurus mu lalu siapa lagi?"

"kamu tidak berniat mencari yang lain kan?" selidik Brina.

Agra terkekeh "siapa yang mau dengan laki-laki berbuntut satu seperti aku?"

"sekarang banyak perempuan yang tidak memandang itu, laki-laki tua saja mereka goda"

Lagi-lagi Agra terkekeh, dia langsung mengapit pipi Brina sehingga bibirnya mengerucut lalu menciumi nya.

"jangan pikirkan itu yang terpenting aku maunya kamu, masalah beres"

"sekarang aku mau mandi dulu, mau ikut?"

"aku sudah mandi" ucap Brina malu, mendorong Agra agar segera pergi ke kamar mereka.

Sebelum pergi Agra meneguk tandas teh yang dibuatkan istrinya itu lalu berlari menuju kamar. Agra tak sabar ingin menggendong Sheila.

"anak Mama yang cantik tunggu Papa selesai mandi ya"

Brina menggendong Sheila yang semulanya Ia tidurkan di bouncer bayi.

Tangan Sheila yang sedari tadi tidak mau diam hingga sarung tangan yang dipakainya terlepas membuat Brina sesekali tertawa.

"udah ga sabar mau pegang wajah Mama ya?"

"ini Sayang" Brina mengarahkan tangan anaknya ke pipi, hidung, dan mulutnya.

"sebentar nenen lagi ya, tunggu Papa dulu"

Percakapan-percakapan seperti itu yang selalu Brina sukai dengan Sheila walaupun belum bisa merespon apa yang dia katakan tetapi Brina senang, apalagi jika Sheila sudah mengerakkan tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang