DEJAVU

4 1 0
                                    

*deg* Ar terdiam sejenak dan segera mengatur napas nya yang tidak karuan itu. Ia tampak gelisah seakan akan, akan terjadi hal buruk yang akan menimpanya. "ehmm.. Bukan. Kenapa?" Ar mulai berbicara namun terbata bata. "oh, tadi aku liat nama di almet kamu Avan Raymond, setau aku dia ketos kan?" Ar menghela napas lega " hm, Aku lupa bawa almet hari ini. Karna aku liat almet dia di ruang osis ke gantung jadi aku pake aja" Jelas Ar. 

"Oalah. Ikut Osis seru gak sih?" Rain melirik Ar dengan penasaran. "hm, Seru aja. tapi kalau mental kek lo keknya bisa sih ikut. Paling ribet kalau udah urusan rapat sama rundown acara aja sih. Selebihnya fun fun aja" Ar menambahkan. " Btw Avan itu orangnya yang mana sih?" *krieeettt* Ar mengerem mobilnya. "Dah sampe ke Komplek kamu nih, kamu turun di sini aja ya. Soalnya susah di dalem takut gabisa muter balik" Jelas Ar. "eh? kok kamu tau rumah aku?" Tanya Rain dengan kagum " Aku ga sengaja liat data kamu di ruang guru tadi pas jam istirahat. "Dah hati-hati ya. Kita main lagi besok" Ar membuka kunci mobil, dan Rain perlahan menuruni mobil. " Makasih banyak ya Ar udah nemenin aku di hari pertama sekolah ini!" Rain berteriak dari luar mobil *tuttt* Ar hanya mengklakson mobil nya dan kembali melaju dengan cepat. " Oh iya. Nama panjang Ar siapa ya? ah dah lah aku mau tidur istirahat. Capuekk" Rain berjalan memasuki rumahnya yang sepi itu. "hufth.. Hari hari sendiri lagi di rumah" 

***
**
*

*kriiing..kringgg.....krii-* *tep* Alarm Rain yang menunjukkan pukul 05.30. Rain mematikan alarmnya dan membuka matanya perlahan. *hoaaam* Semangat, energik dan ceria adalah perasaan yang dirasakan Rain hari ini saat sudah memasuki hari ke dua nya di sekolah itu. Rain bergegas menyiapkan diri dan tak lupa mengisi formulir yang akan di beri kepada bu Yeni nanti. Rain menyiapkan sarapannya dan bekalnya . sesekali melihat notif dari chat nya dini hari. Jam sudah menunjukkan pukul 05.50, Rain bergegas mengenakkan sepatu dan merapihkan diri di cermin yang berada di dekat pintu ruang tengah. " Aku, siap!" Katanya sembari tersenyum. 

***
**
*

"Hufth.... hufth.. hampir aja terlambat. " Rain merasa dejavu dengan semua kejadian kemarin *....* Rain tiba tiba teringat sesuatu. " OH IYA. Kan kemarin aku di tabrak Ar pake sepeda. ko dia pulang pake mobil? Terus sepedanya kemana?" Rain mencerna hal itu sebentar sampai tiba tiba " DUAAAAAR!!" Zaza mengagetkan Rain dari belakang dan membuat Rain tersontak berteriak " HUAA! ZA! KAGET AKU. MASIH PAGI LOH INI!" Rain memukul pelan Zaza yang masih tertawa cekikikan "hehehe, habis lo melamun mulu sih!" " Pagi Ra! Ar menghampiri Rain dan Zaza yang masih tengah berdiri di area gerbang sekolah. " Pagi Ar! lo ke sini pake apa?" Tanya Rain. " Pake mobil. Kenapa? Mau gue anter lagi kek kemaren?" Ar tersenyum tipis ke arah Rain. " ah, bukan itu. lo kemaren bawa sepeda kan. Terus itu mobil punya siapa?" Rain menunjuk ke arah parkiran. "Mobilnya punya gue. kemaren jumat gue pake sepeda temen buat kerkom, mobilnya gue tinggal di sekolah." Jelas Ar. 

Tiba tiba Ar merangkul pundak Rain dan membisikkan sesuatu " Jauhi temanmu itu" Pelan Ar. " Dah, Gua masuk duluan ya. Istirahat kalau mau bareng wa gua aja" Ar pergi menjauh meninggalkan lokasi. " EH! gue belum punya nom- ah sudahlah" " Kenapa Ra?.." Zaza tiba-tiba berdiri di samping Rain dengan tatapan penuh kewaspadaan. " Ah? ehh.. enggak dia cuma bilang katanya mau ngenalin temennya ke aku pas istirahat nanti, hehe..." Rain menggaruk kepalanya yang tak gatal "oh. Yaudaa yuk masuk!" Zaza menarik tangan Rain menuju ke kelasnya. 

*** 
**

*kriiiiiing* Bel istirahat sudah berbunyi. Rain bergegas membawa bekalnya dan menarik tangan Zaza menuju keluar kelas. " Ayo Za buruann!" Pinta Rain tak sabaran " eh iya, bentarr!" Zaza mengeluarkan kotak bekalnya dan berjalan keluar kelas. " Oh iya, aku harus kasih formulir ke bu Yeni dulu, Kamu duluan aja ya!" Rain berlari memisahkan diri dari Zaza. "eh? hm, Oke..

*POV ZAZA* 

" Zaza berjalan menuju taman tempat ia bersama Rain duduk untuk istirahat. " Woi. Mana Rain?" Kehadiran Ar membuat Zaza menjadi gugup. "ah..ehm.. dia di ruang guru. " Jelas Zaza. "hmm...Dejavu ya" Ar memejamkan mata nya dan ikut duduk tetapi ajak berjarak dari sisi Zaza. "Ah, i-iya. " Zaza meneteskan sedikit air matanya. " lo tau apa? seenggaknya gua udah berusaha" Ar melirik tipis ke arah Zaza. " ya.. susah bagi kita" Zaza menyeka air mata yang hendak keluar. 

*POV RAIN*

"hmm, Ruang guru dimana yaa? Oh ini!" *tok..tok..tok..* "permisi " Rain membuka perlahan pintu itu dan mulai masuk ke dalam ruangan itu. " Bu Yenii! saya mau kasih formulir yang kemarin!" Rain menyodorkan formulir itu kepada Bu Yeni. " wahh, makasih Rain! kamu bisa kembali istirahat yaa" Bu yeni kembali duduk, dan Rain bergegas keluar ruangan itu dan menuju taman. 

" HAI GESS!" Rain berlari menghampiri Zaza dan Ar yang sedang duduk berdua. " Hai Rainn! sini duduk" Zaza menepuk nepuk pelan rumput itu, lalu Rain segera duduk di tengah-tengah Zaza dan Ar. Situasi canggung pun mulai terjadi. " Kamu bawa bekel apa Za?" Rain melirik ke arah Zaza. " uhm, nasi goreng. Kamu apa?" Zaza tersenyum tipis kepada Rain. " Oh, aku bawa Telur orak arik. Kalau kamu Ar?" Rain menatap Ar dengan mata yang bersinar. " Hm, nggak bawa. Nanti aja aku istirahat ke 2" Ar memalingkan pandangannya dari Rain. "*Hum? dia kenapa ya? Kok lesu gitu*" Rain reflek menyentuh kening Ar dan ia merasakah bahwa Suhu tubuh Ar sangat dingin. " Kok kamu dingin banget?Kamu juga pucet  banget. Mau aku beliin teh anget?" Rain bangkit dari duduknya dan mengeluarkan dompetnya " Eh.. boleh deh" Jawab Ar dengan ragu-ragu. Rain yang mendengar permintaan Ar pun bergegas berlari ke arah kantin. Ar yang sudah melihat Rain jauh dari lokasi itu pun segera mendekati Zaza. " uh.. Lo gimana sama Rain di kelas?" Ar menghempaskan dirinya ke rerumputan. "hm, baik-baik aja sih sebenarnya. Tapi dia kadang suka ngelamun gitu. Ar memposisikan diri untuk duduk sangat berdempetan dengan Zaza. " Za, Gua mau ngomong sama lo" Zaza meletakkan bekalnya dan kembali mendengarkan permintaan Ar " Kalau sampa-" "AAAAAAAAAAARRR!" Dari kejauhan Rain tampak berlari sembari membawa teh hangatnya itu. "hufth.. nih teh nya." Rain memberi teh itu kepada Ar " Makasih" Ar menjauhi diri dari Zaza. "* Ha? Kok Ar berduaan sama si Zaza? Apa jangan-jangan mereka dari dulu udah pacaran ya? Tapi gamau ketauan gue aja?*" Rain melirik ke arah Zaza yang kembali mengambil bekalnya. 

"Za, gua mau nanya sama lo" Rain memegang tangan Zaza dan menatapnya dengan serius. "eh?ehm apa?" Jawab Zaza dengan gugup " Lo... Lo bawa alat kebersihan gaaaa?? Gua ga bawa, Lupa tadi pagi buru-buru" Rengek Rain. "eh? em, gua ga bawa. Sama tadi pagi gua juga buru-buru hehe" Zaza menggaruk kepalanya yang tidak gatal. *bruk* "ohh. kalau kamu.. Ar? Ar???" Ar tergeletak ( pingsan ) di samping Rain, Teh hangat yang sudah setengah terminum tertumpah mengenai rerumputan di sekitar Ar. 

"ARR? KAMU KENAPA?! " 

"ARRR" 

***
**
*

RAIN TIDAK SUKA HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang