39•° Perlahan Membaik

38 4 0
                                    

°•°HAPPY READING°•°

°
°
°

Disini Alvyn dan yang lainnya sekarang, mereka pergi ke rumah sakit milik ayah Keenan. Rumah sakit yang selalu digunakan ketika Alvyn dan anggotanya terluka, dan tempat yang sama yang sebelumnya didatangi oleh Marvin, Dalena dan Keira.

"Mana Keira?" Tanya Alvyn saat menemukan Marvin duduk sendirian di kursi panjang rumah sakit tersebut.

"Dalena disini, cewe lo disana. Tadi dia pingsan, dokter bilang kalo cewe lo kayanya kecapean jadi pingsan karna tubuhnya lemah."

"Gw mau liat dia." Ucap Alvyn yang sudah berancang-ancang ingin pergi menemui gadisnya.

Tapi pergerakannya dihentikan oleh Keenan. "Obati luka lo dulu, Alvyn. Jangan buat cewe lo khawatir lagi." Ucapnya.

Akhirnya Alvyn mengurungkan niatnya dan memilih untuk mengikuti teman-temannya mengobati lukanya.

Di salah satu ruangan VVIP yang sangat luas, Alvyn dan yang lainnya kini sedang diobati lukanya oleh dokter dan suster. Di kamar tersebut bahkan bisa menampung Alvyn dan teman-temannya. Jadi mungkin mereka akan menginap di satu kamar tersebut.

Bukan tidak mampu membayar, lagipula tidak membayar juga tidak masalah mengingat rumah sakit ini adalah milik ayah Keenan. Bagi mereka, kebersamaan seperti ini yang selalu mereka inginkan. Dimana semuanya berkumpul dan mampu menjaga satu sama lain.

"Gw udah selesai, gw harus liat Keira." Ucap Alvyn yang dibalas anggukan oleh semuanya.

"Biarin, dia khawatir banget kayanya." Ucap Evans.

"Gw juga harus nemenin adik gw." Ucap Darren yang kini berdiri dari duduknya.

"Udah ngabarin orang tua lo?" Tanya Alby.

"Gausa, Dalena gasuka buat mereka khawatir. Jadi gw yang bakal jaga dia disini."

"Gausa ngerasa sendiri, ren. Kita disini sama lo." Ucap Marvin yang merangkul pundak Darren.

Darren mengangguk. "Gw pergi dulu." Ucapnya yang kemudian meninggalkan ruangan tersebut.

"Gw ngerasa ga pantes balik ke perkumpulan ini lagi." Ucap Brayden menunduk.

"Gausa dipikirin, Alvyn sendiri yang ngajak lo balik, Brayden. Jadi ayo lupain semuanya dan mulai semua dari awal." Ucap Frey.

"Gw tau waktu itu lo sakit karna adik lo meninggal. Tapi, lo juga harus tau kalo kita beneran gaada sangkut pautnya sama hal itu." Lanjut Felix yang dibalas anggukan oleh Brayden.

"Gw tau. Gw yang egois, gw terlalu dikuasai sama rasa kehilangan sampe banyak hal yang gw jadikan bahan kesalahan."

"Gw minta maaf sama lo semua, gw salah."

"Udah udah, ayo tidur. Besok kita liat Dalena bareng-bareng." Ucap Farzan.

"Gw bodoh banget udah pernah milih pergi dari orang-orang yang udah berpengaruh besar sama hidup gw."

"Malah ngelamun anjir, ini ambil nih." Ucap Keenan yang memberikan beberapa kasur lipat.

"Hahah, sorry ya udah ngrepotin. Terimakasih Bang Keenan yang baik hati." Ucap Gavin.

"Geli tau, vin!! Udah tidur sana."

•••••

Alvyn kini memasuki kamar yang ditempati gadisnya saat ini. Membuka pintu dan berhenti sebentar, kemudian tersenyum dan berjalan perlahan menuju gadisnya.

Alvyn Denzzael [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang