"AR??" Rain berteriak histeris melihat tubuh Ar yang tergeletak di rerumputan itu. Wajahnya pucat dan tubuhnya yang semula dingin, kini menjadi panas. "ZA! Ini Ar gimana?" Rain panik dan berusaha mencoba membangunkan Ar. " Ehmm.. sebentar, gue panggil guru dulu." Zaza berlari menuju Ruang Guru, sementara di lokasi sudah ramai orang berkerumun mengerubungi Ar dan Rain.
"Misii, Raa!" Zaza menyeka dan bejalan di kerumunan orang bersama guru-guru di belakangnya. Para guru pun segera mengangkat Ar. Sementara itu, anak PMR sudah bersiap di dalam UKS untuk menyediakan teh hangat dan segala hal yang di perlukan. "Ayo bareng-bareng pak angkatnya. satu..dua..*HAP* " Para guru mulai mengangkat Ar dan berjalan menuju UKS. Cuaca yang sangat panas hari itu sangat membuat semua orang pusing dan mudah lelah. Begitu juga guru yang menangani Ar. Mereka sibuk mencoba menyadarkan Ar. " Tadi temannya siapa ya?" Tanya salah satu guru yang berada d dalam UKS. "oh saya pak!" Rain mengangkat tangan. "Oh, kamu boleh temani dia di sini? Beberapa menit lagi istirahat sudah mau selesai. Kabari guru piket jika dia sudah bangun ya" Guru itu pun pergi meninggalkan UKS. Di susul dengan kehadiran Zaza yang berdiri tepat di samping Ar. "um... Ra, Lo masuk aja deh ke kelas. Biar gue aja yang jaga Ar. " Pinta Zaza sembari menatap Ar. "lah? Aku yang di suruh Za!" Rain menolak perintah Zaza dan segera mendorong Zaza keluar ruangan. "Ih, lo ga boleh ketinggalan pelajaran Ra! Lo tuh murid baru!" Zaza memutarkan badannya dan menepuk pundak Rain. "dah, gua takutnya kalau lo di suruh-suruh sama Ar, lo gatau tempatnya dimana. Jadi mending gua aja yang jaga" Jawab Zaza sambil emosi. "Ah, yaudah deh. Kalau udah bangun bilang ya! Awas ae lu!" Rain berjalan pergi meninggaalkan UKS dan kembali ke kelas.
"Ar? Jangan bilang ini gimmick lo doang kan?"....
*Kriiiiiiiiiing* Bel tanda masuk sudah berbunyi, dan saatnya memasuki jam pelajaran ke 4.
****
***
**
*
"Hai, nama aku Khansa, biasanya di panggil Sasa. Nama kamu.. Rain ya kan?" Sasa menghampiri Rain yang sedang sibuk mengerjakan tugas. " Oh, Iya aku Rain. Salam kenal Sasa!" Rain melambaikan tangan dan menyambut Sasa dengan hangat. "um, Zaza kemana?" Sasa memperhatikan sekitar dan meraih bangku Zaza dan duduk di sebelah Rain. "um, nemenin seseorang di UKS." Rain memposisikan dirinya tidur membantal. " Oh, yang tadii rame-rame sampai heboh ke ruang guru tuh kalian?" Sasa terkejut. " Iya, ada yang pingsan tadi. Agak kaget juga sih, tapi orangnya emang dari awal tuh pucat gitu. " Rain menoleh ke arah Sasa. "humm, oke. Yang pingsan siapa deh? Sampe heboh gitu" Sasa memposisikan dirinya duduk serius dan menyender pada tembok. "Ar. Dia anak XI 1 A." Rain bangkit dari tempat duduknya. " Sebentar ya aku mau cek mereka." Rain berjalan ke arah meja guru. " Bu, saya izin mau ke toilet." Rain mengambil kartu izin keluar dan mengalungkannya di leher.
Rain perlahan berjalan keluar kelas dan ke UKS di lantai 1. Sesampainya Rain di depan UKS, ia mendengar samar-samar suara bisik-bisik dari dalam UKS. Rain mendekatkan telinganya hingga menempel pada pintu UKS.
"Lo yakin mau kek gitu?"
"Ya asal ga parah banget sih ga papa."
"Lo ga boleh gitu! Lo harus terima dia itu beda.."
"Gabisa Za. Gue udah yakin bakal cinta terus sama dia."
"Terus dia gimana?"
"Dia cuma simpanan gua doang, Za"
"...." Rain terdiam mendengarkan percakapan mereka berdua. "*Simpanan Ar? Siapa? Ar punya pacar kah?*" Batin Rain membisik. Rain terdiam sejenak *Krieet*
"Yaudah gua mau basahin kain dul-.. R-RAIN?!"
Rain terkejut melihat Zaza yang berada di depan wajahnya dan diikuti oleh Ar yang berada di belakangnya sembari menarik tangan Zaza. "ah.. Rain?Kamu ngapain di depan pintu?Bukannya kamu harusnya ke kelas sekarang?" Ar melepaskan tangannya dari Zaza dan menghampiri Rain. "ah.. A-aku mau nge cek kalian!" Rain tersenyum paksa. "Udah berapa lama lo berdiri di situ?" Zaza menajamkan matanya ke arah Rain. "Ah.. Aku baru aja kok sampe di sini. pas kalian buka pintu aku baru berdiri di sini hehe" Rain tersenyum terpaksa. "o-ohh, yaudah. Ar lo tunggu sini dulu sama Rain. Gue mau basahin kain dulu" Zaza perlahan meninggalkan ruang UKS dan menuju wastafel . "Rain." Ar memanggil Rain dengan ketus. "Ah? ya?" Rain menatap wajah Ar yang masih pucat itu "Gue mau ngomong sama lo di cafe pulang sekolah" "Ar, balik lagi ke kasur, sini gue kompres dulu" Zaza meletakkan kain basah itu ke kening Ar. "hm, yaudah gaes, gue ke kelas dulu ya" Rain melambaikan tangannya dan menutup pintu UKS.
***
**
*
Rain kembali menuju kelasnya dan menggantungkan kembali kalung yang ia gunakan. Rain duduk dan memposisikannya tidur membantal. " ke cafe? Buat?"...
.......
.....
....
*kriiiiiing* Bel pulang sekolah berbunyi. Rain penasaran dengan apa yang akan di bicarakan oleh Ar nantinya. "*Ar udah sembuh kah?*" Rain membatin dalam dirinya. Ia berjalan menuruni tangga dan menuju ruang UKS. * tok.. tok.. tok.." Permisii.. Ar?" Hening. Tak ada jawaban satu pun yang terdengar dari dalam ruangan. "Ra?" Zaza menepuk belakang pundak Rain yang membuat ia terkejut. " EHH! iih, Zaza! ngagetin aja!" Rain menunjukkan raut wajahnya yang kesal. " ehehehe.. ngapain?" Zaza membuka pintu itu dan masuk ke dalam nya. " Eum.. Ar dimana?" Rain melihat ke sekeliling ruangan. " Oh! Ar.. udah pulang dari tadi. " Zaza merapihkan kasur tempat Ar beristirahat tadi. " hah? oh.. okeyy.. Makasi Zaaa, Aku pulang dulu ya!" Rain berpamitan dengan Zaza dan segera memesan ojek.
"* Ke Cafe nggak ya?*"
***
**
*
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN TIDAK SUKA HUJAN
RandomRain, Sesuai namanya yang artinya Hujan. Rain suka Hujan, tetapi apa yang membuatnya sampai sebegitu bencinya pada hujan?