"Nama kamu siapa?"
" em.. Rainiawa Rain, panggil aja aku Rain atau Rara atau Awa." Jelas Rain
" hm.. indah sekali namamu, Pasti suka hujan ya?" Murid itu merangkul Rain sehingga jarak Rain dan ia sangat dekat.
" ehm..... i-iya aku suka Hujan, .. B-btw namamu siapa ya?" Rain melepaskan rangkulan murid itu dan kini mereka bertatap tatapan.
" Oh, nama gue Zaza. Nama panjangnya Zazaaaaaaaaa xiixxixi" Murid itu tertawa sedikit memecah keheningan yang berada di ruangan tersebut.
" o-ohh Zazaa, Salken yaa. Nanti kita kelasnya dimana?" Rain menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Hmmm.. ikut aku aja deh, males jelasinnya. Btw ngomongnya jangan 'aku-kamu' dong terlalu formal ga suka"
" eh.. iya, btw lo kenapa ada di uks?" Tanya Rain basa-basi.
" Ya gue sakit lah kocak, gue ada lambung jadi sesek napas ga kuat " Zaza memposisikan dirinya tidur membantal dengan kedua tangan di lipat di atas meja.
" ohh, Lo udah makan? " Tanya Rain yang ikut memposisikan dirinya tidur membantal.
" Heummmzz , belum sih. Nanti Kantin yuk" Jawab Zaza dengan semangat.
"Boleh" Rain memberikan senyum heran, wajahnya penuh dengan tanda tanya tentang teman barunya itu.
***
**
*
*kriiing* Bel tanda selesai upacara sudah berbunyi dan sekarang memasuki jam pertama. Rain dan kawan barunya itu bergegas pergi meninggalkan UKS dan menuju kelas.
Kelas Rain berada di lantai tiga dari gedung sekolah yang bertingkat 4 dengan rooftop di atasnya. Kelas yang berada dekat dengan tangga timur dan paling pojok, dekat kamar mandi laki laki. Rain mengikuti rute yang di berikan oleh temannya itu, dalam sekejap Rain sudah berada di depan ruang kelas.
" Ayo masuk, duduk sebelah aku ya" Zaza memecahkan lamunan Rain dan menarik tangan Rain menuju tempat duduknya.
" Nah di sini tempat duduk kamu, di samping aku" Zaza menarik kursi Rain dan mempersilahkannya duduk.
Kursi itu tampak sudah sedikit usang dan berdebu, di tambah lagi jarak ia duduk ke papan tulis sangatlah jauh. Rain tidak Rabun tetapi suasana di belakang menarik Rain untuk bermalas-malasan, mengingat reputasi kecerdasan ia di sekolah lama sangat diatas rata-rata, maka mungkin saja di sekolah barunya ini reputasi itu bisa saja menurun.
" umm.." Rain menepuk-nepuk sedikit kursi yang berdebu itu dengan tangan nya sendiri. Zaza yang menyadari hal itu langsung mengambil sehelai tisu dan membantu menyingkirkan debu itu.
" udah berapa lama kursi ini kosong? Apa gaada yang duduk di sebelah lu? " Rain mengambil sikap siap duduk dan menggantungkan tasnya di belakang kursi.
" oh.. dulu ada semester satu, dia temen baik gue.... A-anyway kenapa lo bisa pindah ke sini?" Zaza mulai mengeluarkan alat belajar dan meletakkannya di atas meja.
" A-ah, itu. Orang tua ku pindah kerja, jadi mau ga mau aku harus pindah sementara ke sini. " Rain menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"humm gitu.. A-"
"Selamat pagi anak anak!" Suara ibu guru yang halus nan lembut membuat suasana kelas menjadi nyaman dan penuh keceriaan.
Rain menyadari bahwa Zaza baru saja ingin berbicara sesuatu tetapi sepertinya terpotong. Rain ingin berusaha mencoba bertanya apa yang ingin Zaza bicarakan, tetapi Ibu guru sudah memulai pelajaran.
" Oh iya ibu lupa, ada murid baru ya! " Bu guru melihat ke arah Rain sembari memberikan senyum tipis yang manis. " Ayo sini nak maju ke depan, perkenalkan dirimu dahulu kepada teman-teman barumu" Guru itu mengisyaratkan tangannya untuk memanggil Rain yang sedaritadi mematung karena gugup. Rain berjalan perlahan kemudian... sampailah ia di depan. Hawa yang ia rasakan sangat berbeda dengan di belakang, Atmosfer yang begitu kuat menggertakkan keberanian Rain saat ingin berbicara.
"a...e.. H-halo s-..semua, nama aku R-Rainiawa R..Ra..in. Kalian bisa panggil aku Rain, Rara, Awa, atau Ara. salken semuanya!. Rain sedikit membungkuk sebagai rasa hormat, kemudian di sahut oleh anak kelas " Salken juga Rain, semoga kita bisa jadi temen yang baik ya!" Rain hanya tersenyum tipis karena dia tidak pernah segugup ini selama ini. Biasanya ia berani, tak takut, tetapi entah mengapa hanya kali ini saja dan di detik ini dia merasakan gugup yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
"Baiklah Rain, nama ibu Yeni safitri, panggil aja ibu bu Yeni. Oh iya, kamu sudah mendapatkan tempat duduk yang kosong kan?, kalau sudah kau boleh kembali ke tempat duduk mu" Jelas bu Yeni.
" Baik bu. " Rain mempercepat langkahnya menuju tempat duduknya yang berada di samping Zaza. " wih,lu lancar juga ngomong depan publik gitu. Keren! Zaza memberikan jempol tanda dia apresiasi kepada Rain. Rain tertawa kecil " Ahahahhah, Tau ga sih, gua ga pernah segugup ini sebelumnya cok" . " Ahaahaha udah gapapa namanya juga lingkungan baru, pantes lah lo gugup" Zaza mengelus pelan tangan Rain.
"Eh, tangan lu ?"
***
**
*
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN TIDAK SUKA HUJAN
RandomRain, Sesuai namanya yang artinya Hujan. Rain suka Hujan, tetapi apa yang membuatnya sampai sebegitu bencinya pada hujan?