Bab 7

290 29 9
                                    

Vote dulu sebelum baca
Bikin aku semangat dulu sebelum menyambut hari Senin esok hari😓
*
*
*

Selamat membaca

Brina merasakan kekosongan akhir-akhir ini, sudah dua hari lamanya mereka tidak bertegur sapa.

Agra seakan menghindarinya, suaminya itu selalu pulang disaat dia sudah tertidur dan akan kembali bekerja di pagi hari saat dia masih terjaga dalam tidurnya.

"Ibu Brina!" kejut karyawan menepuk pundak Brina yang saat ini menjadi salah satu orang kepercayaannya, itu karena Agra yang merekomendasikan nya.

"ah iya__Sarah maafkan aku" sadar dari lamunannya.

"apa Ibu tidak enak badan? perlu saya panggilkan dokter?"

"tidak usah, aku akan memberitahu jika memerlukan nya"

Sarah pun hanya mengangguk setelah itu Ia memberikan amplop pink yang berhiaskan gambar bunga ke Brina.

"tadi seorang gadis menitipkan padaku untuk diberikan ke Ibu Brina"

Brina langsung teringat, ini pasti dari gadis yang beberapa minggu lalu mengadakan acara wisuda nya. Sebagai ucapan selamat Brina pun turut mengirimkan sebuket bunga untuknya. Walaupun mereka tidak kenal secara personal.

"akhh" rintih Brina saat asik membaca surat itu.

Sarah yang tengah membereskan sisa-sisa kain jahitan pun menoleh cepat ke Brina.

"Ibu!"

"aku akan panggil dokter"

"Sarah tidak usah! bantu saja aku ke kamar" cegah Brina pelan ingin dipapah.

"apa Pak Agra perlu tahu?"

"jangan memberitahu dia, dia sedang sibuk"

"tapi_"

"turuti saja"

***

Elusan tangan Agra pada perut Brina yang sudah tidak dilapisi baju.

"kenapa kamu tidak memberitahuku?" tanya Agra langsung saat Brina mulai membuka matanya.

Suara Agra yang masih terdengar dingin olehnya. Brina menatap lekat ke suaminya itu.

"__jawab aku Brina, apa aku tidak sepenting itu? jadi kau tidak berniat sama sekali memberitahuku?" Agra yang mulai tak santai.

Brina masih setia tak bergeming. Bibirnya mulai berkedut, matanya memanas.

"dia juga anakku, jangan egois, kau hanya mementingkan perasaanmu saja. jika kau tidak ingin aku ada di dekatmu tidak apa-apa, setidaknya biarkan anakku bertemu denganku!"

"_aku tahu kau sama sekali tidak menginginkan ku, maaf selama ini aku salah, aku kira kita mulai terbiasa saat bersama tapi nyatanya tidak"

"_jadi sekarang apa kau ingin kita masing-masing dulu? baiklah, sementara aku akan menjauh. jaga dirimu"

Agra tetap mengecup kening Brina dan terakhir anaknya, setelah itu Agra mengambil jas dan pergi begitu saja dengan perasaan sakit dan marah tentunya.

Sepeninggal Agra, Brina mati-matian menahan suara tangisnya. Ia tidak ingin Agra pergi, Ia membutuhkan Agra disisinya. Tapi Ia juga tidak bisa mencegah Agra pergi.

Brina menghidupkan lampu kamarnya, dingin dan sunyi itu  yang dirasakannya. Biasanya jika seperti ini Ia akan menunggu kepulangan Agra. Tapi sekarang, malam sudah semakin larut dan Agra juga belum sampai di rumah juga.

OUR BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang