BAB 2

3 1 0
                                    

"aduh kenapa di sini panas sekali."

Jeslyn menggerutu sembari mengipasi wajahnya yang berkeringat. Dia melirik ke arah Aurel yang tengah fokus menyetir mobil.

"Kakak, apakah perjalanan kita masih jauh?"

Tanpa menatap kepada sang adik, Aurel menjawab, "hanya beberapa menit lagi."

"Jangan bilang jika beberapa menit itu lebih dari 60 menit! Aduh panas sekali, aku ingin segera mandi."

Aurel terkekeh mendengar Jeslyn yang tak henti-hentinya menggerutu soal cuaca yang panas.

"Tidak bisa langsung mandi, karena kakak akan langsung membawa kamu ke sanggar."

"Loh kenapa seperti itu? Aku bau loh kak, nanti orang-orang tidak ingin dekat dengan aku."

"Kamu tidak bau, Jeslyn. Lagipula tadi di rumah kamu sudah mandi lebih dari 1 jam, lalu menyemprotkan parfum sampai setengah botol. Apakah kamu lupa?"

Jeslyn terdiam untuk sesaat. Setelahnya dia tertawa malu akibat kelakuannya ternyata diketahui oleh sang kakak.

"Yasudah jika seperti itu."

Sembari tersenyum, Aurel menggeleng kepalanya. Dia membelokkan setir, membawa mobilnya memasuki sebuah garasi pada bangunan bertingkat 3.

"Nah kita sampai" ujar Aurel.

Jeslyn tampak sangat senang, dia dengan sedikit sabar menunggu Aurel memarkirkan mobil mereka. Matanya berbinar bahagia, menatap kiri kanan yang dipenuhi kendaraan baik beroda dua maupun empat.

"Ayo kita turun."

Jeslyn mengangguk, dia langsung keluar dari mobil dan berlari menuju sebuah lorong yang entah akan membawanya kemana.

"Hoi! Jeslyn!" Teriak Aurel setelah sadar jika adiknya tengah berlari menuju arah yang salah.

"Kamu tahu jalan masuknya ke arah mana?" Tanya Aurel yang dibalas gelengan oleh Jeslyn.

"Dasar sok tau. Kembali ke sini! Kita masuk melalui pintu di sebelah sana" ujar Aurel sembari menunjuk ke arah sebuah pintu kaca yang terbuka.

Di tempatnya berdiri, Jeslyn tertawa malu sembari menggaruk kepala. Dia kembali berlari mendekati Aurel dan berjalan mengikuti sang kakak di belakang.

Mereka terus berjalan masuk menuju sebuah ruangan yang dipenuhi oleh cermin, atau kita sebut sebagai tempat berlatih. Di ruangan itu terdengar dentuman musik dari salah-satu boy band Korea serta hentakan-hentakan kaki dari orang-orang yang tengah berlatih menari.

Jeslyn menatap kagum pada gerakan orang-orang yang tengah berlatih di dalam ruangan itu. Dia menggenggam kedua lengannya di depan dada, bahkan mulutnya terbuka sembari menggumamkan "woaahh."

Melihat ketertarikan adiknya, Aurel tak tahan untuk tidak mengulas sebuah senyuman. Dia menarik salah-satu lengan Jeslyn dan membawanya masuk ke dalam ruangan. Dia menuntun Jeslyn mendekati seorang wanita berambut merah yang tengah berteriak memberikan instruksi pada setiap gerakan penari.

"Na na na na! Hap! Prok prok prok! Sekali lagi, lompat!"

"Hei" panggilan Aurel sembari mencolek bahu si wanita berambut merah.

Yang dipanggil langsung berputar melihat siapa yang mengganggu acara melatihnya. Tetapi setelah melihat si pelaku, wanita berambut merah itu langsung tersenyum lebar dan memeluk Aurel.

"Hei! Maaf aku tidak melihatmu masuk" kata si wanita berambut merah. Mata sipitnya melirik ke arah Jeslyn yang masih asik menatap orang-orang yang tengah berlatih, lalu dia kembali fokus pada Aurel.

"Adik kamu?"

"Iya, dia Jeslyn. Sudah besar bukan?"

"Hahaha terakhir kali aku melihat dia kan saat dia berusia 7 tahun. Berarti sekarang... 19 tahun?"

"Yap betul!"

Perkenalkan, wanita berambut merah itu bernama Herlin. Dia adalah teman terdekat Aurel yang bekerja sebagai pemilik salah-satu sanggar dan juga pelatih tari modern di kota yang tengah ia tempati sekarang.

Herlin mengajak Aurel serta Jeslyn untuk pergi menuju ruang tunggu supaya dua tamunya bisa beristirahat sejenak.

"Ayo kita pindah, kalian pasti lelah."

Aurel mengangguk setuju. Dia berbalik ke arah Jeslyn, mengajaknya untuk berpindah ke tempat yang lebih nyaman untuk beristirahat.

"Adek, ayo ikuti kak Herlin" ajaknya.

Jeslyn menoleh menatap Aurel dan Herlin. Saat sadar jika Herlin berada di sana, Jeslyn langsung mendekati Herlin dan mencium punggung tangannya.

"Halo kak."

Sembari tersenyum, Herli menjawab. "Halo manis, apa kabar kamu?"

"Baik kak. Maaf aku tidak menyadari kakak. Aku terlalu fokus menatap mereka yang terlihat keren!"

Herlin dan Aurel tertawa bersama.

"Kami akan pergi ke ruang tunggu, apakah kamu akan ikut? Atau kamu ingin di sini dan ikut berlatih?" Tanya Herlin.

"Apakah tidak apa-apa jika aku ikut berlatih?" Tanya Jeslyn dengan mata yang berbinar-binar.

"Tentu saja tidak apa adik manis, silahkan nikmati waktu kamu. Jika kamu mencari kami, carilah di ruang tunggu ya."

"Baik kal Herlin! Terimakasih banyak!"

Herlin tersenyum. Dia menatap ke arah anak-anak didiknya sembari menunggu musik selesai. Tak lebih dari satu menit, musik berhenti berputar dan orang-orang yang tengah berlatih pun menyelesaikan gerakannya. Herlin maju ke depan sembari menepuk tangannya satu kali, meminta perhatian.

"Teman-teman, kita kedatangan tamu spesial dari kota tetangga. Dia adalah Jeslyn, seringkali menjuarai lomba tari modern. Ayo ajak dia bergabung dan berlatih bersama. Aku titipkan Jeslyn kepada kalian."

Setelah berkata demikian, Herlin dan Aurel beranjak pergi meninggalkan Jeslyn yang tengah tersenyum canggung.

"Halo teman-teman" katanya.

Di dalam ruangan itu terdapat banyak sekali orang, baik wanita maupun pria. Mereka berlatih bersama di ruangan yang sama pula.

Salah-seorang wanita yang memakai rok maju menghampiri Jeslyn. Dia mengajak berjabat tangan sembari menampilkan senyuman.

"Halo Jeslyn, perkenalkan namaku Nita. Senang sekali bisa bertemu dan berlatih menari bersama kamu hari ini."

Jeslyn menyambut jawaban tangan dari lawan bicara. Dia balas tersenyum lalu menjawab, "aku Jeslyn. Aku juga senang bisa berlatih di sini, semoga kalian semua bisa menerima aku untuk hari ini ya."

"Tentu saja" Nita melepas jabatan tangan mereka, tetapi dia langsung menarik Jeslyn mendekati teman-temannya.

"Apakah kamu tahu lagu OMG? Lagu dari grup NewJeans."

"Yap aku tahu. Apakah kalian akan berlatih dengan lagu itu?"

"Betul sekali! Apakah kamu sudah mengetahui gerakannya? Gerakan kami tak jauh dari gerakan asli, jadi kamu pasti tidak akan kebingungan."

"Aku ingin mencoba berlatih bersama kalian! Tolong ajak aku" seru Jeslyn sangat gembira.

Teman-teman di dalam ruangan terkekeh melihat kegembiraan Jeslyn. Beberapa orang dari mereka berdiri dari duduknya, bergabung dengan Nita serta Jeslyn. Dua orang laki-laki mengatur lagu yang hendak di putar.

"Satu, dua, tiga! Masuk ke dalam posisi!"

Lagu pun diputar, Jeslyn dengan lihai menari mengimbangi gerakan-gerakan orang lain. Mereka yang berada di dalam ruangan saling menyoraki memberikan semangat, dan Jeslyn pun amat sangat senang. Dia bahkan melupakan rasa sedihnya tentang sang mantan kekasih.
 
 
   
  
  
  
VOTE DAN KOMEN 🎀

Memories of Dancing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang