04 : Will

350 39 2
                                    

Selesai makan malam semua orang membubarkan diri, kini di taman belakang terdapat San dan Wooyoung yang sedang bicara empat mata, atas permintaan tuan Jung agar mereka mulai mengenal.

"Kamu gak perlu ngerasa kepaksa, saya dari awal pun sebenernya gak terlalu setuju atas permintaan asal dari tuan Myung, saya tau dia hanya asal bicara dan terdengar oleh tuan besar"

Wooyoung merasa sedikit tak nyaman, alih-alih mengenalkan diri, orang yang berada di hadapannya ini malah ngelantur kemana-mana.

"Ya saya juga gak begitu paham kenapa tiba-tiba punya jodoh yang sudah di siapkan, jangan merasa terbebani, saya pun belum menyetujui itu"

San tersenyum miring.

"Lagian kamu tiba-tiba muncul, setelah bertahun-tahun keluarga Jung nyari kamu kenapa baru sekarang kamu ditemukan?"

Wooyoung mengernyit bingung, apa-apaan ucapan tidak menyenangkan pria di hadapannya ini.

"Maaf ya tuan San, saya juga sedari awal menentang keputusan keluarga angkat saya, memangnya anda pikir saya senang tiba-tiba seperti ini?"

"Ya bukannya siapapun akan senang ? Dari hidup sederhana tiba-tiba menjadi putra mahkota? Semua orang di dunia ini pada dasarnya terlahir dengan pikiran uang lebih penting dari apapun"

Tentu ucapan San membuat Wooyoung merasa tersinggung, dia tidak tahu apapun tapi berani sekali menilai Wooyoung seenaknya.

"Maaf ya tuan San, jika memang anda tidak mau di jodohkan dengan saya anda bisa bicarakan itu dengan kakek saya, bukan berontak dengan bicara sembarangan seperti ini, bahkan belum 24 jam kita bertemu kau sudah pandai sekali menilai, cukup kita tidak perlu terlalu jauh untuk mengenal, silahkan nilai saya sesuka hati anda, permisi"

San tersadar dengan ucapannya, dia pun bingung kenapa harus mengucapkan kata-kata tak mengenakan seperti itu, bukankah itu lancang untuk ucapan yang dia lontarkan pada tuan muda di rumah ini?

"Sialan" umpatnya.

.
.
.

"Siapa dia berani sekali bicara seperti itu padaku, memangnya-"

Bugh

Tubuh mungil itu menabrak tubuh tinggi di depannya.

"Astaga tuan muda maaf, maaf, saya terburu-buru dan tak melihat anda"

Pria tinggi berwajah manis, jika Wooyoung tak salah ingat namanya Yunho.

"Ah tidak apa-apa, saya yang salah berjalan menunduk tak melihat jalan"

Yunho tersenyum, wajah tampannya semakin tampan saat tersenyum seperti itu dan sesaat membuat Wooyoung terpaku.

"Ini sudah malam, dan cuaca semakin dingin, tuan muda lekaslah istirahat, ka Songhwa bilang besok anda mulai bersekolah bersama kami"

Tersadar dari lamunannya Wooyoung pun menganggukan kepalanya.

"Iya, tuan Yunho, terimakasih" ucapnya canggung.

"Panggil Yunho saja tuan muda"

"Kalau begitu kau juga panggil aku Wooyoung bukan tuan muda"

Yunho tersenyum dan mempersilahkan Wooyoung untuk pergi ke kamarnya.

.
.
.

Pagi pun tiba, Wooyoung secara refleks terbangun, mungkin efek dari membiasakan diri, kasur empuk dengan selimut tebal yang dia gunakan sangat nyaman, namun perasaan dan otaknya masih berusaha untuk beradaptasi, sejak semalam tidurnya tidak terlalu nyenyak, beberapa kali Wooyoung sempat terbangun dan menyadari jika ini bukan kamar yang ada di rumah nya dulu.

ROMANTIC PRINCE  ! Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang