24. Drama Malam Pertama

49.9K 4.7K 3.3K
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Selepas maghrib, setelah makan malam keluarga, Zana dan Ghazi mengantar Ayah Athar, Bunda Syafiya, dan Farzan sampai ke parkiran untuk pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas maghrib, setelah makan malam keluarga, Zana dan Ghazi mengantar Ayah Athar, Bunda Syafiya, dan Farzan sampai ke parkiran untuk pulang. Sementara mereka berdua dan orang tua Ghazi bermalam di hotel malam ini.

"Sudah kalian balik sana, aku pulang. Hus... hus!"titah Farzan.

"Loh, pulang juga, Zan?" tanya Ghazi.

"Kalau nggak pulang, masa saya tidur di tengah-tengah kalian?" sahut Farzan sambil tertawa ringan.

Namun tawa itu segera terpotong ketika Zana, dengan segera menampar ringan bahu Farzan. "Mending diem deh," ucap Zana, raut wajahnya merah menahan rasa malu.

"Ya udah, makanya ini mau pulang. Mending juga tidur sama istri, terus—"

Farzan belum sempat menyelesaikan kalimatnya ketika Zana cepat-cepat memotong, "Sssstt," katanya, matanya memancarkan isyarat agar Farzan tidak berkata lebih jauh.

Farzan tertawa kecil, kemudian ia teringat sesuatu. "Eh, jaket mana ya? Kayaknya ketinggalan di atas."

"Ayo sekalian ke atas bareng kita aja, Zan," ajak Ghazi.

"Siap, ayo!" seru Farzan, siap beranjak mengikuti Ghazi. Namun langkahnya terhenti, ketika Zana tiba-tiba merangkul lengannya.

"Eh, salah salah, itu suamimu di depan, Na. Ngapain rangkul-rangkul aku?" guraunya.

Zana hanya bisa cengengesan. "Memangnya kenapa kalau ngerangkul kakak?"

"Nggak boleh!" Sambil melepas tangan Zana, "Bang, ini istrinya digandeng dong," seraya menyodorkan tangan Zana ke Ghazi.

Ghazi, dengan wajah yang merah padam, tampak segan untuk langsung menyambut tangan istrinya.

Farzan, yang tidak sabar, akhirnya menarik tangan Ghazi dan menyatukannya dengan tangan Zana. Mereka pun saling menggenggam.

"Nah, gini dong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nah, gini dong. Cah ayu dan cah bagus gandengan, kan romantis," ujar Farzan sambil terkekeh.

Zana dan Ghazi, sambil tersenyum malu, mulai melangkah maju. Dibelakang mereka, Farzan terus menggoda dengan nada bercanda, "Cie...cie...cie..."

Lentera HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang