Bab 9

262 25 0
                                    

wajib vote!!
Selamat membaca😊❤️
*
*

Penuh semangat Brina memilih-milih baju bayi, ouh ukurannya sangat mungil. Brina mengambil semua warna dan motif kemudian ditunjukannya ke Agra yang dengan setia mengikuti dibelakangnya.

"kamu tidak lelah?"

"ck aku lagi semangat memilih baju untuk bayi kita dan aku tidak lelah sama sekali"

"jangan sampai kakimu bengkak lagi"

"kan ada kamu yang bantu aku untuk memijatnya" cengir Brina ke Agra.

"ya itu benar, kamu bisa mengandalkan ku, selalu" membalas Brina dengan senyuman. Agra mengacak pelan rambut istrinya.

Saat ini mereka tengah semangat-semangatnya menantikan anak pertamanya. Agra yang memang sesayang itu dengan Brina jadi apapun yang di inginkan Brina, Agra akan memberikannya.

"apa ini sudah cukup Sayang?"

"aku rasa cukup untuk hari ini, tapi kamu mau kan mengantarku membeli perlengkapan baby lagi?"

"tentu saja, aku Ayah nya jika tidak dengan ku, dengan siapa lagi kamu akan pergi?" ucap Agra jengkel.

"haha, baiklah suamiku, aku hanya tidak ingin mengganggu mu" mengulurkan tangannya menggapai pipi Agra.

"kamu dan anak kita sama sekali tidak menggangu ku"

"iya aku paham" Brina menganggukkan kepalanya sangat paham apa yang di maksud Agra.

***

Malam setelah menghantar istri cantiknya itu berbelanja Agra segera kembali ke ruang kerja nya untuk menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda akibat panggilan istrinya.

Hari itu sebernarnya Agra berniat untuk lembur tetapi Brina yang memang tidak bisa ditinggalkan pun memaksa Agra untuk pulang dan menghantarnya membeli beberapa barang untuk bayi mereka.

"uhh kenapa tidak nyaman?" eluh Brina mengusap pinggang belakangnya yang serasa pegal.

Kasur empuk yang dikhususkan untuk ibu hamil pun tidak mampu membuatnya nyaman, Brina menyingkap bajunya sebatas dada pun mengelus lembut perutnya.

"3 bulan lagi kita akan bertemu, Nak"

"__kamu tahu bagaimana bersemangatnya Ayahmu untuk segera bertemu denganmu? Ibu saja yang melihatnya sangat lucu, dan setelah ini kamu akan menjadi prioritas Ayahmu" cemberut Brina memikirkan hal itu akan terjadi dimasa depan.

"__Ibu tidak akan cemburu" kembali menormalkan mimik wajahnya dengan tersenyum.

"__ahh tidak!! tentu saja Ibu akan cemburu jika Ayahmu itu sampai benar-benar melupakan Ibu, tidak hanya cemburu tapi akan marah juga" Brina menggeleng cepat, jika di pikir tentu Brina akan cemburu. 

Brina terdiam sejenak, kenapa perkataannya tadi membuatnya takut, Apa iya agra akan melupakan dirinya setelah anak ini lahir. Mengingat bagaimana perlakuan Agra jika menyangkut anaknya ini.

Brina menurunkan kakinya dari ranjang, "__aku harus menanyakan ini langsung dengannya" langsung saja Brina melangkahkan kakinya menuju ruang kerja Agra yang berada tepat disamping kamar mereka.

Dibukanya pintu ruang kerja Agra tanpa meminta izin terlebih dulu, berdiam sejenak Brina melihat Agra yang terlihat memijat pelipisnya.

"Agra" panggil Brina cepat.

"ouh, Sayang ada apa? apa anak kita baik-baik saja hm?" Agra bersimpuh langsung menyamakan tingginya dengan perut buncit Brina.

Brina sedikit berdecih memutar bola matanya, menggigit bibirnya kesal. Apa kali ini ketakutannya akan benar-benar terjadi?.

OUR BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang