" Ke cafe ga ya?..." Rain menatap ponselnya yang sudah menunjukkan pukul 15.00 Sore hari. Rain bergegas ke area luar sekolah dan menghampiri ojek yang ia pesan sudah menunggunya di depan gerbang pintu masuk. "Rain ya?" Tanya abang gojek "Iya. Sesuai aplikasi ya" Rain menaiki motor itu dan mulai berjalan.
10 menit kemudian Rain sampai di depan kompleknya. Ia membayar dan meninggalkan abang ojek itu. Rain berjalan menuju rumahnya, tanpa di sangka ia melihat sesosok pria yang berdiri di depan pintu rumahnya. "eh. siapa itu?" Rain mulai mundur perlahan, takut pria itu melihat ke arah Rain. pria menggunakan Hoodie hitam membelakangi Rain, Sepertinya ia membawa kantong plastik. *cklek* " silahkan masuk" wanita paruh baya itu mengizinkan pria hoodie itu masuk ke dalam rumah Rain. Pintu rumah Rain di tutup dan Ia berjalan perlahan menuju halaman depannya itu. Terdapat mobil yang terparkir di garasi, yang jelas itu bukan mobil ayahnya. Rain mendekati mobil itu dan perlahan melihat dengan teliti mobil itu. Rain mengamati mobil itu kurang lebih sekitar 5 menit.
" siapa kamu?" Suara pria yang tak asing berada di belakang Rain. Ia panik dan segera membalikkan diri nya menghadap pria itu. " E-eh.. N-nya-nyari anak kucing tadi di kolong mobil takut kelindes mobil" Rain menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kondisi garasi saat itu sangatlah gelap. hanya ada cahaya di depan Rain, Ia tak dapat melihat jelas muka pria itu karena cahaya berada di belakang pria itu. "hmm?" Pria itu mensejajarkan dirinya dengan Rain, Ia berjongkok " Lo? bukannya gue suruh ke cafe?" "???" Rain terkejut mendengar kata-kata itu "hah?" Pria itu bangkit dan perlahan berjalan mundur keluar garasi.
Tiba-tiba muka pria itu yang tadinya gelap kini perlahan mulai terlihat. " Ehm?! Ar??!! Lo ngapain di rumah gue?" "ya suka-suka gue lah?!" Ar membuka kunci mobil nya menggunakan remot di kunci mobil *cklik..cklik..* " Ayo ke cafe. Gue mau ngomong sama lo. Naik" "eh? lo kan masih sakit. mending lo ist-" " ga! Gaada penolakan" Rain melihat wanita paruh baya itu ikut menghampiri Rain. Bi Nyai. Ia adalah asisten baru Rain mulai Hari ini. " Neng, ikut aja gapapa. Nya jagain kok rumahnya gaakan lari. Nanti Nya siapin makanan juga pas neng udah pulang" Ar berjalan dan perlahan memasuki mobil. Rain dan Nyai pergi berjalan menjauhi garasi, dan Ar mulai mengeluarkan mobilnya dari dalam garasi.
" Nya, pamit dulu ya. " Ar membuka kaca jendela dan melambaikan tangannya. " Iya tuan" Bi Nyai meundukkan kepala pelan sebagai tanda hormat nya kepada Ar. " Ra, masuk" Rain yang sempat terdiam kini terkejut dengan ajakan Ar. " Ar? Lo masih sak-" " udah diem naik cepet. satu... dua.." Ar mulai berhitung, Rain segera berlari memasuki mobil, Ia membuka pintu mobil bagian belakang. "Kok duduknya di belakang? Sini lah samping gue" Ar menepuk-nepuk kursi kosong yang ada di sampingnya itu.
"Ah? hm.. yaudah" Rain pindah ke kursi paling depan di samping Ar. Canggung. Itulah yang Rain rasakan. Ar menutup kaca mobil dan segera melajukan mobilnya menuju ke arah Cafe dekat sekolah. " Ra." Ar membuka suara dan memecahkan keheningan. " Lo..." "Hm?" "lo.." Ar mulai mengeratkan kepalan tangannya pada setiran mobil. " Apa Ar?!" "Ah! L-lo....udah...makan?" "Hm? belum. Kenapa emangnya?" Rain mengecek handphone . Ada notif masuk dari handphone nya.
- Mama -
Mama : Ka, Bi nyai udah di rumah?"
Rarawr : Udah ma.
Mama : oh oke. itu pilihan orang yang deket sama mama. mama percaya dia bisa pilih asisten biar jaga kamu di rumah. baik baik ya sama Bi nyai...
Rarawr : Aman maaa! ^^ <3
- Mama offline -
" Nge chat siapa tuh?" Ar iseng bertanya. " Ih kepoo!" Rain mematikan kembali handphonenya dan kembali melihat ke arah jalan. " eum.. lo inget ga Cafe nya kayak gimana?" Ar menanya pelan kepada Rain. " Hah? belum. Tempatnya aja gue gatau dimana" Rain menggelengkan kepala ringan. " o..ohh ya? oke." Ar tersenyum secara paksa. "hm, mungkin lo tau tempatnya kalau kita udah di sana." Ar melajukan kendaraannya dengan sangat kencang. Suasana di mobil kala itu sangat canggung, tak ada sepatah kata pun yang keluar. Hanya ada suara mesin mobil dan Ac yang menyala. 10 menit kemudian, mereka sudah sampai di depan Cafe. " Lo turun duluan aja, Gue mau markir in mobil dulu. " Ar membuka kunci mobil dan Rain segera beranjak turun " Gue cariin tempat duduk ya" Rain menutup pintu mobil dan bergegas masuk ke dalam Cafe itu.
"* Mau duduk dimana ya? hmm*" Rain berdiri sembari melihat bangku-bangku yang dirasa masih kosong. Ia menemukan 4 seat bangku di paling belakang yang sedang kosong. Rain bergegas berlari menuju bangku itu, tetapi.. *Bruk* " AH! " Rain menabrak seseorang yang sedang membawa secangkir kopi panas dan handphone di tangannya " Haduhh mbak, hati-hati dong! Ini minuman saya jadi tumpah kan?! Saya gak mau tau, mbak harus ganti dua kali lipat. Atau mbak saya TUNTUT! " kericuhan yang terjadi saat itu mengundang banyak orang yang penasaran, begitu juga dengan Ar. Baru saja ia membuka pintu Cafe itu langsung ada kericuhan di dalamnya. " M-maaf mbak, gak sengaja. Iya siap, saya ganti " Rain menundukkan kepala dan meraih tangan wanita itu. " Gausah pegang-pegang gue deh mbak! Keknya dari penampilan mbak gini aja, ga mampu beli kayak begituan. Apalagi gantiin dua kali lipat punya saya! Ga level tau gak mbak. Mana sih satpam? Ngapain orang miskin gini di izinin masuk?!" Di saat itu juga, Ar melihat bahwa yang menjadi pusat kericuhan adalah Rain dan seorang wanita yang tak ia kenali. Ar bergegas menyelak segerombolan orang itu, lalu datang menghampiri Rain. " Maaf. Permisi." Wanita itu dan Rain ikut menoleh atas kehadiran Ar seperti pahlawan dalam film-film superhero.
" Maafin pacar saya ya mbak. Oh iya, mbak kalau emang bukan orang miskin. Seenggaknya jangan miskin attitude. jangan judge orang seenak mbak hanya dari penampilan aja. Bikin malu tau ga mbak?" Ar menarik Rain untuk berdiri di belakang punggungnya. " Oh? Pahlawan kesiangan nih? heh! kalau lo tau itu pacar lo, harusnya di jaga juga dong? Jangan-jangan lo nya juga ga bener ya mas?" Wanita itu mendekatkan diri mendekati Ar, Hanya tersisa jarak beberapa senti saja dari wajah Ar. " Mbak? Bukan saya bermaksud kasar. Tapi perilaku mbak udah jelek mempermalukan orang lain di hadapan semua orang. Mbak sadar mbak yang jadi pusat perhatian? Dasar caper, sok bener! Jangan-jangan mbak lonte ya?" Jawaban Ar membuat suasana semakin panas. Satpam yang sudah mendapat laporan kericuhan segera bertindak dan mengamankan wanita tersebut.
"..." Rain hanya terdiam antara kaget, syok dan semua perasaan Rain tercampur aduk bagai adonan kue. " Ayo Ra, Duduk." Ar menarik tangan Rain menuju kursi kosong. Kursi 4 seat itu menjadi sisa 2 yang kosong. Itu adalah bangku paling pojok. " Hufthh.. ngeladenin orang ga tau adab emang butuh energi" Ar melepaskan hoodie hitamnya. Tampak ia masih mengenakan seragam sekolah, hanya saja celana nya sudah ia ganti menjadi celana jeans hitam.
" Maaf ya, gara-gara gue jadi ribut begini." Rain merasa sangat bersalah. Ia tak tahu harus berterimakasih dengan cara apa kepada Ar. " Ekhem* Soal tadi karna gue ngebela lo doang. J-jangan ke geer an!" Ar menutupi mulut nya dengan tangannya dan menatap keluar jendela " E?..." Rain baru menyadari apa yang dikatakan Ar saat membelanya tadi. "* Pacar?? Gue? Jadi pacar Ar? Mustahil*" " Selamat sore tuan dan nyonya. silahkan menu nya" Pelayan itu menyerahkan buku menu itu kepada mereka berdua. " Saya pesan Coffe latte 1, sushi roll 1" Rain memulai pesanan dahulu. " Baik, kalau mas nya?" " Saya pesan coffe cappucino 1, dessert nya cheese cake 2" Ar menambahkan pesanannya. " baik, Saya ulangi ya. Coffe latte 1, coffe capucino 1, Sushi roll 1, Cheese cake 2. Totalnya jadi 150 ribu ya. Pembayarannya mau debit atau tunai ? " Debit ya. " Ar mengeluarkan kartu ATM nya yang berwarna biru itu. " baik, gesek di sini ya" Pelayan itu mengeluarkan mesin scan kartu. Ar segera menggesekkan kartunya ke mesin itu. *ssrek* " baik terimakasih, di tunggu ya" Pelayan itu pergi meninggalkan mereka berdua.
" Ra?" "Yaa??" Rain menatap Ar dengan tatapan lembut. Namun, tatapan Ar sangat lah tajam. " gue.. mau ngomong serius sama lo"
"?"
***
**
*
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN TIDAK SUKA HUJAN
RandomRain, Sesuai namanya yang artinya Hujan. Rain suka Hujan, tetapi apa yang membuatnya sampai sebegitu bencinya pada hujan?