S2: Home?

317 51 20
                                    


.
.
.
.
.
Rumah bagi sebagian orang adalah tempat yang nyaman dan hangat, tempat dimana kita bisa pulang dan beristirahat kala lelah. Rumah tidak hanya berbentuk bangunan, namun juga hubungan yang terjalin dan memberikan sebuah kenyamanan. Rumah juga sebuah tempat untuk tinggal serta melakukan hal-hal dari segi fisik dengan tentram, damai, nyaman serta menyenangkan bagi penghuninya.

Ingatkan kalian tentang Angkasa?

Seorang remaja yang tidak pernah merasakan kehangatan rumah yang sesungguhnya.

Takdir kejam membawanya kembali ke pelukan bumi tanpa sempat berpamitan secara langsung pada orang-orang yang menyayanginya.

Kepergiannya membuat penyesalan besar di hati orang-orang yang dulu selalu dia harap kan perhatiannya, kedua orang tua kandung nya, juga kedua adik kembarnya.

Apa semua baik-baik saja saat Angkasa pergi? Sama seperti ucapan sang mama yang selalu mengatakan jika mereka tidak akan peduli pada nya?

Tidak.

Tidak ada yang baik-baik saja sejak saat itu, baik itu kehidupan orang tua kandung nya, adik-adiknya, kedua sahabatnya bahkan mangan kekasihnya.

Mereka semua hancur, masing-masing menyalahkan diri mereka sendiri atas kepergian Angkasa.

Langit dan Samudera mencari segala pelampiasan atas rasa bersalah mereka dengan mengerjakan semua list keinginan Angkasa semasa hidup, pergi ke banyak tempat dan menjadi anak-anak baik seperti pesan terakhir sang kakak.

Fajar dan Bumi juga melakukan hal yang sama, mereka menjadi anak-anak baik setelah tau jika Angkasa pergi. Mereka menuruti semua yang Angkasa ucapkan di surat yang mereka terima, sebagai permintaan maaf mereka.

Awan dan Bayu selalu ada di samping Langit dan Samudera, seperti permintaan Angkasa. Menjaga kedua adik kembar sahabat mereka itu, juga memastikan jika kedua nya tidak melakukan hal gila, karena jantung dan mata Angkasa yang ada pada mereka.

Sedangkan Bintang, pemuda itu memilih melanjutkan mimpinya dengan tetap berada di sisi Angkasa. Disaat semua nya memilih pergi dari sisi Angkasa karena tidak bisa menahan rasa bersalahnya, Bintang melakukan sebaliknya.

Tidak ada yang bisa melarang nya, bahkan kedua orang tua nya. Bintang mendatangi rumah terakhir Angkasa setiap hari, dengan membawa setangkai bunga lily putih yang selalu menjadi kesukaan pemuda cantik itu.

Angkasa memilih tinggal di rumah sederhana peninggalan nenek Angkasa, tentu saja dengan persetujuan orang tua Angkasa. Mereka memberikan rumah itu karen melihat cinta yang besar di mata Bintang untuk Angkasa.

Bintang bertahan bertahun-tahun dengan setia mengunjungi rumah Angkasa, hingga akhirnya dia menempati tempat di sebelah Angkasa.

Kepergian nya juga mendadak, namun mereka semua tau jika Bintang kini sudah kembali bertemu dengan Angkasa nya.

*****

Bagaimana jadinya jika berpuluh tahun setelah nya ada tujuh pemuda yang lahir dan membawa ingatan masa lalu mereka?

Tentang penyesalan yang tidak pernah hilang.

Tentang rasa bersalah yang membuat mereka akhirnya mencari satu sama lain, bekerja sama demi bisa menemukan sosok yang menjadi sumber penyesalan mereka?

Apakah sosok itu juga terlahir kembali?
Jika iya, apa kehidupannya lebih baik dibanding dulu?
Apa dia menemukan arti rumah yang selama ini dia cari?
Atau justru sebaliknya?

Itulah sebab nya mereka mencari, hingga akhirnya memilih kembali ke tanah air setelah sukses berkarir di negeri orang, demi mencari sosok yang ingin mereka jaga.

Sosok yang membawa jiwa juga ingatan Angkasa.
.
.
.
.
.

Home? Ada kelanjutannya nih...
Ada yang masih baca book nya gak?
Atau nungguin ceritanya?

Lanjut gak book nya?

See ya

–Moon–

Home?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang