Keputusan Ghaaza untuk tidak mengatakan yang sejujurnya sangat tepat. Pasalnya dokter Joni sangat yakin jika Gia terlibat. Jawaban Ghaaza membuat Joni merasa tidak enak dengan Andra-ayah Gia. Apa lagi Joni bersama Andra sempat mendatangi apartment Ghaaza untuk memastikan apakah kecurigaan Joni benar atau tidak.
Di tempat lain, Biru benar-benar bosan dengan situasi seperti ini. Dia tidak bisa kemanapun sebelum situasi aman. Tidak ada yang bisa ia lakukan kecuali menunggu kabar dari Alan. Biru juga kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan Gia, mengingat kini dia berada di kota yang berbeda.
Ceklekkk...
Sepertinya seseorang membuka pintu kamar Biru. Biru yang sedang berada di balkon itu akhirnya masuk ke kamar untuk memastikan siapa yang datang.
"Gue kira siapa. Gimana? Ada kabar apa?" tanya Biru.
"Tadi Joni ke rumah Gia untuk nemuin ayahnya."
"Joni? Siapa? Ada hubungannya sama bokap gue?"
"Dia dokter kepala di rumah sakit tempat Gia kerja. Gue nggak tahu ada hubungannya atau enggak sama bokap lo. Tapi dia datang karena dia curiga sama Gia. Gue rasa semua orang yang ada di rumah sakit itu berhubungan dengan bokap lo kecuali Gia, karena dia orang baru disana."
"Gue capek Lan... rasanya Tuhan sedang hukum gue karena gue sudah buat mama dan adik-adik gue celaka. Hidup gue menderita beberapa bulan terakhir ini. Gue bener-bener kehilangan rumah gue. Andai aja gue nggak ketemu dokter Gia, gue yakin sekarang gue udah mati. Gue nggak akan bertahan sampai sejauh ini. Mungkin gue pasrah dan terserah mereka mau apain gue, sekalipun bunuh gue itu kepuasan untuk papa."
"Ru... kenapa lo jadi pesimis gini? Ayolah lo yang semangat. Gue bantu kok. Dikit lagi semua akan terungkap, jadi lo sabar. Emangnya lo nggak mau nikahin Gia? Hmm? Kalau lo nggak mau sih, biar gue aja."
"Ck... beraninya ngancem aja lo. Ya udah ada info apa lagi?" gerutu Biru.
"Hahaha kesel amat gue lihat lo ngambekan. Kayaknya sejak lo kenal Gia, lo jadi lebih manja dan ngambekan gue rasa." ejek Alan.
"Udah deh nggak usah ngejek, mending lo jawab pertanyaan gue!"
"Kan udah gue kasih tahu tentang dokter Joni... malem ini informasi dari gue itu aja. Udah lo mending tidur, tubuh dan otak lo perlu istirahat." ucap Alan meninggalkan Biru di kamarnya.
Sedangkan Biru kembali termenung mengingat rentetan masalah yang terus bergulir hingga saat ini. Ia mengambil ponsel yang Gia berikan padanya. Sayangnya saat ia ingin mengirimkan pesan pada Gia, pesan itu tidak sampai.
"Aku diblokir?" Biru semakin frustasi, pasalnya selama ini hanya Gia yang membuatnya semangat menjalani hidup. Tapi kini bahkan dia tidak bisa menghubunginya.
******
Hari ketiga setelah Biru pindah ke Bandung dan selama itu pula ia tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Gia. Sedangkan Alan, dia juga berada di Jakarta untuk menyelesaikan urusannya. Tentu urusan itu berkaitan dengan Biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑹𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑩𝒊𝒓𝒖 [Segera Terbit]
Mystery / Thriller𝑨𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓 : 𝑭𝒂𝒓𝒂 𝑹𝒂𝒎𝒂𝒅𝒉𝒂𝒏𝒊 𝑫𝒆𝒔𝒂𝒊𝒏 𝑪𝒐𝒗𝒆𝒓 : @𝒏𝒂𝒏𝒅_𝒈𝒂𝒍𝒍𝒆𝒓𝒚 ☁️☁️☁️ 𝐵𝑙𝑢𝑟𝑏 : 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑔𝑖𝑡𝑢 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑔𝑖𝑎 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛𝑦𝑎 ℎ𝑎𝑛𝑐𝑢𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑛𝑡𝑎𝑘�...