LU MAU KEMANA?

17 1 0
                                    

Zaza mengelus lembut tangan Rain yang sedikit kotor dan luka. " Ini kenapa Ra?" 

Rain menarik kasar tangannya dan menyembunyikannya di kolong meja. " Ngga papa kok. Tadi habis jatuh doang, makanya tadi gue di UKS pas upacara" Raut wajah Zaza menunjukkan ekspresi bingung dan penasaran. 

" Nanti ceritain dong ke gue, gabut nih gaada cerita hari ini" Zaza memposisikan dirinya tidur membantal di atas meja dengan tangan terlipat. "iya, nanti gue ceritain pas istirahat" tambah Rain. 

***

**

*

*kriiiing* Bel istirahat berbunyi, siswa/i berhamburan keluar kelas, ada yang ke kantin, taman, parkiran, bahkan perpustakaan untuk beristirahat. Rain dan Zaza keluar kelas untuk beristirahat juga. " Lo bawa bekel?" Tanya Zaza sembari melirik sekitar untuk mencari tempat duduk. " Eh, gua ga bawa bekel, lu bawa Za?" " bawa, gua cari tempat dulu ya, lu jajan aja dulu, intinya sekitar taman situ" Zaza menunjuk ke arah taman yang tak jauh dari tempatnya berdiri, suasana kala itu sedang sedikit mendung, jadi tak terlalu panas bila mereka duduk di taman. 

" oke gua jajan dulu ya" Rain melambaikan tangan dan bergegas menuju kantin. Rain berjalan mengikuti arus murid berjalan, ia lupa bertanya kepada Zaza dimana posisi kantin. " Eh lo yang tadi pagi kan?" Suara laki-laki perlahan menghampiri Rain dari arah belakang. Rain Membalikkan badan dan ia mendapati laki-laki itu yang ia temui pada saat pagi hari tadi yang menabraknya berada tepat di hadapan nya. " hm.. mau ke mana lu?" " ngapain lo ke sini? ngebuntutin gue? ngeri amat" Rain membalikkan badan kembali dan kembali berjalan menelusuri lorong. 

" Eh eh.. lu mau ke mana? " Langkah Rain terhenti karena laki-laki itu menarik tangan Rain secara paksa.  " Apaan sih lu megang-megang gue? jangan mentang-mentang gue anak baru bisa lo godain." Rain menatap tajam lelaki itu dengan penuh amarah. " gua cuma mau nanya, lu mau kemana?" Jawab lelaki itu dengan lembut. 

" Apaansih? Ya ke kantin lah bego!" Rain menarik paksa pergelangan tangannya yang di genggam lelaki itu. " hah? ke kantin bukan ke situ" jelas lelaki itu. 

"Ha.. hah? " Rain terdiam sejenak dan melihat sekitar. Dan benar saja, itu adalah jalan menuju perpustakaan. " hadehh.. udah anak baru, belagu lagi. Sini ikut gua, gua tunjukkin kantinnya dimana" Lelaki itu menarik paksa Rain yang sedaritadi masih memperhatikan sekitar. " Lu tuh kalau di kasih tau jangan bacot, gua nanya santai loh. gausah nge gas " Sindir lelaki itu. " Yaudah sih, btw nama lu siapa?" Tanya Rain. 

" hm.. nama ga begitu penting bagi gua" singkat lelaki itu, " Terus gue harus manggil lu apa?" Tanya Rain ke heranan. 

" Ar " 

Tanpa Rain sadari sedaritadi semua orang meliriknya dengan berbisik-bisik, apakah lelaki itu adalah bintang sekolah? Rain sudah tiba di depan kantin, sangat luas tetapi lumayan panas karena genteng kantin terbuat dari kaca tembus pandang. 

" dah sampe nih di kantin, lu mau gua traktirin apa? " Ar berjalan menuju bangku yang kosong. " eumm, gausah gua jajan sendiri aja. Makasih ya udah nganterin " Rain sedikit menunduk hormat tanda pamitan kepada Ar. " anggap aja permintaan maaf gua " Rain menghentikan langkahnya lalu ia berfikir sejenak "* lumayan juga ya traktir gratis, mau gue tolak tapi sayang, mau gua terima tapi gaenak. Ah sekali kali gapapa kali ya*" batin Rain. 

"Yaudah deh boleh" Rain menyetujui tawaran itu. Ar bangkit dan mulai menemani Rain melihat lihat makanan dan minuman yang di jual. " aku mau bakso aja deh, keberatan nggak?" tanya Rain. " Enggak kok. Bu, pesan 1 bakso , mie nya campur aja pakai sayur jangan pedas." Ar memberikan selembaran uang 10.000 kepada budhe kantin. " ko kamu tau aku suka bakso pake mie campur, pake sayur sama ga suka pedas?" kening Rain mengernyit heran kebingungan sekaligus takjub. " Ha? gatau deh biasanya cewe-cewe begitu kalau pesan" " ini mas baksonya." Budhe itu mengulurkan bakso dan uang kembalian kepada Ar. " Nih, Ayo duduk di situ aja" Ar menarik pelan tangan Rain. " eh, anu. Gue udah ada temen duduk, lu mau ikut ga? di taman deket sini." Jawab Rain. " hm? yaudah boleh lu duluan aja gua mau beli minum dulu " perintah Ar. Rain bergegas pergi meninggalkan lokasi dan menuju taman tempat ia bersama Zaza tadi.

" Zazaaaa!! Maaf lamaa!." Rain berteriak dari kejauhan. " RAINN! Gue kiraa lo pergi ninggalin gue atau ke sesat gitu puki" Zaza terlihat panik dan cemas. " Sebenarnya gua tadi kesesat co, tapi tadi orang yang bantuin gua , untung ae" Rain meletakkan Bakso di bawah, dan ia segera duduk menyilang. Rerumputan yang bersih dan indah menambah suasana istirahat menjadi menyenangkan. 

" jadi gimana Ra?" Tanya Zaza mendadak. " hah? apanya?" Rain mengambil Bakso dan mulai meniup nya secara perlakan. " Ihh kan tadi katanya lu mau cerita soal kejadian lu yang tadi pagi?" Jawab Zaza dengan kesal. " oooh itu, ehehe. Jadi tadi pagi pas aku mau berangkat ke sini aku di tabrak sama orang naik sepeda, itu kenapa tadi aku ada di UKS sama kenapa tangan aku luka-luka" Jelas Rain sembari memakan Baksonya. " nyam..nyam.. Oooh gitu, siapa yang nabrak lu?" Tanya Zaza yang sambil memakan bekalnya. " nyam...nyam...Kek nya tadi namanya Ar gitu deh? Gatau nyam .. intinya dia gamau sebut nama nyam.." " Anak kelas berapa? nyam.." " nyam.. Sama kek kita kelas XI tapi gatau 1,2/3 nyam.." " Ohh, Cewe kah? ko Ar namanya? Ga pernah denger aku nyam.." " Cow- *UHUKKK UHUKK*" Omongan Rain terhenti karena ia tersedak Bakso yang masih panas itu. 

" Nih minum nya" 

" Makas- eh?" 
.

.

.

RAIN TIDAK SUKA HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang